Sebanyak 2.000 pesepeda akan mengikuti Jambore Sepeda Lipat Nasional (Jamselinas) ke-10 yang akan diselenggarakan di Kota Magelang, Jawa Tengah, Oktober mendatang.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sebanyak 2.000 pesepeda akan mengikuti Jambore Sepeda Lipat Nasional (Jamselinas) ke-10 yang akan diselenggarakan di Kota Magelang, Jawa Tengah, Oktober mendatang. Selain dari 50 komunitas sepeda lipat di Indonesia, juga akan hadir berbagai komunitas dari sejumlah negara dari Asia Tenggara, antara lain Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Ketua Jamselinas Aryanto mengatakan, pendaftaran peserta baru akan dibuka pada Maret 2020, tetapi saat ini animo masyarakat dari sejumlah daerah sudah cukup tinggi.
”Hingga saat ini, komunitas-komunitas pesepeda dari Jawa Barat dan Jawa Timur saja sudah memastikan mengirimkan sekitar 1.300 pesepeda ke acara ini (Jamselinas ke-10 di Magelang),” ujarnya, di Magelang, Minggu (26/1/2020).
Jika target peserta terpenuhi, jumlah peserta Jamselinas di Magelang ini akan menjadi Jamselinas dengan peserta terbanyak, mengalahkan jumlah peserta pada Jamselinas ke-9 di Palembang, yang diikuti 1.800 peserta.
Hingga saat ini, komunitas-komunitas pesepeda dari Jawa Barat dan Jawa Timur saja sudah memastikan mengirimkan sekitar 1.300 pesepeda ke Jamselinas ke-10 di Magelang. (Aryanto)
Kendatipun acara ini berpotensi menyedot lebih banyak peserta, Aryanto memastikan tidak menambah kuota peserta lebih dari 2.000. Pembatasan sengaja dilakukan mengingat keterbatasan luas wilayah dan kesiapan tempat menginap di Kota Magelang.
Jamselinas ini, menurut dia, adalah semacam ajang silaturahmi dari seluruh komunitas sepeda lipat di Indonesia. Adapun acara ini akan diisi dengan bersepeda, menempuh jarak sekitar 50 kilometer mengelilingi Kota Magelang. Sambil berkeliling, pesepeda mampir di obyek-obyek wisata, situs, tempat wisata kuliner, serta melintas ke Kabupaten Magelang untuk berkunjung ke tiga candi, yaitu Candi Borobudur, Candi Pawon, dan Mendut.
Selain sebagai ajang silaturahmi dan jalan-jalan, Aryanto mengatakan, acara ini juga dimaksudkan sebagai ajang untuk mengampanyekan tentang penyelamatan jalur bersepeda, yang selama ini sering dipakai oleh lalu lalang kendaraan lain. Oleh karena itu, di sejumlah kota, banyak pesepeda terpaksa berbaur bersama pengendara kendaraan bermotor di jalan raya.
Dalam ajang ini, para pesepeda juga akan berkampanye tentang kebersihan dan kelestarian lingkungan. Upaya tersebut akan mereka lakukan dengan tidak menggunakan dan membawa barang berbahan plastik, termasuk plastik pembawa makanan atau minuman.
Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina mengatakan, Pemerintah Kota Magelang sangat antusias menyambut Jamselinas karena ajang ini juga berpotensi mendatangkan banyak wisatawan.
”Dengan melihat jumlah peserta yang mencapai 2.000 orang, ditambah dengan keluarga peserta yang mungkin ikut, maka Jamselinas diprediksi nantinya akan mendatangkan sekitar 5.000 wisatawan ke Kota Magelang,” ujarnya.
Menyikapi itu, Windarti mengatakan, maka seluruh pelaku UMKM di Kota Magelang diminta untuk bersiap membuat produk-produk unik, yang nantinya dapat menjadi suvenir atau oleh-oleh bagi peserta saat akan pulang ke kampung halamannya.
Semua UMKM tertampung
Sekalipun jumlah peserta dan potensi kedatangan wisatawan terbilang cukup banyak, Windarti mengatakan, pihaknya berupaya agar mereka semua bisa tertampung cukup di Kota dan Kabupaten Magelang.
”Kami akan berupaya sebisa mungkin agar wisatawan dan peserta tidak perlu meluber hingga ke Yogyakarta,” ujarnya.
Selain berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Magelang dan meminta agar homestay di wilayah tersebut siap menerima tamu, Windarti mengatakan, pihaknya juga akan meminta masyarakat Kota Magelang untuk membuka rumah dan kamarnya guna dimanfaatkan sebagai fasilitas menginap.
Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono mengatakan, Pemerintah Kota Magelang juga akan segera berkoordinasi dengan pihak Akademi Militer, meminta agar sebagian fasilitas mereka bisa digunakan untuk tempat menginap.
”Fasilitas seperti barak dan mes milik Akademi Militer mungkin bisa dimanfaatkan sebagai tempat menginap bagi para pesepeda,” ujarnya.
Kota Magelang, menurut Joko, sebenarnya juga sering menerima kunjungan lebih dari 2.000 wisatawan. Acara-acara di Akademi Militer saja bahkan sering kali bisa menyedot 2.500-3.000 orang dalam satu hari. Kendatipun demikian, pembatasan pesepeda ini perlu diberlakukan agar Pemerintah Kota Magelang bisa memberikan layanan lebih optimal bagi mereka.