Yayasan Dana Kemanusiaan ”Kompas” Bangun Rumah Singgah Penderita Kusta di Asmat
›
Yayasan Dana Kemanusiaan...
Iklan
Yayasan Dana Kemanusiaan ”Kompas” Bangun Rumah Singgah Penderita Kusta di Asmat
Yayasan Dana Kemanusiaan ”Kompas” memberikan bantuan berupa pembangunan rumah singgah bagi ratusan penderita kusta di 11 kampung yang tersebar di tiga distrik di Kabupaten Asmat, Papua.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas kembali memberikan perhatian kepada masyarakat di Kabupaten Asmat, Papua, khususnya para penderita kusta. Yayasan memberikan bantuan berupa pembangunan rumah singgah bagi ratusan penderita kusta di 11 kampung yang tersebar di tiga distrik di Kabupaten Asmat.
Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) Rusdi Amral bersama Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo secara langsung menyerahkan bantuan tersebut kepada Uskup Agats Mgr Aloysius Murwito di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (23/1/2020). Aloysius hadir mewakili Yayasan Alfons Suwada Asmat (ASA) selaku penerima bantuan senilai Rp 430,7 juta.
Saat ini, penderita kusta di 11 kampung yang berada di tiga distrik itu mencapai 136 orang. Para penderita tersebar di berbagai lokasi yang jaraknya berjauhan.
Untuk memberikan layanan kesehatan kepada penderita, para perawat mengunjungi penderita menggunakan perahu milik yayasan ASA atau menyewa perahu milik warga. Kondisi cuaca sering tidak bersahabat. Saat bertugas di kampung penderita, para perawat menempati rumah guru yang ditinggal kosong atau menempati rumah pedagang yang disewakan.
Rusdi mengatakan, Yayasan DKK terpanggil untuk membangun rumah singgah bagi penderita kusta yang dipusatkan di Kampung Karbis, kampung yang lokasinya berada di tengah di antara tempat tinggal para penderita kusta.
Selain menjadi tempat tinggal perawat, rumah singgah ini menjadi tempat penyimpanan bahan makanan dan obat-obatan bagi penderita. ”Rumah ini juga menjadi tempat tempat evaluasi kegiatan, termasuk pelatihan dan penyegaran bagi para perawat,” kata Rusdi.
Rumah ini juga menjadi tempat tempat evaluasi kegiatan, termasuk pelatihan dan penyegaran bagi para perawat.
Bantuan rumah singgah ini merupakan bantuan tahap ketiga yang disalurkan Yayasan DKK di Asmat. Sebelumnya, bantuan tahap pertama dalam bentuk bahan makanan dan obat-obatan dilakukan saat terjadi wabah campak serta kekurangan gizi bagi anak-anak berusia di bawah lima tahun. Kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi pada awal 2018 ini menyebabkan 670 anak terkena wabah campak dan 80 anak di antaranya meninggal dunia.
Bantuan tahap kedua dilakukan setelah KLB campak dan gizi buruk dengan pembangunan ruang publik terpadu ramah anak di lima lokasi. Selain untuk tempat bermain anak, fasilitas ini menjadi tempat penyuluhan bagi para ibu dan program imunisasi untuk anak.
Uskup Agats Mgr Aloysius Murwito mengatakan, pihaknya mengapresiasi perhatian Yayasan DKK yang telah beberapa kali memberikan bantuan bagi masyarakat Asmat. Ia menuturkan, temuan ratusan penderita kusta berdasarkan penelusuran para pastor dan suster dari Keuskupan Agats di tiga distrik dan 11 kampung pada September 2019.
”Kami sangat membutuhkan fasilitas rumah singgah agar pelayanan kesehatan bagi warga Asmat yang menderita kusta berjalan optimal,” kata Aloysius.