Korban longsor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tidak berani kembali ke tempat tinggalnya. Mereka ingin melanjutkan hidup di lokasi baru yang lebih aman.
BOGOR, KOMPAS Dua pekan lebih setelah bencana banjir dan longsor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, warga masih mengungsi dari tempat tinggal mereka. Warga korban bencana khawatir musibah susulan kembali terjadi karena permukiman mereka di daerah rawan bencana. Dibutuhkan solusi agar mereka bisa tinggal di tempat yang lebih aman.
Pemerintah Kabupaten Bogor mencatat, korban longsor yang mengungsi mencapai 19.821 orang. Di Kecamatan Sukajaya ada 14.233 orang, di Kecamatan Nanggung terdapat 4.217 orang, di Kecamatan Cigudeg 1.212 orang, sedangkan di Jasinga sebanyak 159 orang.
Abi (43), warga Kampung Sinar Harapan, Desa Harkatjaya, Kecamatan Sukajaya, masih bertahan di pengungsian hingga Jumat (17/1/2020). Abi dan warga lain tidak banyak beraktivitas di sana. Mereka sebelumnya bertani di sekitar tempat tinggalnya. ”Rumah saya aman, tetapi saya tidak berani tinggal di situ lagi. Masih rawan longsor. Saya berharap ada bantuan rumah,” ujarnya.
Kampung Abi merupakan daerah yang terkena dampak longsor terparah di Bogor. Ada tujuh korban jiwa yang tertimbun di desanya. Sementara tiga warga lain belum ditemukan hingga semalam. Belakangan, Abi dan warga lain mulai bosan di pengungsian. ”Kami harus tetap hidup. Anak-anak juga harus sekolah,” kata Abi.
Kondisi serupa dialami Aji (31), warga Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga. Hingga Jumat malam, ia masih menumpang di rumah kerabatnya. Setelah banjir bandang menghantam desanya awal tahun ini, Aji masih berjuang membersihkan rumahnya dari pasir, juga lumpur. Meski sudah dibersihkan, endapan lumpur di dalam rumahnya masih tersisa 15 sentimeter. Kondisi rumah juga tidak layak pakai karena miring, retak, dan jebol di sejumlah bagian.
Masa tanggap darurat
Pemkab Bogor memperpanjang masa tanggap darurat hingga 30 Januari. Keputusan ini diambil karena masih banyak pengungsi yang belum tertangani. Sejalan dengan itu, akses menuju wilayah terdampak belum sepenuhnya terbuka. Merespons kebutuhan warga, Pemkab Bogor menyiapkan hunian tetap dan bantuan perbaikan rumah. Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin menegaskan, masa tanggap darurat telah diperpanjang hingga 14 hari ke depan.
Selama perpanjangan masa tanggap darurat, Pemkab Bogor akan menuntaskan relokasi korban dan memperbaiki rumah warga. Terkait rencana itu, Pemkab Bogor berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. ”Saya minta camat dan kepala desa mendata korban dan rumah rusak hingga wilayah yang sudah bisa dihuni atau tidak oleh warga terdampak,” kata Ade.
Menurut Ade, para pengungsi akan dipindahkan sementara di rumah penduduk yang lokasinya aman dari bencana. Berkaitan dengan relokasi, Ade mengaku telah menyampaikan kepada Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk melobi PT Perkebunan Nusantara (Persero) terkait kebutuhan lahan baru.
Mengenai pengungsi korban longsor di Bogor, Ridwan Kamil telah menyiapkan bantuan. Nilainya Rp 25 juta untuk warga yang rumahnya rusak ringan dan sedang serta Rp 50 juta untuk yang korban dengan rumah rusak berat. Bantuan itu dijanjikan segera dikucurkan. (GIO)