Proyek Jalan Ratusan Miliar Rupiah di Kendari Tersendat
›
Proyek Jalan Ratusan Miliar...
Iklan
Proyek Jalan Ratusan Miliar Rupiah di Kendari Tersendat
Proyek pembangunan jalan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, yang telah menelan anggaran ratusan miliar rupiah, terhenti sejak satu bulan terakhir.
Oleh
Saiful Rijal Yunus
·4 menit baca
KENDARI, KOMPAS - Proyek pembangunan jalan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, yang telah menelan anggaran ratusan miliar rupiah, terhenti sejak satu bulan terakhir. Belum jelasnya penganggaran pada tahun ini membuat pelaksana proyek tidak berani melanjutkan pengerjaan.
Salah satu proyek infrastruktur yang sementara terhenti adalah pembangunan Jalan Budi Utomo Baru-Abeli Dalam. Jalan sepanjang lebih dari lima kilometer ini terlihat sepi dari aktivitas pengerjaan. Sebuah papan petunjuk pengerjaan jalan menunjukkan proyek yang dimulai 19 februari 2018 ini berjangka waktu 870 hari atau hingga 2021 mendatang.
Jalan yang sebagian telah dilakukan pengerasan dan sebagian besar masih berupa jalan tanah ini menghubungkan lingkar luar dengan wilayah pusat Kota Kendari. Alat berat, truk, dan berbagai alat pengerjaan proyek tidak terlihat lagi di lokasi jalan yang dibuka sejak 2016 ini.
Kami berharap (jalan) segera diselesaikan karena jalan ini bisa menghemat waktu menuju kota.
Tarman (41), warga Abeli Dalam, menuturkan, pengerjaan jalan berhenti sejak awal Desember lalu. Hingga pertengahan Januari ini, tidak ada lagi pekerja yang melanjutkan pengerjaan jalan. “Kami berharap (jalan) segera diselesaikan karena jalan ini bisa menghemat waktu menuju kota. Sekarang memang belum macet, tapi nanti kalau kota sudah semakin ramai, jalan ini pasti berguna,” katanya.
Rizki Kurniawan, kepala proyek pengerjaan jalan dari PT Gaya Bakti Jaya, menuturkan, pengerjaan jalan memang terhenti sejak pertengahan Desember lalu. Hal tersebut sesuai kontrak tahun berjalan di 2019 untuk pengerjaan dan penyelesaian jalan.
Menurut Rizki, sejauh ini pihaknya telah menyelesaikan 38 persen dari rencana awal pengerjaan jalan. Jalan sepanjang lebih dari dua kilometer dengan dua jalur selebar total 40 meter itu telah menyerap anggaran sekitar Rp 37 miliar. Total anggaran proyek hingga tuntas mencapai Rp 92 miliar.
“Untuk tahun 2020 ini, kami belum kerja karena belum ada kejelasan sampai sekarang. Kalau kami kerja, terus tahun ini tidak jadi (dianggarkan), bagaimana? Kontrak kerjanya memang multiyears (tahun jamak), tapi tiap tahun dianggarkan lagi. Saya dengar beberapa pelaksana lain juga belum berani bekerja,” kata Rizki.
Selama 2019, Rizki melanjutkan, pihaknya menyelesaikan pengerasan jalan sepanjang dua kilometer. Selain itu, juga melakukan penimbunan serta pengerjaan talud dan saluran air. Selama terhenti, pihaknya masih sesekali turun untuk melakukan perbaikan jalan akibat hujan. Oleh karena itu, ia berharap agar segera ada kejelasan terkait kelanjutan penganggaran proyek ini.
Jalan Budi Utomo Baru-Abeli Dalam adalah jalan baru yang direncanakan ketika masa wali kota sebelumnya. Proyek jalan ini menyusul jalan lingkar yang telah dibuka sepanjang 40 kilometer dengan tujuan memperlancar akses transportasi dan logistik dari dan menuju Kota Kendari.
Pada 2018, wali kota Kendari saat itu, Adriatma Dwi Putra, bersama sang ayah, Asrun (yang juga mantan wali kota Kendari sebelum Adriatma), dan seorang kontraktor ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi karena terseret kasus pembangunan jalan dengan sistem tahun jamak.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, Jalan Budi Utomo Baru-Abeli Dalam adalah salah satu dari total enam paket program pembangunan jalan sistem tahun jamak. Total anggaran keenam paket pembangunan jalan tahun jamak ini mencapai ratusan miliar rupiah. Akan tetapi, pada 2020, nilai anggaran yang dikucurkan lebih kecil dari nilai yang direncanakan sebelumnya.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kendari Abdul Malik menyampaikan, sebanyak enam paket program pembangunan jalan dipastikan masih berlanjut di tahun 2020. Akan tetapi, beberapa program tersebut menunggu pengesahan anggaran yang akan segera ditetapkan.
“Tidak semuanya berhenti, masih ada yang jalan dari total enam paket program pembangunan jalan dengan sistem multiyears tersebut. Sekarang menunggu untuk pengesahan DIPA (daftar isian pelaksanaan anggaran),” kata Malik.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kendari Erlis Sadya Kencana menyampaikan, sepengetahuan pihaknya, belum ada program paket jalan yang dihapus atau dihentikan. Terlebih lagi, pembangunan jalan adalah program prioritas pemerintah yang diproyeksikan untuk kemajuan pembangunan di ibu kota Sultra itu.
Menurut Erlis, pembangunan jalan akan mempercepat mobilitas orang dan barang dari luar Kendari hingga menuju pelabuhan. Dengan akses masyarakat yang terbuka, perekonomian bisa berputar lebih cepat.