Suram Tahun Lalu, Ekspansi Kredit Tahun Ini Menjanjikan
›
Suram Tahun Lalu, Ekspansi...
Iklan
Suram Tahun Lalu, Ekspansi Kredit Tahun Ini Menjanjikan
Pertumbuhan penyaluran pembiayaan perbankan sepanjang 2019 tertekan perlambatan ekonomi global. Namun kondisi fundamental industri yang masih kuat membuat optimisme peningkatan ekspansi kredit perbankan tahun ini terjaga
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pertumbuhan penyaluran pembiayaan perbankan di sepanjang 2019 tertekan oleh perlambatan ekonomi global. Namun kondisi fundamental industri yang masih kuat membuat optimisme peningkatan ekspansi kredit perbankan tahun ini terjaga.
Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan penyaluran kredit pada tahun 2019 mencapai Rp 5.616,81 triliun, tumbuh 6,08 persen dibandingkan 2018. Pertumbuhan ini bahkan terpangkas jauh dari tahun sebelumnya sebesar 11,7 persen.
Angka pertumbuhan ini berada di bawah ekspektasi regulator. Di awal 2019, OJK mematok target pertumbuhan kredit di kisaran 12 persen - 14 persen. Pada akhir triwulan I-2019 OJK memangkas target tersebut menjadi 9 persen - 11 persen. Selanjutnya pada Juni 2019 OJK kembali memangkas target akibat melemahnya permintaan global menjadi 8 persen - 10 persen.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana membenarkan melambatnya perekonomian global memperlambat pertumbuhan kredit nasional. Namun sepanjang tahun lalu, perbankan masih giat menyalurkan pembiayaan melalui kantor perwakilan di luar negeri maupun instrumen lain seperti surat berharga.
OJK mencatat, pembiayaan perbankan melalui pembelian instrumen surat berharga menunjukkan pertumbuhan sebesar 15,8 persen sepanjang 2019 menjadi Rp 97 triliun. Adapun pembiayaan dari kantor perwakilan bank luar negeri (offshore) alami peningkatan 133,6 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp 130,4 triliun.
“Jadi walaupun pertumbuhan kredit hanya 6,09 persen, total pertumbuhan pembiayaan perbankan mencapai 9,2 persen,” ujar Heru saat dihubungi, Senin (20/1/2019).
Tahun ini, OJK optimistis pertumbuhan penyaluran kredit berada dikisaran 10 persen sampai 12 persen. Menurut dia, masih ada potensi dari proyek pemerintah seperti infrastruktur yang belum selesai dan nantinya dibiayai oleh perbankan.
Jadi walaupun pertumbuhan kredit hanya 6,09 persen, total pertumbuhan pembiayaan perbankan mencapai 9,2 persen,
Di samping itu, lanjut Heru, perbankan masih memiliki banyak ruang yang bisa untuk menggenjot penyaluran pembiayaan. Selain melalui pemberian kredit langsung, perbankan dapat lakukan pembelian obligasi korporasi, obligasi pemerintah, dan juga menjadi perantara dana bank asing untuk proyek sektor riil dalam negeri.
Secara keseluruhan OJK menilai fundamental perbankan pada 2019 masih kuat. Ini tergambar dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan yang mencapai 23,3 persen. Adapun rasio intermediasi (loan to deposit ratio/LDR) sebesar 93,6 persen. Di samping itu, rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) alami penyusutan dari 2018 sebesar 5,1 persen menjadi 4,9 persen.
“Dari data tersebut, kami optimistis stabilitas sektor perbankan ke depan akan tetap terjaga,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2020 pekan lalu.
Sikap moderat
Meski regulalotor optimistis pertumbuhan kredit akan melonjak tahun ini, para bankir memiliki proyeksi yang lebih moderat. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, menargetkan pertumbuhan kredit pada 2020 hanya di kisaran 9 persen.
“Di awal tahun kita tidak berani terlalu optimis. Tapi kalau permintaan besar, realisasi (penyaluran kredit BCA) juga bisa tinggi dari industri (perbankan),” ujarnya.
Sepanjang 2019 BCA mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 9,3 persen. Adapun tahun 2018, BCA mencatatkan peningkatan penyaluran kredit mencapai 15,1 persen di saat pertumbuhan kredit industri perbankan mencapai 12,88 persen.
Tahun ini, BCA tidak akan banyak melakukan aksi korporasi sehingga bisa fokus pada penyelesaian rencana kerja dan memacu penyaluran kredit. Jahja menilai sektor manufaktur dan konstruksi tahun ini masih diandalkan untuk menggenjot pertumbuhan kredit.
Bank Swasta lain, PT Bank Maybank Indonesia Tbk juga memasang target pertumbuhan kredit moderat untuk 2020. Perusahaan menargetkan pertumbuhan kredit pada tahun ini berada di kisaran 8 persen - 9 persen.
“Tahun 2020 proyeksi pertumbuhan kredit masih single digit. Kita masih mengandalkan segmen korporasi dan small medium enterprise (UKM),” ujar Presiden Direktur Maybank Indonesia Tazwin Zakaria.
Sementara itu Bank BUMN yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, mengejar pertumbuhan kredit mencapai 11 persen pada 2020. Untuk mencapai target ini, Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan perusahaan akan fokus membiayai sektor infrastruktur dan ritel.