Panggung Pemain Muda di Proliga
Medali emas bola voli putra pada SEA Games 2019 Filipina memompa semangat komunitas bola voli nasional. Untuk memelihara momentum tersebut, banyak tim memberi kepercayaan lebih besar untuk pemain muda pada Proliga 2020.
Penampilan tim putra Indonesia pada SEA Games 2019 terbilang memukau. Rivan Nurmulki dan kawan-kawan mengatasi perlawanan Thailand dan Vietnam, dua lawan berat di Asia Tenggara. Pada laga final, mereka mampu mengatasi tekanan hebat Filipina yan didukung penuh penonton tuan rumah, 3-0 (25-21, 27-25, 25-17).
Hasil itu memastikan tim Merah-Putih melepas dahaga medali emas setelah terakhir kali meraihnya sepuluh tahun lalu pada SEA Games 2009 Laos. Hasil itu juga memutus dominasi Thailand yang meraih emas dalam empat SEA Games sebelumnya.
Penampilan tim putri Indonesia pada SEA Games 2019 tak kalah baik. Dengan mayoritas pemain muda, mereka berhasil mengatasi tuan rumah Filipina pda perebutan tempat ketiga dengan skor 3-2 (25-20, 24-26, 25-15, 20-25, 16-14). Prestasi mereka memang tidak lebih baik dari hasil medali perak SEA Games 2017 Malaysia. Namun, prestasi Vietnam yang meriah perak terus meningkat, mengikuti Thailand, tim putri terbaik di Asia Tenggara yang satu dekade terakhir sudah bersaing di papan atas Asia.
Tak sampai dua bulan sejak prestasi itu, Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) kembali menggelar Proliga, kompetisi bola voli elite di Tanah Air. Direktur Proliga Hanny S Surkatty dalam peluncuran Proliga 2020 di Jakarta, Rabu (15/1/2020), mengatakan, Proliga digelar untuk menjadi kawah candradimuka, memberi pengalaman bertanding berkualitas bagi para pemain bola voli nasional.
Dari ajang ini, diharapkan lahir bibit pemain muda potensial yang bermuara meningkatkan prestasi tim nasional di kancah internasional. Setelah hasil yang diraih timnas bola voli di SEA Games 2019, semakin timbul semangat bersama untuk menjaga momentum kesuksesan tersebut.
Niat positif itu sudah muncul sejak Proliga 2019. Saat itu, manajemen Proliga menyertakan tim putra Jakarta Garuda, yang semuanya beranggotakan pemain berusia 17-18 tahun. Walau hanya menjadi juru kunci, tetapi Garuda bisa menunjukkan perlawanan sengit pada setiap laga.
Berdasarkan pengalaman itu, tim putra dan putri yang berlaga pada Proliga 2020 semakin bersemangat menggunakan pemain muda, terutama yang berusia di bawah 20 tahun. Walaupun rata-rata jumlah pemain muda belum mencapai 50 persen dari maksimal pemain setiap tim yakni 15 pemain, tetapi jumlah mereka sudah lebih banyak daripada penyelenggaraan Proliga sebelumnya.
”Dengan demikian, diharapkan bisa muncul banyak pemain baru yang bisa menjadi tulang punggung timnas di masa depan,” ujar Hanny
Komitmen tim
Salah satu tim yang memiliki komitmen tinggi terhadap pembinaan pemain muda adalah tim putri juara Proliga 2019, Jakarta PGN Popsivo Polwan. Tanpa memusingkan status mereka sebagai juara bertahan, mereka justru merombak tim hingga 70 persen. Sebanyak 12 dari 17 pemain tidak diperpanjang kontraknya dan digantikan pemain berusia 20-23 tahun.
Mereka tak lagi diperkuat pemain senior yang menjadi tulang punggung tim musim lalu, antara lain spiker kawakan Aprilia Manganang, libero Berlian Marsheila, dan middle blocker Wilda Siti Nurfadillah. Praktis, hanya lima pemain yang dipertahankan, yakni kapten tim Amalia Fajrina Nabila, Arsela Nuari Purnama, Agfarida Desy Maharani, Dewi Wulandari, dan Sussilawati.
Asisten pelatih Popsivo Polwan Niko Dwi Purwanto mengatakan, kebijakan ini diambil untuk melakukan regenerasi. Manajemen pun ingin memberikan kesempatan pemain muda mematangkan diri.
”Ini juga untuk memberikan kontribusi terhadap timnas putri. Bukan tidak mungkin, dua-tiga tahun lagi, pemain-pemain ini menjadi bintang baru yang menjadi tulang punggung timnas. Kalau tidak dari sekarang, kapan lagi mereka muncul,” katanya.
