Sambut MotoGP, Desa Penyangga KEK Mandalika Siapkan Paket Wisata
›
Sambut MotoGP, Desa Penyangga ...
Iklan
Sambut MotoGP, Desa Penyangga KEK Mandalika Siapkan Paket Wisata
Sejumlah desa penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, menyiapkan paket wisata menyambut ajang balap motor MotoGP yang ditargetkan berlangsung pada 2021.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
PRAYA, KOMPAS — Sejumlah desa penyangga Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika berbenah menyambut ajang balap motor paling bergengsi, MotoGP, yang ditargetkan berlangsung pada 2021. Warga mulai menyiapkan paket wisata khusus menyesuaikan kebutuhan MotoGP.
Ajang MotoGP ditargetkan berlangsung akhir 2021. Saat ini, pemerintah melalui PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) sedang melaksanakan konstruksi sirkuit MotoGP di Mandalika, Pujut, Lombok Tengah, termasuk pengembangan kawasan sekitarnya.
Sejalan dengan itu, desa-desa kawasan di luar KEK Mandalika juga terus mempersiapkan diri, khususnya desa-desa penyangga yang telah dikembangkan sebagai desa wisata.
Ketua Desa Wisata Hijau Bilebante, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah, Pahrul Azim, Kamis (30/1/2020), mengatakan, mereka terus membenahi desa wisata yang telah dirintis sejak 2014 itu.
Bilebante yang berada sekitar 15 kilometer sebelah tenggara Mataram, ibu kota NTB, lanjut Pahrul, memiliki obyek dan paket wisata yang ditawarkan bagi pengunjung.
Obyek itu seperti Pasar Pancingan. Di sini pengunjung bisa menikmati arena memancing, panahan, permainan, pentas musik, spot berfoto, dan bersepeda. Selain itu, ada juga kebun herbal, lembah gardena, pemandian, serta Pura Lingsar Kelud yang merupakan pura tertua di Lombok Tengah.
Dalam waktu dekat, Pulau Lombok diprediksi akan semakin ramai oleh wisatawan, terutama jika ajang MotoGP jadi terlaksana di KEK Mandalika.
Sementara paket yang dimiliki Bilebante antara lain paket tur bersepeda dengan rute pedesaan dan persawahan, paket menginap di homestay, dan paket kelas memasak. Setiap bulan, Bilebante dikunjungi sekitar 300 orang, didominasi pengunjung asal luar Pulau Lombok.
Menurut Pahrul, pihaknya terus memastikan obyek dan paket wisata itu berjalan dan kualitasnya meningkat. Hal itu penting karena dalam waktu dekat, Pulau Lombok diprediksi akan semakin ramai oleh wisatawan, terutama jika ajang MotoGP jadi terlaksana di KEK Mandalika.
Selain itu, kata Pahrul, aktivitas yang berkaitan dengan MotoGP juga secara khusus turut mereka siapkan, yakni terapis. ”Aktivitas di KEK Mandalika ketika perhelatan MotoGP tentu akan membuat capek. Pada saat yang sama, belum ada pusat kesehatan. Jadi, kami mempersiapkan hal itu,” tuturnya.
Terapis yang akan mereka tawarkan, kata Pahrul, adalah terapis halal. Artinya, tamu laki-laki akan ditangani oleh terapis laki-laki, begitu juga tamu perempuan oleh terapis perempuan. Para terapis juga telah mendapat sertifikasi.
”Jadi, sejak 2019, kami sudah mempersiapkan terapis lewat pelatihan. Tahun ini, kami akan membangun sarana dan prasarana. Lalu, tahun 2021, program akan diluncurkan,” ucap Pahrul.
Tidak hanya Bilebante, desa penyangga lain seperti Desa Terara di Kecamatan Pujut juga turut mempersiapkan diri. Desa ini berada sekitar 4 kilometer dari Bandara Internasional Lombok dan 15 kilometer dari KEK Mandalika.
Kepala Desa Ketara Lalu Buntaran mengatakan, warga antusias menyambut pengembangan KEK Mandalika, terutama untuk ajang MotoGP. Oleh karena itu, mereka juga mulai menyiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk itu.
”Dalam waktu dekat, kami akan membangun pasar seni. Pasar seni ini akan menjadi pusat penjualan produk kerajinan masyarakat, mulai dari tenun hingga kuliner,” ucap Lalu Buntaran.
Selain itu, lanjutnya, mereka juga akan mempersiapkan rumah warga sebagai homestay dengan standar hotel. Saat ini, sudah ada 20 rumah yang ditunjuk. ”Sejalan dengan itu, peningkatan kapasitas masyarakat juga kami lakukan, misalnya lewat pelatihan bahasa Inggris serta memasak kuliner maupun jajanan,” kata Lalu Buntaran.
Menurut dia, berbagai persiapan yang dilakukan, termasuk 13 desa lain yang saat ini dikembangkan menjadi penyangga KEK, agar masyarakat tidak hanya jadi penonton. ”Ketara, misalnya, bisa dikatakan berada di pintu gerbang KEK. Jadi, kalau tidak disiapkan, kami hanya akan jadi penonton ketika nanti MotoGP berlangsung,” ujar Lalu Buntaran.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bonjeruk Permai, Desa Bonjeruk, Lombok Tengah, Usman menambahkan, pihaknya juga bersiap-siap menyambut MotoGP. Oleh karena itu, sebagai desa penyangga, mereka menyiapkan empat konsep pengelolaan desa wisata.
Keempat konsep pengelolaan itu, kata Usman, adalah ekowisata berbasis lingkungan, wisata budaya, wisata lokal dengan pendekatan kekinian (untuk kaum milenial), dan wisata kuliner.
Secara bertahap, penguatan desa-desa wisata terus dilakukan dalam aspek infrastruktur dan juga kelembagaan.
Konsep itu sudah mulai diwujudkan lewat obyek bagi wisatawan, mulai dari area berkemah lengkap dengan taman-taman organik, kolam ikan, gazebo, balai, toilet, hingga satu homestay. Mereka juga menyiapkan produk masyarakat untuk oleh-oleh, seperti kopi dan makanan ringan. Selain itu, ada pula pengembangan tanaman organik dan pengelolaan sampah.
Menyambut KEK Mandalika dan MotoGP, Pemprov NTB memang mengembangkan desa wisata. Dalam lima tahun ke depan, ada 99 desa wisata yang akan dikembangkan. Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal mengatakan, secara bertahap, penguatan desa-desa wisata terus dilakukan dalam aspek infrastruktur dan juga kelembagaan.