Banyuwangi Tidak Khawatir Virus Korona Berdampak pada Wisata
›
Banyuwangi Tidak Khawatir...
Iklan
Banyuwangi Tidak Khawatir Virus Korona Berdampak pada Wisata
Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi Yanuarto Bramuda mengatakan mewabahnya virus korona tidak berdampak pada kunjungan wisata di Banyuwangi. Berbagai antisipasi telah dilakukan.
Oleh
·4 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS -- Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi Yanuarto Bramuda mengatakan mewabahnya virus korona tidak berdampak pada kunjungan wisata di Banyuwangi. Pihaknya juga tidak terlalu khawatir virus tersebut masuk ke Banyuwangi melalui wisatawan asal China.
“Dari data menginap hotel di tahun 2019, ada 77.202 wisatawan mancanegara. Sebanyak 12.380 atau sekitar 16 persen merupakan wisatawan asal Tiongkok. Tiongkok tidak mendominasi, justru wisatawan asal Eropa yang banyak berkunjung ke Banyuwangi," ujarnya, Senin, (27/1/2020).
Selain itu Bramuda yakin, proses pengawasan di Jakarta dan Surabaya yang menjadi bandara perantara sebelum menuju Banyuwangi akan mendeteksi bila ada wisatawan yang terjangkit virus Korona.
Meskipun demikian, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Probolinggo bersama Angkasa Pura II tetap mengaktifkan pemindai suhu tubuh atau thermal scaner sebagai antisipasi penyebaran virus korona jenis baru atau coronavirus novel/2019-nCoV di Bandara Banyuwangi. Dinas Kesehatan Banyuwangi juga sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak melakukan langkah-langkah pengamanan bila ditemukan wisatawan yang terinfeksi virus korona tersebut.
Pantauan Kompas di Bandara Banyuwangi thermal scanner dioperasikan di terminal kedatangan. Satu unit kamera tersambung dengan sebuah komputer yang menampilkan beberapa layar berbeda.
“Kami mengaktifkan thermal scanner dan thermometer infrared. Thermal scanner digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh banyak orang, sedangkan thermometer infrared untuk memastikan suhu tubuh masing-masing orang secara lebih detail,” ujar Dokter Kepala Wilayah Kerja Tanjungwangi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Probolinggo dr Nungki Najfaris Alami.
Bandara Banyuwangi menjadi penyangga bagi Bandara Jakarta dan Surabaya yang memiliki konektifitas langsung ke Wuhan sebagai daerah endemik virus korona.
Nungki mengatakan, status Bandara Banyuwangi masih terdaftar sebagai bandara internasional kendati tidak ada penerbangan internasional. Bandara Banyuwangi juga menjadi penyangga bagi Bandara Jakarta dan Surabaya yang memiliki konektifitas langsung ke Wuhan sebagai daerah endemik virus korona maupun dari negara lain yang sudah melaporkan adanya penularan virus korona.
Bandara Banyuwangi, lanjut Nungki, juga menjadi pintu masuk bagi wisatawan asing yang berkunjung ke Banyuwangi dan sekitarnya. Dikhawatirkan, wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi terinfeksi virus korona bila sebelumnya pernah berkunjung ke Wuhan atau negara lain yang juga terjangkit virus korona.
“Kami aktifkan thermal scanner saat ada penumpang yang baru saja mendarat. Bila ada yang terindikasi suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius, kami akan cek ulang menggunakan thermometer infrared,” tutur Nungki.
Pemasangan termal scanner juga disampaikan Manager Operasional Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi Suparman. “Sesuai dengan instruksi Kementerian Perhubungan, semua bandara yang ada konektivitas ke China dihimbau untuk memasang thermal scanner. Saat ini Bandara Banyuwangi terhubung dengan Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Soekarno Hatta yang memiliki penerbangan langsung ke China,” ujarnya.
Melalui thermal scanner penumpang yang mengalami demam tinggi dapat terpantau. Selanjutnya penumpang tersebut akan diwawancara untuk mencari tahu riwayat perjalanan ke negara endemis virus korona.
Karantina Kesehatan Pelabuhan juga memberikan atensi khusus penumpang yang baru saja berpergian ke negara yang sudah terjangkit virus korona. Mereka akan diwawancara untuk menanyakan dengan siapa saja ia berinteraksi selama di negara tersebut.
Petugas Karantina Kesehatan Pelabuhan akan memberikan kartu waspada (alert card) kepada wisatawan yang mungkin terpapar. Kartu untuk memantau pergerakan wisatawan sekaligus berisi keterangan yang bisa dihubungi bila suatu ketika wisatawan merasa tubuhnya tidak sehat.
Sedangkan wisatawan terduga virus korona akan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan. Rumah Sakit pemerintah tersebut akan menjadi rujukan evakuasi bagi wisatawan yang terjangkit virus korona.
Kesiapan Daerah
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Widji Lestariono mengatakan pihaknya mendukung penuh kegiatan Karantina Kesehatan Pelabuhan. "Penanganan di Bandara Banyuwangi, masuk dalam wewenang mereka. Namun apapun yang dibutuhkan kami siap mendukung,” ujar Widji.
Ia juga menambahkan, petugas medis di seluruh puskesmas dan rumah sakit se-Banyuwangi juga siaga menghadapi sebaran virus korona. Kendati belum ada laporan wisatawan yang terjangkit virus tersebut, Dinas Kesehatan Banyuwangi telah menyiapkan rencana kontigensi bila ada penyeberan virus tersebut.
Lestariono menambahkan, pihaknya juga terus mengkampanyekan pencegahan penularan virus di sekolah-sekolah dan puskesmas. Salah satu program yang digalakkan ialah CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) yang dilombakan antar Puskesmas.