Pendapatan Nonbunga Topang Kinerja BNI Sepanjang 2019
›
Pendapatan Nonbunga Topang...
Iklan
Pendapatan Nonbunga Topang Kinerja BNI Sepanjang 2019
Pendapatan bunga bersih BNI sepanjang 2019 mencapai Rp 36,6 triliun atau tumbuh 3,3 persen dibandingkan 2018. Hal ini sejalan dengan penyaluran kredit BNI, yang pada 2019 tercatat mencapai Rp 556,77 triliun.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatat laba bersih sebesar Rp 15,38 triliun untuk kinerja di sepanjang 2019, tumbuh 2,5 persen dibandingkan dengan capaian 2018. Perolehan laba bersih ditopang oleh tingginya pendapatan nonbunga yang mencapai Rp 11,36 triliun.
Direktur Keuangan BNI Ario Bimo, di Jakarta, Rabu (22/1/2020), mengatakan, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pendapatan nonbunga BNI tahun 2019 meningkat 18,1 persen.
”Pertumbuhan ini ditopang oleh pertumbuhan recurring fee sebesar 17,7 persen dalam setahun. Secara porsi, sekitar 27,4 persen dari pendapatan nonbunga berasal dari aktivitas bisnis internasional BNI melalui kantor-kantor BNI cabang luar negeri,” ujarnya.
Pendapatan nonbunga yang dihimpun kantor BNI cabang luar negeri, lanjut Bimo, sama-sama memberikan kontribusi yang signifikan terhadap bisnis BNI secara keseluruhan. Bisnis internasional BNI, menurut dia, menjadi unsur pembeda utama antara BNI dan bank segmentasi korporasi lain di Indonesia.
”BNI tidak hanya merupakan bank korporat yang melayani nasabah lokal, melainkan juga nasabah lokal yang beranjak menjadi pebisnis global. Porsi pebisnis global dari seluruh nasabah korporat BNI hingga 2019 berkisar 15 persen-25 persen,” ucapnya.
Bimo memaparkan, pertumbuhan pada segmen consumer banking juga berkontribusi terhadap kenaikan pendapatan nonbunga, di antaranya komisi dari pengelolaan kartu debit yang tumbuh 39,6 persen, pengelolaan rekening (16,3 persen), komisi ATM (13,2 persen), serta komisi bisnis kartu kredit (10,6 persen).
Di samping itu, pendapatan nonbunga juga ditopang oleh aktivitas pada segmen business banking dari surat berharga yang tumbuh 86,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kredit sindikasi tumbuh (56,8 persen), serta komisi trade finance yang meningkat (4,8 persen).
Sementara itu, pendapatan bunga bersih BNI sepanjang 2019 mencapai Rp 36,6 triliun atau tumbuh 3,3 persen dibandingkan dengan 2018. Hal ini sejalan dengan penyaluran kredit BNI, yang pada 2019 tercatat mencapai Rp 556,77 triliun. Pertumbuhan penyaluran kredit pada 2019 sebesar 8,6 persen sebenarnya ada di bawah proyeksi awal tahun sebesar 11 persen-13 persen.
”Akumulasi pendapatan nonbunga dengan pendapatan bunga bersih membuat BNI meraup laba operasional sebelum pencadangan pada akhir tahun 2019 sebesar Rp 28,32 triliun atau tumbuh 5 persen dibandingkan 2018,” kata Bimo.
Surat utang
Pada semester I-2020, BNI berencana menerbitkan obligasi dalam denominasi dollar AS atau global bond senilai 500 juta dollar AS (setara Rp 7 triliun). Direktur Tresuri dan Internasional BNI Bob Tyasika Ananta menjelaskan, global bond tersebut sudah berada dalam Rencana Bisnis Bank BNI.
”Dana hasil penerbitan surat utang global tersebut rencananya akan dipakai untuk refinancing dan sebagian untuk penyaluran kredit,” ujarnya. Penerbitan global bond pada paruh pertama tahun 2020 sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan global dan pertimbangan situasi pasar yang lebih kondusif.
Selain itu, Bob juga mengungkapkan, perseroan berencana menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah melalui Penawaran Umum Berkelanjutan dengan target senilai Rp 10 triliun. Namun, target tersebut masih belum ditetapkan.