Sempat Diisolasi atas Dugaan Infeksi Virus Korona, Menkes Pastikan Gedung BRI Aman
›
Sempat Diisolasi atas Dugaan...
Iklan
Sempat Diisolasi atas Dugaan Infeksi Virus Korona, Menkes Pastikan Gedung BRI Aman
Dinas Kesehatan DKI Jakarta terus mewaspadai perkembangan kasus penyakit pneumonia yang diakibatkan virus korona jenis baru yang berasal dari Kota Wuhan, China. Rumah sakit, puskesmas, dan klinik diinstruksikan waspada.
Oleh
Ayu Pratiwi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gedung BRI 2 yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, diisolasi beberapa saat pada Kamis (23/1/2020) siang karena ada satu karyawan diduga terinfeksi virus korona jenis baru. Pada sore harinya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengunjungi gedung itu dan menyatakan bahwa karyawan tersebut hanya mengalami flu biasa sehingga Gedung BRI pun dipastikan bisa beroperasi seperti biasa.
”Karyawan itu hanya sakit flu biasa. Saya sudah cek supaya infonya tidak simpang siur. Jangan sampai kita dihebohkan untuk hal-hal tidak penting,” kata Terawan di Gedung BRI 2, Kamis sore.
Terduga merupakan karyawan Huawei yang baru tiba dari China. Sebuah pernyataan tertulis resmi dari Huawei menjelaskan bahwa karyawan itu mengalami demam dan telah diantar ke rumah sakit terdekat untuk pemeriksaan medis.
Seperti diberitakan sebelumnya, virus korona jenis baru berasal dari kota Wuhan, China. Selain di China, kasus virus korona jenis baru itu juga dilaporkan telah muncul di Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Thailand.
Hingga Rabu (22/1/2020), virus korona jenis baru telah menelan sembilan korban jiwa dari 471 kasus yang terinfeksi. Virus korona dapat menyebar melalui udara dan kontak langsung dengan penderita (Kompas, 23/1/2020).
Komitmen pengelola
Direktur Utama BRI Sunarso memastikan bahwa berita mengenai ada karyawan di Gedung BRI tertular virus korona itu tidak benar. Ia juga menekankan komitmen BRI menjaga keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja BRI.
Sebelumnya, seperti diceritakan salah satu petugas kebersihan, Gedung BRI diisolasi pada Kamis siang hari karena dugaan salah satu karyawan Huawei terinfeksi virus korona. Akibatnya, semua karyawan di dalam gedung tidak diperbolehkan keluar. Pada sore hari menjelang jam pulang kerja, karyawan sudah diperbolehkan masuk keluar gedung secara bebas.
Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta terus mewaspadai perkembangan kasus penyakit pneumonia yang diakibatkan virus korona jenis baru yang berasal dari kota Wuhan, China. Untuk itu, rumah sakit, puskesmas, dan klinik diinstruksikan mempersiapkan tenaga dan alat kesehatan memadai dalam menghadapi kemungkinan munculnya penyakit itu. Masyarakat juga diimbau berwaspada terhadap gejala penyakit dan menerapkan perilaku hidup bersih.
”Upaya kewaspadaan dini telah dilaksanakan oleh jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia melalui pernyataan tertulis.
Untuk mewaspadai virus jenis baru, rumah sakit diinstruksikan meningkatkan kompetensi petugas kesehatan, menyiapkan alat pelindung diri sesuai standar, serta mengatur jalur rujukan pasien yang terkena penyakit pneumonia baru itu. Selain itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai gejala penyakit itu.
Beberapa tanda dan gejala penyakit pneumonia yang diakibatkan virus korona jenis baru adalah demam, lemas, batuk, flu, dan sesak nafas. Masyarakat yang memiliki riwayat berkunjung ke negara terjangkit dalam 14 hari sebelumnya juga perlu berwaspada.
Kepada masyarakat yang memiliki gejala tersebut, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengimbau agar segera mengenakan masker dan berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Pasien tersebut juga perlu memberikan informasi kepada dokter dan tenaga kesehatan mengenai riwayat perjalanannya.
Pencegahan
Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih untuk mencegah penularan virus korona. Saat batuk atau bersin, masyarakat diimbau menerapkan etika batuk, yakni dengan menutup mulut dan hidung dengan menggunakan tisu. Masker juga perlu digunakan apabila menderita sakit dengan gejala infeksi saluran nafas, seperti demam, batuk, dan flu, serta segera berobat.
Publik juga diingatkan untuk sering mencuci tangan, terutama setelah batuk atau bersin, sebelum makan, sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, setelah menggunakan toilet, serta setelah merawat binatang. ”Jika sedang sakit, kurangi aktivitas di luar rumah dan batasi kontak dengan orang lain,” tambah Dwi Oktavia.
Upaya mewaspadai virus korona jenis baru juga diumumkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Dipastikan bahwa saat ini, belum ada vaksinasi dan pengobatan yang tersedia untuk mengobati infeksi dari virus itu.
Pemahaman yang baik, kewaspadaan dini, dan menghindari kontak dengan pasien yang diduga terinfeksi menjadi kunci pencegahan penularan virus itu. Perlu digarisbawahi, infeksi dari virus korona jenis baru dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, komplikasi gagal ginjal, hingga kematian.
Beberapa rumah sakit swasta, termasuk Mayapada Hospital, mengacu pada arahan PAPDI di atas. ”Usaha maksimalnya adalah menjaga kebersihan dan memakai masker untuk pencegahan infeksi atau penularan. Kita mengenali gejala sedini mungkin. Jika ada kasus, akan dirujuk ke RS Sulianti Saroso (pusat infeksi) karena sifatnya ini memerlukan isolasi,” ucap Direktur Mayapada Hospital Jakarta Selatan Benny H Tumbelaka.