Diduga bocor lambung, kapal nelayan jenis pukat apung tenggelam di perairan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Jumat (24/1/2020). Delapan nelayan berhasil menyelamatkan diri. Tiga orang masih dicari.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
TANJUNGBALAI, KOMPAS — Diduga bocor lambung, kapal nelayan jenis pukat apung tenggelam di perairan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Jumat (24/1/2020) malam. Delapan nelayan berhasil menyelamatkan diri. Tiga orang lainnya masih hilang.
Sariman S Sitorus dari bagian Humas Badan SAR Nasional Medan mendapat laporan kapal hilang tersebut pada Sabtu (25/1/2020) siang. Petugas dari Pos SAR Tanjungbalai pun langsung terjun ke sekitar lokasi kecelakaan.
”Sabtu malam, kami belum berhasil menemukan tiga korban hilang. Mereka adalah Izal, Esron Sitohang, dan Fajar,” katanya.
Sariman mengatakan, para nelayan berangkat berlayar pada Senin (20/1/2020) dengan Kapal Motor Wingston. Kapal tersebut, menurut rencana, hendak mencari ikan hingga Rabu (29/1/2020). Kapal itu berisi 11 nelayan, termasuk nakhoda.
Sariman mengatakan, kapal diduga bocor lambung pada Jumat sekitar pukul 23.00. Menurut awak kapal yang selamat, kebocoran lambung cukup besar sehingga mereka hanya punya sedikit waktu untuk menyelamatkan diri dengan meloncat ke laut.
“Akan tetapi, tiga anak buah kapal diduga sedang tidur di dekat ruang mesin sehingga tidak sempat menyelamatkan diri,” kata Sariman.
Setelah mendapat informasi tentang kapal tenggelam pada Sabtu siang, kata Sariman, mereka langsung terjun ke lokasi pencarian. Mereka pun mengerahkan Kapal SAR RB 301. Tujuh petugas dikerahkan untuk mencari korban.
Tiga anak buah kapal diduga sedang tidur di dekat ruang mesin sehingga tidak sempat menyelamatkan diri
Maruli Sitorus, keluarga korban hilang, mengatakan, para nelayan merupakan warga Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan. Mereka biasanya berlayar di sekitar Kabupaten Batubara selama sekitar 10 hari menggunakan pukat apung.
Maruli mengatakan, dirinya mendapat informasi ini dari nelayan yang selamat. Mereka menyelamatkan diri berkat bantuan nelayan lain yang berlayar di sekitar kapal mereka.
”Pada malam hari, perairan di sekitar Batubara banyak kapal nelayan. Mereka berenang dan meminta pertolongan ke kapal nelayan yang ada. Kami berharap pencarian nelayan yang hilang bisa membuahkan hasil,” katanya.