Jika bocoran rencana perdamaian sengketa Palestina dari Presiden Donald Trump benar, Timur Tengah akan memanas. Palestina siap keluar dari perjanjian Oslo.
Oleh
·2 menit baca
Menanggapi bocoran itu, para pemimpin Palestina menggelar pertemuan darurat. Faksi-faksi Palestina yang bersaing, Hamas dan Fatah, bergabung dalam pertemuan langka di kota Ramallah, Tepi Barat, Selasa (28/1/2020), terhadap rencana perdamaian Timur Tengah yang ditunggu-tunggu dari Presiden AS Donald Trump.
Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengatakan, ”Kami memanggil duta besar Arab dan Muslim yang telah diundang ke pembukaan perjanjian abad ini untuk tidak hadir pada upacara yang kami anggap sebagai konspirasi yang bertujuan merusak hak-hak rakyat Palestina.” Rudeineh menambahkan, rencana Trump itu bertujuan menggagalkan pembentukan negara Palestina dengan ibu kota Jerusalem.
”Kami menolaknya dan kami menuntut masyarakat internasional untuk tidak menjadi mitra karena hal itu bertentangan dengan dasar-dasar hukum internasional dan hak-hak Palestina yang tidak dapat dicabut. Itu tidak lain kecuali rencana untuk menghabisi perjuangan Palestina,” tambah PM Palestina Mohammad Shtayyeh.
Hubungan Palestina-AS putus total sejak AS mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017. Apalagi, ketika Trump kemudian memindahkan kantor Kedubes AS dari Tel Aviv ke Jerusalem pada Mei 2018.
Bocoran isi proposal itu antara lain akan ada masa transisi empat tahun untuk mengantisipasi penolakan Presiden Abbas dan pimpinan Palestina saat ini. Diharapkan, pengganti Abbas bersedia menerima proposal itu (Kompas, 28/1/2020).
Proposal itu juga menyebutkan negara Palestina boleh berdiri, tetapi tanpa militer. Palestina hanya berdaulat terhadap sekitar 70 persen wilayah Tepi Barat dengan ibu kota Suafat—berkisar 6-8 kilometer—timur laut kota Jerusalem. Beberapa distrik di Jerusalem Timur, yang berpenduduk mayoritas Arab, berada di bawah naungan Palestina dan akan disambungkan dengan Suafat melalui jalan khusus dan boleh dinamakan Jerusalem Timur.
Militer Israel menambah pasukan di Lembah Yordan, wilayah Tepi Barat, yang mereka duduki. Diperkirakan, dalam rancangan Trump, Lembah Yordan tersebut akan dikuasai sepenuhnya oleh Israel.
Palestina mengancam keluar dari kesepakatan Oslo jika Trump memaksakan rencananya. Sebelum itu, beberapa resolusi PBB terkait Palestina, intinya adalah dua negara untuk dua bangsa, Palestina dan Israel. Pada perjanjian Oslo, Palestina mengakui negara Israel dan Israel menerima Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mewakili rakyat Palestina. Jika Palestina keluar dari kesepakatan, situasi Timur Tengah bisa kembali memanas mengingat banyak negara dan warga mendukung berdirinya negara Palestina merdeka.