Infeksi Korona Tipe Baru Melonjak 60 Persen dalam Semalam
›
Infeksi Korona Tipe Baru...
Iklan
Infeksi Korona Tipe Baru Melonjak 60 Persen dalam Semalam
Jumlah kasus infeksi virus baru korona meningkat hampir 60 persen dalam semalam. Angka itu diperkirakan masih bisa lebih besar lagi karena serangan virus ini belum mencapai puncaknya.
Oleh
Ahmad Arif
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah kasus infeksi virus baru korona meningkat hampir 60 persen dalam semalam. Angka itu diperkirakan masih bisa lebih besar lagi karena serangan virus ini belum mencapai puncaknya. Penyebaran di luar China perlu diwaspadai, menyusul adanya penularan domestik di Jepang, Vietnam, dan Jerman.
Otoritas Kesehatan China, Selasa (28/1/2020), mengumumkan, total infeksi pneumonia karena virus korona tipe baru, 2019-nCoV, menjadi 4.515 kasus yang tersebar di 30 provinsi. Sebanyak 106 orang yang terinfeksi meninggal.
Jumlah kasus yang terinfeksi di China itu melonjak tinggi dibandingkan dengan sehari sebelumnya, yang hanya 2.835 kasus dan 81 orang di antaranya meninggal. Korban termuda yang dikonfirmasi adalah anak perempuan berusia sembilan bulan di Beijing.
Laporan waktu nyata oleh Johns Hopkins University, Maryland, dalam gisanddata.maps.arcgis.com menunjukkan, jumlah kasus terus meningkat. Data terbaru pada Rabu (29/1/2020) pukul 07.30 WIB, jumlah yang terinfeksi secara global mencapai 5.578 kasus di 18 negara. Total korban jiwa mencapai 131 orang dan 107 orang di antaranya dinyatakan sembuh total.
Sebanyak 5.494 kasus infeksi ditemukan di China, Thailand 14 kasus, Hong Kong (8), Taiwan (8), Jepang (7), Makau (7), Singapura (7), Australia (5), Amerika Serikat (5), Malaysia (4), Korea Selatan (4), Jerman (4), Perancis (3), Kanada (2), Vietnam (2), serta Kamboja, Nepal, dan Sri Lanka masing-masing 1 kasus.
Semua korban meninggal dunia terdapat di China, terutama di Provinsi Hubei, yang mencapai 125 orang. Kota Wuhan yang menjadi titik awal merebaknya virus ini berada di provinsi tersebut.
Kepala Tim Ahli Nasional China untuk mengendalikan dan mencegah pneumonia yang disebabkan virus korona dan seorang akademisi dari Chinese Academy of Engineering, Zhong Nanshan, kepada kantor berita Xinhua mengatakan, ”Sangat sulit untuk memperkirakan kapan wabah mencapai puncaknya. Tapi, saya pikir dalam satu minggu atau sekitar 10 hari, itu akan mencapai klimaks dan lalu tidak akan ada peningkatan skala besar,” kata Zhong.
Sangat sulit untuk memperkirakan kapan wabah mencapai puncaknya. Tapi, saya pikir dalam satu minggu atau sekitar 10 hari, itu akan mencapai klimaks.
Hingga saat ini belum ada konfirmasi mengenai adanya kasus infeksi 2019-nCoV di Indonesia. Data dari Business 1ntelligence Service (B1S) m1nd, Indonesia menyumbang 7 persen dari sekitar 1,4 juta penerbangan keluar dari Wuhan antara Desember 2018 dan November 2019 atau peringat keenam terbesar. Kelima negara lain yang menjadi tujuan utama perjalanan dari Wuhan, yaitu Thailand (33 persen), Jepang (12), Malaysia (10), Singapura (9) dan Hong Kong (8), telah mengonfirmasi adanya kasus infeksi korona.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam laporannya pada Senin lalu telah merevisi penilaian risiko global untuk wabah virus korona dari ”sedang” menjadi ”tinggi”, tetapi hingga kini belum mengumumkan status darurat untuk kesehatan masyarakat global, sebagaimana dalam kasus wabah virus SARS pada 2003.
Dalam kunjungannya ke China pada Selasa, Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti disampaikan Xinhua, meminta agar negara-negara tak mengevakuasi warganya dari Wuhan, yang saat ini diisolasi. Ghebreyesus mengatakan tak perlu bereaksi berlebihan dan orang-orang harus tetap tenang.
Transmisi domestik
Penyebaran 2019-nCoV menunjukkan perkembangan baru setelah ada laporan penularan secara domestik di luar China. Sebagaimana dilaporkan Japantimes.com, dari tiga kasus baru yang dilaporkan di Jepang pada Selasa, terdapat seorang sopir bus pria berusia 60-an yang tinggal di Prefektur Nara.
Warga Jepang ini dipastikan tidak menempuh perjalanan ke Wuhan, tetapi mengendarai bus dengan kelompok wisata dari kota ini sebanyak dua kali pada bulan ini. Pria itu menambah daftar orang yang dikonfirmasi terinfeksi virus baru korona dari manusia ke manusia yang dikonfirmasi di luar China.
Sehari sebelumnya, WHO juga sudah mengonfirmasi adanya orang di Vietnam tertular oleh keluarganya yang telah terinfeksi. Laporan yang sama terjadi di Jerman.
Sekalipun WHO telah meminta agar tidak dilakukan evakuasi, Jepang tetap mempersiapkan evakuasi warganya di China. Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi menyebutkan, pesawat akan memberikan masker dan pakaian pelindung ke Wuhan sebelum membawa kembali sekitar 200 orang ke Tokyo, yang dijadwalkan Rabu ini. Sekitar 650 orang Jepang menyatakan keinginan untuk kembali ke Jepang dan pemerintah membuat pengaturan untuk mengirim penerbangan sewaan tambahan ke Wuhan.