Panglima TNI dan Kepala Polri menekankan pentingnya sinergitas TNI-Polri dalam mendukung pembangunan nasional. Sinergitas yang terjadi di level atas diharapkan terus mengakar sampai ke jajaran di tingkatan paling bawah.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·4 menit baca
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Polri Jenderal Idham Azis memberikan arahan kepada 2.900 prajurit TNI dan Polri di Ambon, Maluku, Jumat (17/1/2020) pagi. Kedua pucuk pimpinan tertinggi itu menekankan pentingnya sinergitas TNI-Polri dalam mendukung pembangunan nasional. Sinergi yang terjadi di level atas diharapkan terus mengakar sampai ke jajaran di tingkatan paling bawah.
Selesai pengarahan, dari balik panggung, muncul beberapa Polisi Wanita dan Korps Wanita Angkatan Darat menuju barisan, lalu berdiri paling depan. Dalam sekejap, alunan musik remix lagu berjudul "Kaka Enda" diputar. Mereka pun mulai bergoyang.
Tarian "Kaka Enda" belakangan menjadi perekat bagi aparat TNI dan Polri di Maluku.
Hadi, Idham, Kepala Polda Maluku Inspektur Jenderal Royke Lumowa, dan beberapa perwira tinggi TNI-Polri turun dari panggung lalu ikut bergoyang. Gerakan maju-mundur dan beberapa variasi memutar badan itu hampir mirip dengan tarian komando prajurit.
Tarian "Kaka Enda" belakangan menjadi perekat bagi aparat TNI dan Polri di Maluku. Setiap kegiatan, seperti olahraga bersama, bakti sosial, hingga apel pengamanan, selalu diwarnai dengan tarian tersebut.
Syair dan gerakan tarian yang mudah membuat lagu itu populer di kawasan timur Indonesia, seperti Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Lagu dengan lirik dalam dialek Melayu Manado itu dipopulerkan oleh Javrendzia Eka Putry Pasanea.
Prajurit TNI dari semua matra dan Polri menari dengan penuh semangat sambil menyanyi. Hadi mengaku bangga dan terharu dengan sinergi TNI dan Polri di Maluku. Tak hanya di tempat itu, Kamis kemarin, ia melihat personel TNI dan Polri berbaur di pinggir jalan yang dilewatinya dari Bandar Udara Pattimura di Kota Ambon ke tempat penginapan di kawasan Teluk Baguala, Kabupaten Maluku Tengah.
Mudah-mudahan sinergi di Maluku ini bukan hanya seremonial, tapi memang betul-betul dilaksanakan dari hati yang paling dalam.
Ia mengibaratkan pembauran itu seperti harmoni warna pelangi. Ia berharap, sinergitas itu terus dipertahankan dan ditingkatkan hingga masa-masa mendatang.
"Mudah-mudahan sinergi di Maluku ini bukan hanya seremonial, tapi memang betul-betul dilaksanakan dari hati yang paling dalam. Tujuannya adalah bagaimana memadukan dua kekuatan, antara TNI dan Polri, untuk menjaga stabilitas keamanan di Indonesia," kata Hadi, yang pernah mengunjungi Ambon saat masih menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara.
Ia mengatakan, sinergitas TNI dan Polri sudah teruji dalam mengawal sejumlah agenda nasional, seperti pemilihan kepala daerah serentak pada tahun 2018 dan Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden tahun 2019. Kendati banyak tantangan dan kendala, momentum itu dapat dilewati dengan baik. "Itu berkat kerja keras dan keikhlasan para prajurit TNI dan Polri untuk melaksanakan tugas yang diberikan negara," ujarnya.
Ia berpesan, potensi gesekan sesama aparat keamanan harus dihindari. TNI dan Polri wajib memberi contoh yang baik kepada masyarakat. "Yang memberikan baret, memberikan topi, memberikan sepatu, adalah rakyat. Rakyat ingin melihat kekuatan besar yang dimiliki oleh Indonesia itu bisa bersatu dan menyenangkan hati rakyat. Rakyat menangis apabila melihat ada perselisihan antara TNI dan Polri," kata Hadi.
Menurut catatan Kompas, gesekan antara oknum aparat Polri dan TNI di Maluku dalam enam tahun terakhir relatif minim. Jika muncul gesekan, pimpinan tertinggi di daerah langsung menangani sehingga tidak merambat ke mana-mana.
Seperti contoh, pada 20 Desember 2019 lalu, oknum personel Brimob dan TNI Angkatan Darat terlibat bentrok di Saumlaki, ibu kota Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Bentrok itu berawal dari teguran anggota Brimob kepada anggota TNI yang tidak mengenakan helm.
Keesokan harinya, Kepala Polda Maluku Inspektur Jenderal Royke Lumowa dan Panglima Kodam XVI/Pattimura Mayor Jenderal Marga Taufiq langsung terbang ke Saumlaki untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kedua oknum yang memicu bentrok dipertemukan lalu saling memaafkan di hadapan kedua jenderal bintang dua itu. Mereka lalu makan dan bergoyang bersama, tak lain diiringi oleh lagu "Kaka Enda". Saumlaki pun kini kondusif.
Senada dengan Hadi, Idham dalam sambutannya juga menyampaikan apresiasinya atas sinergitas TNI dan Polri di Maluku. Ia menambahkan, dalam menghadapi pilkada serentak tahun 2020, TNI dan Polri diharapkan menjaga netralitas. Sikap TNI dan Polri ikut menentukan kelancaran pilkada.
Sebaliknya, ketikdaknetralan dapat memicu konflik, baik antara aparat dengan aparat, masyarakat dengan aparat, maupun masyarakat dengan masyarakat. "Sinergitas TNI dan Polri untuk negara dan rakyat," ujar Idham.
Royke, dalam sambutan mewakili TNI dan Polri di Maluku, mengatakan, kehadiran Panglima TNI dan Kapolri memberikan suntikan motivasi bagi 18.000 personel Polri dan TNI di Maluku. Kehadiran kedua pucuk pimpinan secara bersamaan itu menunjukkan kekompakan harus ditiru hingga jajaran paling bawah.
Sebagai pimpinan Polri di Maluku, ia berjanji akan terus menjaga soliditas itu. "Kebersamaan TNI dan Polri di Maluku sangat indah seiring dengan balutan budaya Maluku. Ale rasa beta rasa, potong di kuku rasa di daging. Sagu salempeng dibagi dua," kata Royke.
Kebersamaan TNI dan Polri harus terus dijaga. Jangan sampai mudah retak oleh hal-hal sepele. Seperti tarian "Kaka Enda", prajurit TNI dan Polri harus kompak dan harmonis dalam satu gerakan demi Indonesia tercinta.