RSUP Dr Sardjito Bantah Penularan Virus Korona dari China
›
RSUP Dr Sardjito Bantah...
Iklan
RSUP Dr Sardjito Bantah Penularan Virus Korona dari China
Manajemen Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito, Yogyakarta, membantah isu penularan virus korona tipe baru di rumah sakit tersebut. Meski begitu, mereka siap menangani jika ada pasien terkena virus tersebut.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Manajemen Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito, Yogyakarta, membantah isu penularan virus korona tipe baru di rumah sakit tersebut. Meski begitu, mereka siap melakukan penanganan jika ada pasien terkena virus korona dari China tersebut.
Pada Rabu (22/1/2019), sempat beredar informasi bahwa dua perawat di RSUP Dr Sardjito tertular virus yang berasal dari Wuhan, China. Informasi yang menyebar via aplikasi Whatsapp itu juga menyebut, para pengemudi taksi dan angkutan daring harus memakai masker apabila menjemput penumpang di RSUP Dr Sardjito karena ada penyebaran virus dari China.
”Isu itu tidak benar. Sampai sekarang, tidak ada penularan virus dari Wuhan itu,” kata Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, Darwito, dalam konferensi pers di RSUP Dr Sardjito, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (22/1/2020).
Meski informasi tersebut tidak benar, Darwito menyebut, manajemen RSUP Dr Sardjito tidak akan menempuh langkah hukum terkait masalah itu. Dia menambahkan, manajemen memilih langkah persuasif dengan mengeluarkan klarifikasi bahwa informasi tersebut tidak benar. ”Kami persuasif saja,” ujarnya.
Darwito menyatakan, RSUP Dr Sardjito siap menangani dan merawat orang yang diduga terinfeksi virus korona tipe baru yang berasal dari Wuhan. Apalagi, saat ini, RSUP Dr Sardjito merupakan rumah sakit rujukan nasional.
”Rumah Sakit Dr Sardjito adalah rumah sakit rujukan nasional sehingga kami sudah melakukan persiapan apabila ada kejadian,” ujar Darwito.
Kepala Pelayanan Medis Instalasi Gawat Darurat RSUP Dr Sardjito, Andreas Dewanto, mengatakan, pihaknya siap melakukan penanganan apabila ada pasien yang tertular virus korona tipe baru dari China. Oleh karena itu, RSUP Dr Sardjito telah menyiapkan tenaga medis, fasilitas, dan peralatan yang memadai untuk menangani penyakit tersebut.
Andreas menjelaskan, tata cara penanganan pasien yang terkena virus korona tipe baru itu sama dengan penanganan penderita airborne disease atau penyakit yang ditularkan melalui udara. Dia menambahkan, pasien yang diduga kuat tertular virus korona tipe baru itu akan ditempatkan di ruang isolasi.
Selain itu, tenaga medis yang berinteraksi dengan pasien tersebut juga mesti memakai alat pelindung diri, misalnya masker, kacamata, penutup kepala, sepatu, dan baju khusus. Mobil ambulans yang dipakai untuk membawa pasien itu juga memiliki spesifikasi khusus.
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan, menyatakan, RSUP Dr Sardjito memiliki 87 ruang isolasi untuk pasien airborne disease, termasuk yang terkena virus korona tipe baru dari China. Dia menambahkan, RSUP Dr Sardjito juga memiliki sekitar 200 tenaga medis yang sudah dilatih untuk menangani pasien dengan penyakit menular berbahaya.
Banu memaparkan, RSUP Dr Sardjito juga rutin menggelar simulasi penanganan pasien penyakit menular berbahaya. Bahkan, pada Selasa (14/1/2020), RSUP Dr Sardjito baru saja melakukan simulasi penanganan penyakit menular berbahaya, khususnya penyakit MERS-COV.
”Simulasi itu dilakukan setiap enam bulan sekali, baik ada kasus maupun tidak ada kasus,” ujar Banu.