Sebagian Tambang di Mandailing Natal Mulai Berhenti Beroperasi
›
Sebagian Tambang di Mandailing...
Iklan
Sebagian Tambang di Mandailing Natal Mulai Berhenti Beroperasi
Sebagian tambang emas rakyat tanpa izin mulai berhenti beroperasi di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Penertiban seluruh tambang sulit dilakukan karena masyarakat belum punya alternatif sumber ekonomi lain.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
PANYABUNGAN, KOMPAS — Sebagian tambang emas rakyat tanpa izin mulai berhenti beroperasi di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Penertiban seluruh tambang sulit dilakukan karena masyarakat belum punya alternatif sumber ekonomi lain. Pemerintah pusat diharapkan bisa memberi bantuan agar penertiban tambang bisa dilakukan.
”Sebagian tambang emas rakyat sudah ditutup sendiri oleh masyarakat. Masalahnya sekarang, mereka belum punya sumber ekonomi baru. Perekonomiannya sekarang morat-marit,” kata Bupati Mandailing Natal Dahlan Hasan Nasution, Senin (27/1/2020).
Dahlan mengatakan, tambang yang sudah mulai ditutup adalah tambang rakyat di Kecamatan Huta Bargot. Di daerah itu diperkirakan ada ratusan tambang yang beroperasi. Menurut Dahlan, setengahnya sudah mulai berhenti beroperasi setelah pemerintah secara intensif melakukan sosialisasi. Penutupan tidak dilakukan oleh petugas, tetapi oleh para petambang.
Setengahnya sudah mulai berhenti beroperasi setelah pemerintah secara intensif melakukan sosialisasi.
Akan tetapi, pertambangan emas rakyat yang banyak menjamur di sepanjang Batang (Sungai) Natal mulai dari Kecamatan Batang Natal, Lingga Bayu, hingga Natal sampai saat ini belum ada yang ditutup. Mereka masih beroperasi seperti biasa.
Upaya penutupan tambang ilegal dilakukan setelah berdampak kepada kesehatan masyarakat. Sedikitnya ada enam bayi yang dilaporkan lahir dengan kelainan dalam tiga tahun belakangan di Mandailing Natal. Kelainan diduga karena terpapar limbah merkuri dari pengolahan emas.
Kelainan itu antara lain anencephaly (tengkorak kepala tidak sempurna), gastroschisis (usus di luar perut), omphalocele (usus keluar dari pusar), cyclopia (bermata satu), serta bayi tidak mempunyai tulang rusuk dan kulit pembalut perut.
Dua kasus terbaru terjadi pada November 2019, yakni bayi perempuan lahir dengan anencephaly di Desa Aek Garingging, Kecamatan Lingga Bayu. Di kecamatan yang sama, di Desa Simpang Durian, lahir juga bayi perempuan dengan gastroschisis. Di kecamatan itu menjamur tambang emas rakyat dan satu tambang emas skala besar.
”Tambang emas ilegal tidak hanya merugikan para pekerja tembang, tetapi semua orang yang ada di lingkungannya dan juga generasi masa depan,” kata Dahlan. Ssaat ini pihaknya masih terus gencar melakukan sosialisasi dampak tambang kepada pekerja dan pemilik tambang emas ilegal. Untuk tahap pertama, mereka berfokus menutup tambang di Kecamatan Huta Bargot karena petambang mengolah emas dengan mesin gelundung.
”Mereka menggali material tambang dari perbukitan lalu mengolahnya dengan mesin gelundung. Untuk memisahkan emas dari batu atau material lain, mereka menggunakan merkuri,” kata Dahlan.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Mandailing Natal, Erwin Efendi Lubis, mengatakan, selama belum ada alternatif ekonomi masyarakat, penutupan tambang akan sulit dilakukan. ”Hal pertama yang harus dilakukan pemerintah seharusnya memberi alternatif sumber ekonomi,” katanya.
Erwin mengatakan, penutupan sulit dilakukan karena ribuan orang sudah menggantungkan hidup pada tambang emas rakyat. Menurut dia, pertambangan emas rakyat harus tetap diberi ruang untuk dibuka.
Namun, Erwin meminta agar pemerintah mengatur lokasi, kegiatan produksi, pengolahan, limbah, reklamasi, serta mempertimbangkan daya tampung dan daya dukung lingkungan melalui sistem perizinan. ”Jangan seperti sekarang, lubang tambang menjamur sampai ke belakang rumah. Sungai Batang Natal yang merupakan sumber air masyarakat kini keruh sepanjang hari,” katanya.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sumatera Utara Komisaris Besar Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, saat ini kepolisian bersama pemerintah mengedepankan upaya persuasif untuk penertiban tambang emas rakyat di Mandailing Natal. Mereka berharap penutupan tambang bisa dilakukan sendiri oleh masyarakat.