Korban Virus Baru Bertambah
Korban meninggal dan sakit akibat virus korona jenis baru dari Wuhan, China, bertambah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan soal potensi penyebaran.
Korban meninggal dan sakit akibat virus korona jenis baru dari Wuhan, China, bertambah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan soal potensi penyebaran.
BEIJING, JUMAT— Komisi Kesehatan Wuhan, China, menyatakan dalam laman resminya, Kamis (16/1/2020), korban meninggal akibat virus korona jenis baru bertambah satu orang.
Korban meninggal itu adalah seorang pria berusia 69 tahun. Ia mengalami gangguan pernapasan pada 31 Desember 2019. Pria tersebut meninggal pada Rabu (15/1).
Saat dirawat di rumah sakit, ia juga mengalami gangguan fungsi ginjal, kerusakan parah pada banyak organ, peradangan otot jantung, dan kondisi memprihatinkan lainnya. Tidak dijelaskan apakah kondisi tersebut sudah ada sebelumnya atau akibat dari virus korona.
Adapun korban meninggal pertama adalah laki-laki berusia 61 tahun yang memiliki tumor perut dan penyakit hati kronis. Sampai saat ini 41 orang di kota Wuhan telah terdiagnosis terinfeksi virus korona. Hingga Kamis, dari jumlah tersebut, 12 pasien telah sembuh dan pulang dari rumah sakit. Adapun kondisi 5 pasien lainnya masih serius.
China benar-benar tidak ingin epidemi sindrom pernapasan akut parah (SARS)
tahun 2002 yang menyebar hingga ke puluhan negara dan menewaskan hampir 800 orang di China terulang kembali. Untuk itu, Pemerintah China telah menelusuri lebih dari 700 orang yang kontak dengan pasien. Sejauh ini tidak ditemukan kasus pada orang-orang tersebut.
Namun, Komisi Kesehatan Wuhan belum mengesampingkan kemungkinan penularan manusia ke manusia. Lembaga itu mengungkapkan, ada seorang perempuan yang kemungkinan tertular virus korona dari suaminya.
Selain korban meninggal di China, korban yang tertular virus korona jenis baru seperti di Wuhan juga bertambah dengan terdeteksinya pasien kedua di Thailand dan pasien pertama di Jepang.
Selain korban meninggal di China, korban yang tertular virus korona jenis baru seperti di Wuhan juga bertambah dengan terdeteksinya pasien kedua di Thailand dan pasien pertama di Jepang.
Otoritas Thailand merawat seorang perempuan China berusia 74 tahun karena menunjukkan gejala-gejala seperti pasien di Wuhan ketika tiba di Bandar Udara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok, dari Wuhan, Senin (13/1).
”Kami sangat yakin bahwa kami bisa mengendalikan penyebaran penyakit ini,” kata Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul.
Sementara itu, pada Kamis, Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan adanya virus korona jenis baru dari Wuhan pada seorang pria berumur sekitar 30 tahun yang belum lama ini berkunjung ke Wuhan. Kantor berita Kyodo melaporkan bahwa pria tersebut merupakan warga China.
Pria tersebut dirawat di rumah sakit dengan gejala pneumonia. Kini, kondisi pria itu kian membaik.
Penyebaran
Meski sejauh ini kasus pneumonia hanya melibatkan individu yang tinggal dan
pernah mengunjungi Wuhan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan peringatan bahwa penyebaran yang lebih luas mungkin terjadi. WHO memperingatkan rumah sakit di seluruh dunia akan hal itu.
Penyebab pasti merebaknya kasus pneumonia akibat virus korona jenis baru tersebut belum jelas.
Penyebab pasti merebaknya kasus pneumonia akibat virus korona jenis baru tersebut belum jelas. Namun, pasar ikan di Wuhan diduga menjadi pusat penyebaran.
WHO, China, dan sejumlah negara berusaha mencegah virus ini menyebar menjelang libur Imlek pekan depan ketika sekitar 1,4 miliar warga China akan mudik dan bepergian ke luar negeri. Beijing pun meningkatkan tindakan desinfeksi di pusat-pusat transportasi utama, sedangkan WHO menyebarluaskan panduan pengendalian dan pencegahan infeksi bagi rumah sakit di seluruh dunia.
Adapun petugas karantina kesehatan empat bandara di Thailand, yang memiliki penerbangan langsung dari Wuhan, juga meningkatkan pengawasan. Keempat bandara tersebut adalah Suvarnabhumi, Don Muang, Chiang Mai, dan Phuket.
Sejak 3 Januari 2020, Thailand telah menapis 13.624 penumpang. Selama libur Imlek pekan depan, diperkirakan ada sekitar 1.300 wisatawan dari Wuhan berkunjung ke Thailand dalam sehari.
Kementerian Kesehatan Thailand juga telah meminta maskapai penerbangan AirAsia dan China Southern Airlines yang memiliki penerbangan langsung ke Wuhan setiap hari untuk mencegah penumpang yang demam dan menunjukkan gejala gangguan pernapasan untuk naik pesawat.
(REUTERS/AP/AFP/ADH)