Bandara Internasional Adisutjipto Waspadai Virus Korona
›
Bandara Internasional...
Iklan
Bandara Internasional Adisutjipto Waspadai Virus Korona
Bandara Internasional Adisutjipto meningkatkan pengawasan untuk mewaspadai masuknya virus korona ke Yogyakarta.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS—Bandara Internasional Adisutjipto meningkatkan pengawasan untuk mewaspadai masuknya virus korona ke Yogyakarta. Hal itu dilakukan dengan memasang alat pemindai suhu tubuh dan pemeriksaan terhadap penumpang yang terindikasi sedang mengalami sakit.
Terdapat empat penerbangan internasional di Bandara Adisutjipto yakni dari Malaysia dan Singapura. Adanya penerbangan langsung ini membuat bandara perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus.
"Kami sudah memiliki alat deteksi suhu tubuh yakni Body Thermal Scanner. Ini lengkap, baik yang manual maupun digital. Alat itu akan mendeteksi suhu orang yang datang ke bandara ini,” kata Manajer Bandara Internasional Adisutjipto Agus Pandu Purnama, Kamis (23/1/2020) sore.
Untuk mencegah penyebaran virus, sesuai standar operasional, maskapai penerbangan diharuskan menyerahkan dokumen bernama “general declaration” pada pihak bandara. Dokumen itu diberikan kepada Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Internasional Adisutjipto. Ini untuk memberitahukan kondisi penumpang jika ada penumpang sakit sejak berangkat dari tempat asalnya.
“Yang sakit itu nanti diberikan warning. Kalau terdeteksi penumpang itu memiliki suhu lebih dari 38 derajat celsius. Alat itu akan memerah. Selanjutnya penumpang itu akan dipanggil untuk dimintai keterangan lebih lanjut,” kata Pandu.
Dokter Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Internasional Adisutjipto Meristika menyampaikan, pemeriksaan ulang dilakukan pada penumpang apabila suhu tubuh penumpang itu melebihi 38 derajat celsius. Pasien itu perlu dipastikan mengidap penyakit atau virus berbahaya yang bisa menular atau tidak.
Pemeriksaan ulang dilakukan pada penumpang apabila suhu tubuh penumpang itu melebihi 38 derajat celsius. (Meristika)
“Kami investigasi lebih dalam, ada gejala lainnya pada saluran napas seperti batuk atau sesak nafas, gangguan pernapasan, lalu kami telusuri riwayat perjalanan sebelumnya. Apa benar sempat berpergian ke tempat yang berwabah,” kata Meristika.
Meristika menambahkan, apabila penumpang itu memang sempat bepergian ke tempat wabah, penumpang itu bakal diberi “health alert card”. Ini untuk dibawa penumpang menuju ke pusat layanan kesehatan. Adapun pusat layanan kesehatan yang ditunjuk, untuk di Yogyakarta adalah Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito.
Jika kondisi kesehatan penumpang itu justru memburuk, terdapat fasilitas berupa mobil ambulans khusus penyakit infeksius. Penumpang yang mengenakan masker juga ditanyai apakah masker itu dikenakan untuk antisipasi paparan virus atau memang penumpang itu sedang terpapar virus.
Pandu menambahkan sejauh ini belum ada satupun penumpang yang diduga terpapar virus korona. Pengawasan dipastikan bakal dilakukan secara ketat. “Kami pastikan seluruh pemeriksaan dan pengawasan terhadap kesehatan penumpang dan kru terlaksana sesuai prosedur. Tidak hanya mengenai pencegahan virus korona, tetapi juga potensi penyakit lainnya,” ujarnya.