Dua Rumah Sakit di DIY Disiapkan Jadi Tempat Rujukan
›
Dua Rumah Sakit di DIY...
Iklan
Dua Rumah Sakit di DIY Disiapkan Jadi Tempat Rujukan
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengutamakan upaya mitigasi dalam mencegah penyebaran virus korona jenis baru di wilayah itu. Dua rumah sakit dijadikan lokasi rujukan penanganan jika ditemukan kasus mencurigakan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengutamakan upaya mitigasi dalam mencegah penyebaran virus korona jenis baru di wilayah tersebut. Dua rumah sakit disiapkan sebagai lokasi rujukan penanganan jika ditemukan kasus menyerupai gejala terjangkit virus korona.
Hal itu mengemuka dalam rapat koordinasi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta (BPBD DIY), Dinas Kesehatan DIY, Kantor Kesehatan Pelabuhan Yogyakarta, dan Rumah Sakit Umum Daerah Adisutjipto, di Kantor Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD DIY, di Yogyakarta, Selasa (27/1/2020).
“Perlu kami sampaikan. Sampai saat ini, belum ditemukan penderita virus korona di Yogyakarta. Tentu kita perlu terus melakukan kesiapsiagaan,” kata Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana, seusai rapat.
Langkah yang sudah disiapkan adalah menunjuk rumah sakit rujukan apabila ada warga atau wisatawan yang diduga terpapar virus tersebut. Dua rumah sakit yang menjadi rujukan, yakni Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito dan Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati.
Biwara menambahkan, rapat koordinasi dengan instansi terkait masih akan terus diadakan. Masyarakat diminta tenang dan tidak panik. Upaya mitigasi dan pencegahan lebih dikedepankan.
Beberapa hal yang ditekankan, antara lain agar warga semakin peduli untuk menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menerapkan etika batuk, dan segera berobat ke dokter apabila mengalami gejala yang disebutkan dalam Virus Corona. Tentunya diberikan informasi pula tentang riwayat perjalanan luar negeri dari pasien.
Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUP Dr Sardjito Andaru Dahesih Dewi menyatakan, pihaknya telah mempersiapkan segala upaya antisipasi dengan baik. Terdapat beberapa ruangan khusus yang bisa digunakan untuk merawat pasien dengan penyakit yang dapat ditularkan lewat udara. Ruangan sudah dibuat dengan desain dan tata ventilasi khusus sehingga menjamin isolasi itu bisa dilakukan.
“Kami punya ruang isolasi yang bisa dieskalasi apabila jumlah kasusnya meningkat. Ruangan memang didesain sesuai standar untuk merawat pasien-pasien dengan penyakit menular melalui udara,” kata Andaru.
RSUP Dr Sardjito memiliki ruang isolasi itu sejak 2003 seiring merebaknya wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome atau sindrom pernapasan akut parah). Rumah sakit itu sempat menangani pasien yang terjangkit penyakit tersebut kala itu.
Lebih lanjut, ruangan isolasi berisi delapan tempat tidur untuk pasien. Setiap tempat tidur dipisahkan sekat kaca dan kedap udara serta dilengkapi teknologi HEPA filter. Delapan tempat tidur itu digunakan sesuai kondisi pasien. Kondisi pasien itu digolongkan menjadi dalam pemantauan, pengawasan, probable, dan confirmed.
Koordinator Wilayah Kerja Bandara Internasional Adisutjipto, Kantor Kesehatan Pelabuhan Yogyakarta, Ratih Prastiti menyampaikan, wisatawan asing yang mendarat di Yogyakarta juga diawasi menggunakan mesin pemindai suhu tubuh. Alat itu sudah dipasang di dua bandara yang beroperasi di Yogyakarta, yakni Bandara Internasional Adisujtipto dan Bandara Internasional Yogyakarta.
“Kalau ada penumpang yang demam dengan suhu 38 derajat Celsius, akan kami cek lagi. Kami bawa ke ruang klinik dan diperiksa ulang. Jika diperiksa sebanyak tiga kali hasilnya sama, akan kami bawa ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa lebih lanjut,” kata Ratih.
Selain itu, masih ada prosedur standar operasional yang mengharuskan maskapai penerbangan internasional mengirimkan dokumen tentang pasien yang sakit. Dokumen itu digunakan untuk menilai tentang potensi adanya penumpang yang terjangkit penyakit menular. Pihak bandara terus menjalin koordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Yogyakarta untuk melakukan pengawasan terhadap potensi masuknya virus.