Belasan genangan muncul di Jakarta akibat hujan lebat pada Sabtu dini hari hingga pagi tadi. Namun, sore ini, genangan telah surut. Curah hujan pada Sabtu ini masih lebih rendah dibanding pada 1 Januari lalu.
Oleh
Irene Sarwindaningrum
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Hujan lebat yang mengguyur Sabtu (18/1/2020) pagi masih menimbulkan genangan di sejumlah jalan dan pemukiman di DKI Jakarta. Luapan air sungai dan saluran air itu terjadi di setidaknya 17 jalan dan sejumlah perkampungan. Namun, hingga sore ini, rata-rata genangan sudah surut.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Subejo, jalan yang sempat tergenang terdapat di lima wilayah DKI Jakarta. Genangan juga sempat muncul di jalan-jalan protokol seperti di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Gatot Subroto, Jalan Letnan Jenderal S Parman dan Jalan Cikini Raya dengan ketinggian air hingga sekitar 20 sentimeter (cm).
“Penyebab curah hujan yang tinggi dan rata-rata surut pagi hingga siang hari dari pukul 07.00-10.30,” katanya di Jakarta, Minggu.
Genangan terparah terjadi di jalan-jalan sekitar Kebayoran Lama dengan ketinggian air mencapai sekitar 50 sentimeter di Jalan Pandan dan Jalan Rambai.
Sementara itu, luapan sejumlah kali juga mengakibatkan beberapa perkampungan tergenang seperti di Bendungan Hilir, Kemandoran, Cikini, dan Tanjung Dureng. Kali yang meluap di antaranya Kali Krukut, Kali Grogol dan Kali Sekretaris.
Curah hujan pada Sabtu pagi jauh lebih rendah dari curah hujan ekstrem yang terjadi pada 1 Januari lalu yang mencapai 377 milimeter (mm) di Halim Perdana Kusuma. Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, hujan Sabtu pagi tercatat 74 mm di Halim Perdana Kusuma dan 79 mm di Kemayoran. BMKG memperkirakan hujan lebat masih berpotensi di DKI Jakarta 17-23 Januari.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan, saat ini pihaknya masih terus melakukan pengerukan dan memperbaiki pompa-pompa yang sempat rusak karena terendam banjir pada 1 Januari lalu untuk bersiap menyambut puncak musim hujan.
Sekitar 70 pompa air sempat rusak karena terendam banjir maupun tersangkut sampah pada banjir 1 Januari lalu. Setelah perbaikan, setidaknya 30 pompa sudah diperbaiki dan berfungsi.
Kendati demikian, ia menyatakan, di seluruh rumah pompa tersedia pompa yang berfungsi baik. “Jadi di satu rumah pompa mungkin ada satu yang rusak,” katanya.
Menurut Juaini, terdapat 379 hektar waduk dan situ di Jakarta. Sekitar 168 hektar di antaranya perlu revitalisasi. Sementara masih ada 233 hektar yang perlu pembebasan lahan. “Lokasi lahannya beragam. ‘kan dari tiap waduk itu ada yang kurang 5 hektar ada yang 10 hektar,” ujarnya.
Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta juga terus mengerjakan sumur resapan sebagai salah satu pencegahan banjir. Tahun 2019, dari target 1.000 sumur resapan, Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, kata Juaini, merealisasikan 1.200 sumur resapan. Tahun 2020, ditargetkan 3.000 pembuatan sumur resapan di Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta yang anggaran dan pengerjaannya dilakukan di suku-suku dinas. Untuk pembuatan sumur resapan ini, alokasi anggaran di suku dinas totalnya sekitar Rp 100 miliar.