Pemerintah menyiapkan mekanisme Dana Abadi Kebudayaan. Dana Abadi Kebudayaan berasal dari pengembangan anggaran pemerintah sebesar Rp 5 triliun yang ditanamkan pada lembaga pengembangan keuangan.
Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Pemerintah menyiapkan mekanisme Dana Abadi Kebudayaan. Dana Abadi Kebudayaan berasal dari pengembangan anggaran pemerintah sebesar Rp 5 triliun yang ditanamkan pada lembaga pengembangan keuangan yang hasilnya akan digunakan untuk pembiayaan kebudayaan.
Praktik penggalangan dana abadi ini mengambil konsep seperti yang telah diterapkan pemerintah, seperti Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dana haji, dan sebagainya. “Di sinilah nantinya semua usulan kerja sama kebudayaan masuk, kemudian diolah tim yang melibatkan panel ahli dari luar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menilai proposal-proposal yang masuk, diasesmen, diseleksi, dan sebagainya,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Hilmar Farid, Kamis (16/1/2020) malam di Jakarta.
Dana Abadi Kebudayaan akan dikelola oleh Badan Layanan Umum (BLU) yang beranggotakan tim seleksi dari luar Kemdikbud. Penunjukkan tim eksternal ini bertujuan agar tak muncul konflik kepentingan dalam proses seleksi proposal kerja sama.
Menurut Hilmar, dalam mengajukan proposal kerja sama, tiap orang atau lembaga hanya bisa mendaftar dua kali setahun untuk memudahkan proses pencatatan administrasi. “Pembatasan ini melatih siapa pun agar menyiapkan proposal jauh-jauh hari. Sementara untuk proposal bantuan biaya perjalanan pada acara penting bisa diajukan dan akan tetap diadakan tiap tahun,” ujarnya.
Pengajuan proposal dipusatkan
Pembentukan BLU Dana Abadi Kebudayaan diharapkan meminimalkan duplikasi penyaluran bantuan program. Prinsipnya, satu proposal tak bisa dimanfaatkan untuk meminta beberapa bantuan dari direktorat yang berbeda-beda. Karena itu, semua pengajuan program kini dipusatkan pada satu pintu.
“Dulu ada bantuan ini itu yang penyalurannya lewat direktorat masing-masing. Seringkali muncul pengajuan bantuan ke direktorat A yang ternyata juga diajukan ke direktorat B. Masing-masing direktorat kurang memantau karena sibuk dengan urusan sendiri-sendiri. Ini menjadi soal bagi kita. Sekarang ‘rumah bersamanya’ di Dana Abadi Kebudayaan,” kata Hilmar.
Dulu ada bantuan ini itu yang penyalurannya lewat direktorat masing-masing. Seringkali muncul pengajuan bantuan ke direktorat A yang ternyata juga diajukan ke direktorat B.
Sembari menunggu penyusunan kelembagaan BLU Dana Abadi Kebudayaan terbentuk, Direktorat Jenderal Kebudayaan tetap membuka pelayanan jika muncul pengajuan kerjasama dari luar. Begitu BLU jalan, maka pelayanan tinggal dialihkan ke sana.
Dana Abadi Kebudayaan harapannya akan dikelola orang-orang yang mengerti benar tentang usulan-usulan program kebudayaan. Di sana dibutuhkan sumber daya manusia yang memahami detail tentang administrasi keuangan sekaligus substansi kebudayaan.
Selain BLU Dana Abadi Kebudayaan, Galeri Nasional Indonesia juga tengah bersiap mengembangkan diri menjadi BLU. Dengan menjadi BLU, Galeri Nasional Indonesia secara birokratis akan lebih luwes dan semakin berkembang.
”Semangatnya bukan profit, melainkan lebih untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Ke depan, konsepnya Galnas akan menjadi Koordinator BLU yang membawahi Museum Basoeki Abdullah serta mengurusi koleksi-koleksi seni di istana-istana kepresidenan,” kata Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto.
Dari sisi tingkat kunjungan, Galnas memiliki potensi bagus untuk berkembang menjadi BLU. Tahun 2019 per 30 November 2019, Galnas telah menggelar 20 kegiatan yang dikunjungi 201.587 orang. Itu belum termasuk kegiatan- kegiatan lain yang diselenggarakan Galnas di luar kota yang jumlah kunjungannya mencapai 17.678 orang.
Sebagai contoh, pameran temporer di Galnas selama 2019 per 30 November 2019 berhasil menampilkan 2.171 karya dari 543 seniman, baik dari dalam maupun luar negeri. Dari total 2.171 karya tersebut, 2.126 karya disajikan 502 seniman pada pameran temporer di Galnas, sedangkan 45 karya lainnya dari 41 perupa ditampilkan pada pameran temporer di luar Galnas.