Maskapai Citilink Indonesia untuk pertama kalinya akan memulai penerbangan dari Bali ke Melbourne, Australia.
Oleh
Erika Kurnia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Maskapai Citilink Indonesia untuk pertama kalinya akan memulai penerbangan dari Bali ke Melbourne, Australia, Jumat (24/1/2020) pukul 23.45 Wita. Rute baru ke ”Negeri Kanguru” itu dibuka karena besarnya kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia dan Australia.
Direktur Utama PT Citilink Indonesia Juliandra dalam bincang santai bersama media di Jakarta mengatakan, pihaknya mengoperasikan pesawat Airbus A320. Pesawat berkapasitas maksimum 180 penumpang itu direncanakan tiba di Melbourne pada Sabtu (25/1/2020) pukul 08.50 waktu setempat.
”Pesawat Citilink akan mendarat di Bandara Avalon, salah satu dari tiga bandara yang biasa dimasuki maskapai penerbangan LCC (low cost carrier/maskapai penerbangan murah). Pesawat yang sudah masuk ke sana antara lain AirAsia dan Jetstar. Kami merencanakan penerbangan ini setiap hari,” tuturnya.
Melbourne merupakan kota kedua di Australia yang disinggahi Airbus A320 milik Citilink selain Perth. Rute menuju Perth yang juga diberangkatkan dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, itu dibuka pertama kali pada November 2019.
Setelah membuka rute menuju dua kota tersebut, Juliandra mengatakan, Citilink sedang menjajaki kota lain di Australia, yaitu Brisbane. Mereka optimistis rute baru itu dapat dibuka pada semester II-2020.
Sejauh ini, kinerja rute Denpasar-Perth dinyatakan positif. Pembukaan rute baru Denpasar-Melbourne juga ditargetkan mencapai tingkat keterkaitan kursi pesawat 70 persen. Optimisme ini diyakini karena permintaan tinggi dari kedua negara, baik Indonesia maupun Australia.
”Kami melihat demand (permintaan) dari keduanya ternyata cukup tinggi. Seat load factor (tingkat keterisian kursi) juga tumbuh positif sampai hari ini. Dari Perth ke Denpasar justru didominasi wisatawan Australia yang masuk ke Denpasar, bukan dari kelompok pelajar atau nonwisatawan,” ujar Juliandra.
PT Angkasa Pura I (Persero) melaporkan, sepanjang tahun 2019, wisatawan Australia yang masuk ke Indonesia melalui Bali mencapai 1.230.133 orang. Jumlah itu mengalami kenaikan 4 persen dibandingkan dengan tahun 2018 yang sekitar 1.180.000 orang.
Pada 2019, jumlah wisatawan Australia mengungguli jumlah wisatawan asal China.
Pada 2019, jumlah wisatawan Australia mengungguli jumlah wisatawan asal China yang mencapai 1.196.497 orang. Demikian juga dengan wisatawan India yang hanya mencapai 377.543 orang.
Pada November 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Australia menduduki lima besar negara asal kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) di Indonesia. Menduduki posisi pertama adalah Malaysia, diikuti Singapura, China, dan Timor Leste.
Penambahan rute penerbangan Citilink dari Australia ke Denpasar diharapkan mendukung rencana pemerintah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisman. Bali, sebagai salah satu pintu masuk utama Indonesia, bisa menjadi penghubung wisman ke daerah lain, terutama ke destinasi Bali Baru.
Destinasi itu diprioritaskan pada lima destinasi, yaitu Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), dan Likupang (Sulawesi Utara).
”Denpasar kita jadikan titik transit internasional. Jadi, dari Denpasar, mereka bisa terhubung ke semua wilayah, seperti Medan, Surabaya, Sulawesi, dan lain-lain. Dengan kita mempersiapkan transit hub itu, kita akan dukung pemerintah,” kata Direktur Komersial Citilink Indonesia Benny Rustanto di lokasi yang sama.
Pembangunan infrastruktur dasar lima destinasi itu ditargetkan selesai tahun ini. Setelah semuanya bisa dikomersialkan bersama-sama, kelima destinasi itu diproyeksikan bisa menarik devisa hingga 4,5 miliar dollar AS setahun. Target itu setara dengan seperempat pendapatan devisa Bali tahun 2018.