Apa yang Harus Dilakukan Atlet Ketika Menunggu Bertanding?
›
Apa yang Harus Dilakukan Atlet...
Iklan
Apa yang Harus Dilakukan Atlet Ketika Menunggu Bertanding?
Atlet-atlet bulu tangkis kadang harus menunggu berjam-jam untuk bertanding, terutama yang mendapat jadwal tanding malam. Kondisi itu menuntut kejelian atlet untuk menyiasati jadwal, supaya stamina tubuh tetap prima.
Oleh
YULIA SAPTHIANI & Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
Sebagai cabang yang tak dipatok batas waktu, seperti sepak bola yang memiliki peraturan 2 x 45 menit, pertandingan bulu tangkis bisa dimulai dan berakhir jam berapa pun. Atlet, bahkan, harus menahan kantuk saat harus bermain menjelang tengah malam.
Berada di urutan ke-16 (terakhir) jadwal laga di Lapangan 4 Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (14/1/2020), Jonatan “Jojo” Christie harus menanti selesainya 15 pertandingan lain yang memakan waktu 11 jam 46 menit. Ditambah jeda beberapa menit antarpertandingan—pertandingan pertama di Lapangan 4 dimulai pukul 09.10—Jojo akhirnya memasuki lapangan sekitar pukul 22.30 WIB dan menyelesaikan pertandingan 40-an menit kemudian.
Tampil pula pada waktu yang bersamaan dan hanya sekitar satu jam sebelum Jojo adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Rian pernah bermain dalam kondisi mengantuk ketika memulai pertandingan pukul 23.00. Jam biologis menuntut tubuhnya untuk tidur dalam waktu seperti pada hari-hari lainnya.
“Bertanding pada pukul 22.00 atau lewat biasanya terasa ngantuk. Saya pernah main pukul 23.00 dan ngantuk. Saat main dalam waktu seperti itu, efeknya paling terasa ke stamina,” kata Rian.
Waktu saat menunggu bertanding digunakan untuk latihan ringan, istirahat, dan makan. Fajar, misalnya, berlatih di lapangan bulu tangkis atau tempat latihan fisik pada pagi hari.
“Siang menuju sore lebih banyak istirahat dan makan yang benar. Enaknya sih bertanding siang, tapi namanya jadwal, ya, enggak bisa pilih,” kata Fajar.
Sementara Hendra lebih menyukai bertanding sore. “Kalau main malam, nunggunya lama. Saya pernah menunggu karena pertandingan-pertandingan sebelumnya lama, tapi karena sudah berada di stadion, ya, sudah nunggu saja, mau gimana lagi,” kata Hendra.
Hendra mengatur aktivitas agar tampil fit saat harus bertanding malam. Sebelum melawan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India) pada babak pertama, yang dimulai Rabu menjelang pukul 21.00, Hendra berlatih di lapangan bulu tangkis pada pagi hari, makan, istirahat, makan besar lagi pada sore hari, lalu makan makanan kecil sejam kemudian.
Adaptasi
Dokter spesialis keolahragaan Michael Triangto mengatakan, segala sesuatu yang tidak seiring jam biologis akan mengganggu keseimbangan kehidupan atlet. Untuk atlet yang bertanding di negara lain dengan perbedaan waktu mencolok, hari-hari pertama sangat krusial. Mereka harus secepat mungkin menyesuaikan diri dengan waktu setempat agar lebih mudah pada hari-hari berikutnya.
Penyesuaian dalam aktivitas tak kalah penting ketika atlet bertanding di negara sendiri, seperti yang dilakukan atlet-atlet Indonesia di Indonesia Masters. Ini karena waktu bertanding cenderung berbeda dengan jadwal latihan sehari-hari, yang biasanya berlangsung pagi hingga siang dan sore.
“Bagi mereka yang harus bertanding pada malam hari, setelah latihan pagi dan makan, sebaiknya beristirahat. Ini bisa dilakukan dengan tidur atau hanya berbaring. Jangan menggunakan waktu sebelum bertanding untuk jalan-jalan karena akan lelah,” kata Michael.
Pola makan dan hidrasi menjelang tampil juga harus diperhatikan. “Makan besar terakhir sebaiknya sekitar tiga jam sebelum pertandingan karena rasa lapar biasanya muncul lagi empat jam setelah makan. Sebelum lapar itu muncul, sebaiknya makan kecil seperti buah, sejam sebelum bertanding. Ini membantu menjaga gula darah,” kata Michael.
Adapun hidrasi diperlukan untuk menjaga kekuatan otot atlet. Jika atlet terkena dehidrasi, kekuatan otot akan berkurang dan atlet bisa cedera.
Tampil pada jam berapa pun menjadi risiko yang harus diterima atlet bulu tangkis. Penampilan mereka bisa terjaga, di antaranya melalui kedisiplinan dalam pola hidup, termasuk sebelum bertanding.