Sebanyak 15 dari total 17 kecamatan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, rawan bencana longsor. Kewaspadaan aparat pemerintahan dan warga pun ditingkatkan.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS - Sebanyak 15 dari total 17 kecamatan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, rawan bencana longsor. Kewaspadaan aparat pemerintahan dan warga pun ditingkatkan mengingat curah hujan yang masih berpotensi tinggi di wilayah tersebut. Tiga hari ke depan, hujan berintensitas sedang hingga lebat diprediksi mengguyur wilayah ini.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono, Kamis (16/1/2020), mengatakan, selama musim hujan masih berlangsung, potensi bencana hidrometeorologi akan tetap ada, antara lain tanah longsor, angin puting beliung, dan banjir.
Setidaknya ada 15 kecamatan yang masuk dalam kategori kerawanan menengah-tinggi terkait longsor.
Menurut Wahyu, dalam peta potensi bencana hidrometeorologi, setidaknya ada 15 kecamatan yang masuk dalam kategori kerawanan menengah-tinggi terkait longsor. Daerah itu antara lain Bojong, Cibatu, Wanayasa, Pasawahan, dan Sukatani.
Wahyu menjelaskan, pemicu longsor di sejumlah titik itu adalah curah hujan yang tinggi. Tingginya curah hujan dapat membuat kondisi tanah jenuh sehingga terjadi longsor. Apalagi, jika tidak ada tanaman kayu yang mampu menahan tanah.
Ia mencontohkan, Kecamatan Bojong menjadi salah satu perhatian karena di wilayah tersebut terjadi alih fungsi lahan dari semula tutupan tanaman keras menjadi perkebunan sayur. Selanjutnya, potensi bencana serupa juga ada di Kecamatan Wanayasa yang memiliki ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Longsor pernah terjadi di jalur penghubung Purwakarta-Wanayasa. Saat melintasi jalan di Wanayasa, pengendara dihadapkan pada situasi berkabut. Jika hujan mengguyur, kabut semakin tebal. Hal tersebut membuat jarak pandang maksimal pengendara hanya 3-5 meter.
Untuk itu, Wahyu mengatakan, pihaknya sudah menyebar informasi lokasi risiko bencana gerakan tanah melalui media sosial. Dia juga mengimbau para camat di daerah-daerah rawan itu agar meningkatkan kewaspadaan warga dan menyiagakan puluhan relawan.
Pemkab Purwakarta juga bekerja sama dengan Polres Purwakarta memasang rambu peringatan agar pengendara berhati-hati dengan potensi tanah longsor di sepanjang jalur jalan. Sarana dan prasarana untuk menghadapi bencana pun telah disiapkan, antara lain tenda dan perahu karet untuk evakuasi warga.
Tanah longsor dan banjir melanda Kabupaten Purwakarta pada Selasa (31/12/2019). Pada malam pergantian tahun itu, longsor terjadi di Desa Tegal Munjul, Kecamatan Purwakarta dan Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan. Sementara, banjir melanda Desa Hergarmanah, Kecamatan Babakancikao; serta Desa Munjul Jaya, Nagri Kidul, dan Citalang, Kecamatan Purwakarta.
Potensi banjir
Sementara, di Kabupaten Karawang, kerawanan bencana yang diantisipasi adalah banjir. Pada malam pergantian tahun, sejumlah kecamatan direndam banjir luapan Sungai Ciparage, Cikaranggelam, Cilamaya, dan Cibeet. Ketinggian air yang membanjiri permukiman berkisar 30-120 sentimeter.
Saat itu, ada enam kecamatan yang terdampak banjir, yaitu Jatisari, Cikampek, Telukjambe Barat, Banyusari, Cilamaya Wetan, dan Purwasari. Camat Cilamaya Wetan Basuki Rachmat, beberapa hari lalu, mengatakan, selama musim hujan warga diminta waspada sebab potensi banjir susulan mungkin terjadi.
Ketika hujan deras berlangsung, Basuki mengatakan, warga diminta berjaga malam dan bersiap jika ketinggian air sungai meningkat. Kecamatan ini berada di hilir sungai Cilamaya. Hujan deras yang terjadi di hulu juga berpotensi menambah limpahan volume air ke wilayah tersebut.
Ia menambahkan, warga rutin melakukan kerja bakti di Sungai Cilamaya untuk membersihkan alur sungai dari sampah dan tanaman liar. Bahkan, warga berinisiatif membuat penahan tanggul yang terbuat dari karung berisi tanah dan pasir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang menyiapkan lebih dari lima puluh personel untuk siaga bencana. Sarana perahu karet untuk mengevakuasi warga juga tersedia. Tak hanya itu, BPBD juga bekerja sama dengan sejumlah instansi untuk membantu penyaluran bantuan kepada warga terdampak bencana.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Miming Saepudin mengatakan, secara umum, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi dan disertai angin kencang bakal terjadi di Purwakarta dan Karawang hingga 19 Januari. Umumnya, potensi hujan terjadi pada sore menjelang malam.