Pemuncak klasemen sementara Liga Inggris, Liverpool, ditahan imbang Shrewsbury, klub Liga Satu atau kasta ketiga Liga Inggris, dalam pertandingan putaran keempat Piala FA. Laga ulangan tak pelak harus digelar.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
SHREWSBURY, SENIN — Liverpool secara mengejutkan ditahan imbang oleh tim kasta ketiga, Shrewsbury Town, dengan skor 2-2 dalam pertandingan putaran keempat Piala FA di Stadion New Meadow, Shrewsbury, Senin (27/1/2020). Kejutan tersebut terjadi tak lepas dari keputusan Manajer Liverpool Juergen Klopp yang menurunkan sebagian besar pemain lapis keduanya.
Liverpool berada dalam kepercayaan diri yang besar setelah tak terkalahkan dalam 40 laga beruntun di Liga Inggris. Namun, ujian sesungguhnya datang dari klub Liga Satu atau kasta ketiga Liga Inggris, Shrewsbury.
Secara peringkat, seharusnya Liverpool dapat menang dengan mudah. Shrewsbury saat ini berada di peringkat ke-16 Liga Satu atau berjarak 59 peringkat di bawah ”The Reds” yang memuncaki Liga Inggris.
Dengan melihat situasi tersebut, Klopp pun memasang beberapa pemain muda dan pemain yang jarang diturunkan dalam skuad tim inti.
Pemain tersebut antara lain Curtis Jones, Harvey Elliott, Pedro Chirivella, Yasser Larouci, dan Neco Williams. Rekrutan baru Takumi Minamino juga bermain sejak menit awal. Mereka bergabung dengan pemain senior yang diturunkan sejak menit pertama, yaitu Divock Origi, Fabinho, Joel Matip, Adrian, dan Dejan Lovren.
Susunan tersebut tak jauh beda dengan saat Liverpool mengalahkan Everton di ajang yang sama pada babak sebelumnya. Klopp tampak yakin susunan pemainnya tersebut akan kembali meraih kemenangan ketika Jones mencetak gol pada menit ke-15. Apalagi, Liverpool dapat menggandakan keunggulan lewat gol bunuh diri yang dilakukan bek Donald Love.
Akan tetapi, bencana tiba ketika pemain pengganti Jason Cummings masuk pada menit ke-60 untuk menggantikan Callum Lang. Pemain 24 tahun asal Skotlandia tersebut mencetak dua gol melalui titik penalti dan aksi individunya yang tidak dapat dibendung lini pertahanan Liverpool.
”Saya (hampir) bisa memperoleh hat-trick. Itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan melawan tim terbaik di dunia. Pergi ke Anfield adalah segalanya,” ujar Cummings.
Keputusan dan motivasi yang dilakukan Manajer Shrewsbury Sam Ricketts adalah kunci dari kebangkitan tim berjuluk ”The Shrews” tersebut. Ia berani mengambil risiko memasukkan penyerang baru karena timnya terus berada di bawah tekanan pemain Liverpool. Mereka hanya mampu menguasai bola sebanyak 30 persen.
Shrewsbury mampu melakukan serangan balik cepat untuk melawan agresivitas pemain Liverpool. Mereka terus berusaha untuk mencari peluang membongkar pertahanan Liverpool yang tidak diperkuat bek andalan Virgil van Dijk.
”Saya memberi tahu para pemain di babak pertama bahwa permainan itu ada untuk mereka. Keyakinan pada kelompok ini tidak bisa dipercaya. Jason (Cummings) muncul setelah 60 menit dan dia pencetak gol,” ujar Ricketts.
Klopp pun mengakui, timnya tidak bermain bagus dalam pertandingan tersebut. Bahkan, ia melihat anak didiknya seperti mengalami kekalahan melawan tim yang bertarung dengan penuh semangat.
Menurut pelatih asal Jerman tersebut, timnya banyak melakukan kesalahan sehingga memberikan kesempatan pada lawan untuk menyamakan kedudukan.
”Itu tidak terlihat seperti 2-0 di lapangan. Sepertinya kami kalah 2-1. Namun, pantas bagi Shrewsbury. Hasil tersebut layak mereka terima. Selamat untuk mereka,” ujar Klopp.
Dengan hasil ini, Liverpool harus menjalani laga ulangan pada awal bulan depan melawan Shrewsbury di Anfield. Alhasil, mereka memiliki jadwal yang padat karena juga akan bertarung di Liga Inggris dan Liga Champions. (Reuters)