Kasus penipuan di 10 kedubes asing mencerminkan sistem keamanan yang longgar di semua kedubes asing saat itu.
Oleh
·2 menit baca
Kasus penipuan yang dialami 10 kedutaan besar asing di Jakarta, seperti diberitakan harian Kompas edisi Rabu, 22 Januari 1969, memunculkan perasaan heran. Kok bisa, ya, sampai 10 kedutaan besar asing di Jakarta terkena tipu seorang pemuda tamatan sekolah menengah pertama, berusia 20 tahun?
Pemuda berinisial S yang hanya berbekal surat palsu atas nama Dewan Pengurus Pusat (DPP) Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) itu berhasil mendapatkan pinjaman film secara berturut-turut dari 10 kedubes asing di Jakarta. Alasannya, film hendak diputar untuk umum tanpa pungutan biaya. Namun, yang dilakukan pemuda itu justru menjual setiap rol film dengan harga antara Rp 200 dan Rp 400 kepada tukang loak.
Tampaknya sistem pengamanan dan korespondensi tidak berjalan dengan baik.
Kejadian ini paling kurang mengandung dua soal. Pertama terkait peran intelijen/keamanan. Kedua terkait peran korespondensi (aktivitas penyampaian maksud melalui surat dari satu pihak kepada pihak lain). Tampaknya sistem pengamanan dan korespondensi tidak berjalan dengan baik.
Meski tak diceritakan bagaimana kondisi pengamanan 10 kedubes asing pada 51 tahun silam, pastinya ada aparat yang mengawasi di sana. Karena satuan pengamanan (satpam) baru dibentuk pada 30 Desember 1980, penjaga keamanan di kedubes asing sebelum tanggal itu ialah polisi atau mungkin juga militer. Kasus penipuan di 10 kedubes asing mencerminkan sistem keamanan yang longgar di semua kedubes asing saat itu.
Sudah pasti semua kedubes asing di Jakarta melakukan korespondensi dengan para pemangku kepentingan terkait, entah untuk urusan kerja sama bilateral atau unilateral maupun diplomasi. Korespondensi juga dilakukan di bidang pendidikan, kebudayaan, sosial, ekonomi, dan lainnya. Pekerjaan ini membutuhkan ketelitian yang tinggi, termasuk lewat mekanisme check and recheck.
Tampaknya mekanisme itu tidak berjalan dengan baik. Rasanya sulit untuk membayangkan penipuan seperti itu terulang di era sekarang, saat keamanan dan korespondensi terenkripsi dengan baik. (CAL)