Pekan Olahraga Nasional 2020 di Papua, 20 Oktober-2 November dijamin berlangsung aman.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Gubernur Papua Lukas Enembe menjamin keamanan Papua selama penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional 2020. Bagi pemerintah dan masyarakat Papua, kesuksesan PON 2020 merupakan kesuksesan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
”PON 2020 adalah lambang persaudaraan, Papua adalah bagian Indonesia, kita adalah satu Indonesia. Ini juga menjadi citra Papua di mata nasional, bahwa daerah kami aman untuk dikunjungi, bahwa kami kaya dengan potensi budaya dan pariwisata yang bisa dinikmati,” ujar Lukas dalam konferensi pers di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (21/1/2020).
Lukas mengatakan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari keamanan di Papua. Menurut dia, kondisi keamanan Papua tidak jauh beda dengan daerah lain di Indonesia. Jika ada insiden keamanan, hal itu tak berbeda sebagaimana daerah lain di Indonesia.
Lagi pula, Lukas melanjutkan, jumlah TNI/Polri sangat besar di Papua. Hal itu sudah menjadi jaminan bahwa perhatian pemerintah terhadap keamanan Papua sangat tinggi. ”Jadi, tidak perlu khawatir dengan keamanan Papua. Saya jamin semuanya akan aman dan lancar selama PON 2020 berlangsung,” katanya.
Wakil I Ketua Umum Bidang Pembinaan Prestasi, Bidang Sport Science dan Iptek, dan Bidang Diktar KONI Suwarno menuturkan, bukti Papua sangat siap menggelar PON 2020 adalah berlangsungnya beberapa ajang uji coba di arena yang sudah selesai, antara lain basket di GOR Timika. ”Uji coba kejuaraan ini pasti dilaksanakan setelah arena yang ada tuntas. Sifatnya berturut tidak serentak,” tuturnya.
PON Papua 2020 digelar di tiga tempat, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Kabupaten Mimika pada 20 Oktober-2 November ini. PON mempertandingan 37 cabang olahraga, 56 displin olahraga, dan 679 nomor pertandingan/perlombaan. Papua siap menerima kedatangan 12.000 orang tamu, terdiri atas 6.000 atlet, ditambah ofisial, juri, hingga delegasi teknis.
”Pembukaan PON Papua 2020 akan digarap oleh vendor yang juga menggarap pembukaan Asian Games dan Asian Para Games 2018. Kami ingin memwujudkan pembukaan yang meriah yang juga menjadi alat pembuktian bahwa Papua aman dan tidak perlu khawatir untuk datang ke sana,” ujar Menpora Zainudin Amali.
Kesiapan arena
Secara detail, Plt Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Papua Alexander Kapisa menjelaskan, penyiapan arena PON Papua menjadi tanggung jawab APBD dan APBN. Dari APBD, meliputi pembangunan dan renovasi 11 arena. Sejauh ini, enam arena sudah benar-benar siap sedangkan lima arena lain diprediksi tuntas pada Maret ini.
Arena yang sudah tuntas itu, antara lain Stadion Utama Papua Bangkit di Jayapura dan sejumlah GOR di Kota/Kabupaten Jayapura dan Mimika. ”Dari APBN, meliputi pembangunan delapan arena, seperti Istora Papua Bangkit, arena akuatik, dayung, hoki, kriket, panahan, sepatu roda, dan termasuk penataan kawasan. Semua itu masih tahap pembangunan dan diprediksi tuntas pada Juli dan Agustus ini,” katanya.
Selain persiapan arena, lanjut Alexander, mereka pun mengoordinasikan pemilik usaha perhotelan untuk menampung para tamu utama. Setidaknya, hotel yang ada mampu menampung sekitar 60 persen dari total tamu utama yang akan datang. Sisanya, mereka menyiapkan rumah susun dan asrama milik sejumlah instansi untuk menampung para tamu.
Mereka telah membangun empat menara rumah susun, yakni dua di sekitar arena voli di Kampung Koya Koso, Kota Jayapura dan dua di Sport Center Doyo Baru di Kabupaten Jayapura. Satu menara bisa menampung sekitar 200 orang. Direncanakan dua menara lagi dibangun di Sport Center Kampung Harapan di Kabupaten Jayapura. ”Kami akan memberikan pelayanan di rumah susun maupun asrama itu seperti standar pelayanan hotel bintang tiga,” tuturnya.
Untuk transportasi, Alexander mengutarakan, mereka menjamin semua tamu akan mendapatkan layanan transportasi darat gratis untuk menuju ke lokasi lomba. Mereka akan didukung oleh Kementerian Perhubungan yang akan memberi 600 unit bus beragam ukuran dan tiba di Jayapura pada Agustus.
Ketua Umum KONI Marciano Norman mengatakan, praktis ada 10 cabang yang batal diperlombakan pada PON 2020 di Papua karena alasan efisiensi keuangan dan waktu. Kendati demikian, 10 cabang itu tetap akan digelar dan memperebutkan medali yang diakumulasikan pada PON di Papua. Kesepuluh cabang tersebut akan digelar di daerah lain.
”Namun, kami belum tentukan akan digelar di daerah mana. Hal itu butuh banyak pertimbangan, antara lain kesiapan arena dan anggaran di daerah bersangkutan. Sebab, penyelenggaraan 10 cabang tersebut tidak akan menggunakan APBN melainkan APBD daerah terkait,” katanya.