Tim bola voli putri Jakarta Pertamina Energi menargetkan juara Proliga musim 2020. Target tinggi itu didukung dengan merekrut tujuh pemain tim nasional Indonesia serta pelatih berpengalaman asal Azerbaijan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah gagal meraih gelar juara karena takluk 2-3 dari Jakarta PGN Popsivo Polwan pada laga final Proliga 2019, tim putri Jakarta Pertamina Energi berbenah habis-habisan menyambut Proliga 2020. Mereka merekrut tujuh pemain tim nasional bola voli Indonesia yang ikut meraih medali perunggu SEA Games 2019 di Filipina. Bermodal kekuatan itu, Pertamina Energi memasang target juara Proliga 2020.
Tujuh pemain timnas itu adalah kapten tim Wilda Siti Nurfadhilah Sugandi, Agustina Wulandari, Dita Azizah, Novia Andriyanti, Ratri Wulandari, Tisya Amallya Putri, dan Yulis Indahyani. Tim putri Pertamina Energi juga akan diperkuat oleh open spiker dari Azerbaijan, Odina Aliyeva.
”Dengan beragam persiapan yang ada, kami menargetkan tim putri untuk juara, sedangkan tim putra minimal finalis,” ujar Direktur Pemasaran Korporat PT Pertamina (Persero) Basuki Trikora Putra mewakili Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam peluncuran tim Pertamina Energi di Jakarta, Jumat (17/1/2020).
”Lebih dari itu, kami berharap dari tim ini juga bisa muncul bibit-bibit baru pemain bola voli yang bisa membela timnas Indonesia suatu hari nanti,” kata Basuki.
Tim putri Pertamina Energi juga menunjuk Ziya Rajabov asal Azerbaijan sebagai pelatih. Ziya akan diasisteni Octavian, pelatih kepala timnas Indonesia pada SEA Games 2019 dan prakualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Octavian sangat memahami karakter para pemain timnas sehingga bisa memberikan masukan penting untuk Ziya.
”Ziya ini punya banyak pengalaman melatih di sejumlah liga bola voli di Eropa. Dia diyakini punya banyak ilmu mengenai taktik ataupun strategi baru yang bisa ditularkan kepada para pemain nasional ataupun pelatih nasional yang ada di tim. Dengan pengalaman melatih timnas di SEA Games 2019 dan prakualifikasi Olimpiade 2020, saya diharapkan bisa membantu Ziya untuk lebih cepat beradaptasi dengan kompetisi di Indonesia,” kata Octavian.
Kendati demikian, Octavian menekankan, dirinya tidak mau tim terlalu jemawa dengan banyaknya pemain berlabel timnas dan keberadaan pelatih asing. Sebab, itu menjadi dua sisi mata pisau. Di satu sisi, kualitas individu pemain yang ada di tim tidak perlu diragukan lagi. Namun, di sisi lain itu justru bisa membuat kepercayaan diri berlebih sehingga lengah menghadapi potensi lawan.
Apalagi lawan pasti akan lebih siap ketika bertemu dengan mereka yang banyak diisi oleh pemain timnas. ”Untuk itu, saya minta para pemain tetap fokus dan mengeluarkan kemampuan terbaik di setiap laga. Jangan jemawa dengan status sebagai pemain timnas, apalagi persaingan Proliga 2020 ini cukup merata,” kata Octavian.
Lebih realistis
Tim putra Pertamina Energi lebih realistis dalam menatap Proliga 2020 dengan target lolos ke final. Musim lalu mereka duduk di peringkat ketiga setelah menaklukkan Palembang Bank SumselBabel 3-1 (23-25, 28-26, 25-21, 25-17) dalam laga perebutan tempat ketiga.
Pelatih kepala tim putra Jakarta Pertamina Energi Pascal Wilmar mengatakan, musim ini Surabaya Bhayangkara Samator yang berstatus sebagai juara bertahan tetap solid. Samator tidak banyak berubah dibandingkan musim lalu. Selain itu, ada tim putra Jakarta BNI 46 yang diperkuat tujuh hingga delapan pemain timnas bola voli Indonesia pada SEA Games 2019.
Adapun tim putra Pertamina Energi hanya diperkuat oleh satu pemain timnas Indonesia, yakni quicker Hernanda Zulfi. Selebihnya, mereka diperkuat kombinasi sejumlah pemain berpengalaman dan pemain muda yang rata-rata berusia di bawah 25 tahun. Salah satu pemain pengalaman yang diandalkan adalah kapten tim Agung Seganti.
”Jadi, kami tidak mau muluk-muluk langsung menargetkan juara. Minimal bisa dua besar dulu saja,” ujar Pascal.
Kendati demikian, Pascal menyampaikan, timnya tidak tertutup kemungkinan untuk membuat kejutan. Sebab, mereka diperkuat oleh dua pemain asing cukup berkualitas dan baru perdana main di Indonesia. Mereka adalah pemain asing asal Amerika Serikat, Jaffmanzo, yang berposisi open spiker dan pemain asal Ukraina, Vitalii Sukhinin, yang berposisi opposite.
Kedua pemain itu pernah memperkuat timnas masing-masing dan berpengalaman bermain di sejumlah liga bola voli top dunia. Jika mereka bisa cepat beradaptasi, tim putra Pertamina Energi diyakini bisa melangkah melebihi target. ”Karena menjadi asisten pelatih timnas pada SEA Games kemarin, saya juga sudah paham dengan cara bermain para pemain timnas tersebut. Jadi, kalau bertemu mereka, saya paham dengan kelebihan dan kekurangan mereka serta yakin bisa meredamnya,” kata Pascal.