Pasien Terduga Virus Korona Jenis Baru Dirawat Intensif
›
Pasien Terduga Virus Korona...
Iklan
Pasien Terduga Virus Korona Jenis Baru Dirawat Intensif
Tim medis Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta, tengah menunggu hasil pemeriksaan laboratorium atas sampel dari pasien terduga terinfeksi virus korona. Hasilnya akan diketahui dua hingga tiga hari lagi.
Oleh
Dionisia arlinta
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seorang pasien terduga terinfeksi virus korona jenis baru masih dirawat intensif di ruang isolasi khusus infeksi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta, Jumat (24/1/2020). Tim medis rumah sakit saat ini sedang menunggu hasil pemeriksaan sampel pasien untuk mengetahui jenis penyakitnya.
Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Dyani Kusumowardhani, menuturkan, pasien berinisial R (35) mulai dirawat sejak Rabu (22/1/2020) malam. Keluhan awalnya adalah batuk, demam, dan sesak napas.
Setelah diperiksa, sampel dari kultur dahak (sputum) pasien langsung dikirimkan ke laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan di Jakarta. Tim medis RSPI masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
”Mungkin sekitar dua sampai tiga hari mendatang. Untuk sementara (pasien) belum bisa dinyatakan (terinfeksi) novel coronavirus (virus korona jenis baru). Saat ini, kondisi pasien masih stabil,” tuturnya.
Untuk sementara (pasien) belum bisa dinyatakan (terinfeksi) novel coronavirus (virus korona jenis baru). Saat ini, kondisi pasien masih stabil.
R merupakan warga negara Indonesia yang baru kembali dari China. Pasien ini berbeda dari pasien yang sempat diduga sebelumnya yang merupakan karyawan Huawei yang berkantor di Gedung BRI 2 di Jakarta.
Ketua Kelompok Kerja Penyakit Infeksi Emerging RSPI Sulianti Saroso, Pompini, mengatakan, tim dokter terus merawat pasien terduga terinfeksi virus korona jenis baru (2019-nCoV) secara intensif. Tidak ada obat khusus untuk pasien sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan gejala penyakit yang timbul.
Gejala demam yang dialami R sudah muncul sejak masih berada di China. Pasien mengonsumsi obat penurun demam yang kemungkinan menurunkan demam sehingga tidak terdeteksi mesin pemindai suhu badan di bandara.
Pasien mengonsumsi obat penurun demam yang kemungkinan menurunkan demam sehingga tidak terdeteksi mesin pemindai suhu badan di bandara.
”Untuk itu, pengawasan lebih lanjut perlu dilakukan, terutama pada orang yang baru tiba dari daerah endemis penyakit. Untuk kasus infeksi virus dari Wuhan ini, jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, dan sesak napas dan baru tiba dari daerah China sebaiknya segera lapor dan memeriksakan diri ke rumah sakit,” katanya.
Dyani menyampaikan, RSPI Sulianti Saroso telah siap menghadapi kemungkinan adanya kasus penularan virus korona jenis baru. Sebelumnya, rumah sakit penyakit infeksi rujukan nasional ini juga pernah menangani kasus penyakit infeksi lain, seperti sindrom pernapasan Timur Tengah (Mers-CoV) dan sindrom pernapasan akut parah (SARS-CoV).
Sebanyak 11 ruangan isolasi ketat tersedia dengan tekanan suhu negatif untuk mencegah adanya penularan infeksi dari pasien. Tim dokter khusus yang terdiri dari dokter spesialis dan dokter subspesialis infeksi selalu siaga untuk menangani pasien.
Dari laporan semalam, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, sebanyak 634 orang tertular virus itu dan 17 orang meninggal. Selain di China, kasus positif juga teridentifikasi di Thailand, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, dan Singapura.