Baca juga:
Kebijakan serupa ditunjukkan tim putri peringkat ketiga Proliga 2019 Jakarta BNI 46. Musim ini, mereka diperkuat sekitar 70-80 persen pemain berusia 20-23 tahun. Ketua tim BNI 46 Iman Agus Faisal menuturkan, manajemen tidak takut prestasi tim putri justru merosot di musim ini.
Niat itu dibuktikan dengan hanya merekrut satu pemain asing yang posisinya pun tidak biasa, yakni libero di tengah kebiasaan tim menggunakan pemain asing berposisi spiker. Libero asing yang kemungkinan asal China itu diharapkan bisa menularkan gaya bermain atau pengalaman internasionalnya.
”Kalau kita lihat, sektor putri ini harus mendapatkan perhatian lebih dibandingkan dengan putra. Sumber daya pemain putri tidak sebanyak pemain putra. Atas dasar itu, manajemen ingin memberikan kontribusi dengan memberikan ruang besar untuk pembinaan pemain putri,” tutur mantan pemain nasional ini.
Amalia yang juga kapten timnas putri Indonesia di SEA Games 2019 dan pra kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 menyambut positif langkah tim-tim Proliga 2020 memberikan kesempatan banyak pemain muda tampil. Selama ini, masalah yang dihadapi pemain muda adalah mental bertanding karena jarang berlaga di level tertinggi.
”Kalau dari skill, para pemain muda ini sangat baik. Mereka cenderung agresif, bermain cepat. Mereka hanya perlu mengasah mental. Terlihat pada SEA Games 2019 dan pra kualifikasi Olimpiade 2020 kemarin, mereka sering tertekan kalau berada di poin-poin kritis. Kalau lebih sering diberi kesempatan bertanding, mental mereka pasti lebih kuat,” ungkapnya.
Tak menafikan prestasi
Namun, selayaknya industri olahraga, tim peserta tetap mengincar prestasi terbaik untuk mengangkat citra perusahaan ataupun sponsor. Hal itu ditunjukkan tim putra BNI 46 yang hanya menyertakan sekitar 30 persen pemain muda.
Menurut Fafa, saapan akrab Iman Agus Faisal, tim putra masih didominasi pemain senior karena manajemen ingin prestasi tim putra meningkat dari peringkat kedua musim lalu menjadi juara musim ini. Target juara itu sudah dicanangkan sejak musim lalu, tetapi mereka tergelincir ketika menghadapi Surabaya Bhayangkara Samator pada final Proliga 2019.
”Sebenarnya, tim putra ini sudah sangat solid sejak musim lalu. Di atas kertas, mereka harusnya juara tahun lalu. Tetapi, karena mental tidak terjaga, mereka justru bermain antiklimaks di final. Memasuki musim ini, mereka tetap layak dipertahankan untuk mengejar gelar juara yang terlepas tersebut. Kalau mengganti terlalu banyak, terutama dengan pemain muda, target juara akan berat untuk diraih,” ujarnya.
Kebijakan yang sama dilakukan tim putra peringkat ketiga Proliga 2019, Jakarta Pertamina Energi. Untuk musim ini, mereka hanya menggunakan sekitar 20-30 persen pemain muda.
”Tahun ini, manajemen ingin prestasi tim meningkat, yakni minimal jadi finalis. Sulit mengejar itu kalau hanya mengandalkan pemain muda. Jadi, pemain-pemain berpengalaman diandalkan untuk mengejar target tersebut,” kata pelatih tim putra BNI 46 Pascal Wilmar.
Pada Proliga 2020, sebanyak enam tim putra dan lima tim putri akan berpartisipasi. Di kategori putra, hadir pendatang baru, yakni tim Lamongan Sadang MHS. Adapun perhelatan liga bola voli kasta tertinggi nasional edisi ke-19 ini akan menyajikan 78 laga dari babak penyisihan hingga final.
Laga penyisihan berlangsung di enam kota, yakni Pekanbaru (24-26 Januari), Purwokerto (31 Januari-2 Februari), Palembang (7-9 Februari), Gresik (28 Februari-1 Maret), Bandung (6-8 Maret), Yogyakarta (13-15 Maret). Disusul putaran empat besar di Kediri (3-5 April), dan Solo (10-12 April). Adapun final di Yogyakarta (18-19 April).
”Pada musim ini, kami menghadirkan sejumlah hal baru, antara lain menggunakan bola baru yang juga digunakan di Olimpiade dan menambah jumlah pemain per tim dari 14 pemain menjadi 15 pemain. Segenap perubahan ini diharapkan membuat Proliga menjadi lebih atraktif dan berkualitas. Ini pun diharapkan bisa mengangkat kemampuan pemain lokal,” kata Hanny.