logo Kompas.id
Manikebu Vs Lekra
Iklan

Manikebu Vs Lekra

Hidup berkesenian pun bisa bermasalah jika inklinasinya tidak sama. Paling tidak, begitulah yang terjadi tahun 1960-an ketika kelompok Manikebu berseteru dengan kelompok Lekra.

Oleh
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Zd0t-YRmbRTsfM1gm_FFC7KMtfM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2FSUTIKNO-1-10_1579647836.jpg
KOMPAS/MAWAR KUSUMA

Mantan anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat atau Lekra, Sutikno, membacakan salah satu puisi dari buku kumpulan puisi bertajuk Nyanyian Dalam Kelam yang diluncurkan dalam diskusi buku "Dari yang Dibuang dan Dibungkam" di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Sabtu (3/7/2010).  Adapun diskusi lanjutan yang terjadwal pada Sabtu malam urung dilaksanakan karena alasan keamanan. Foto ini termuat di Kompas edisi 5 Juli 2010.

Hidup berkesenian pun bisa bermasalah jika inklinasinya tidak sama. Paling tidak, begitulah yang terjadi tahun 1960-an ketika kelompok Manikebu berseteru dengan kelompok Lekra.

Manikebu, singkatan dari Manifes Kebudayaan, sebenarnya menjadi pengimbang Lekra yang saat itu semakin kuat. Manikebu merupakan kumpulan para seniman—penulis, pemusik, pelukis, dan seterusnya—yang memilih seni murni: seni adalah untuk seni, dengan humanisme universal sebagai basisnya.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000