Pemerintah RI menunggu izin dari Pemerintah China untuk mengevakuasi WNI di Hubei yang menjadi pusat penyebaran virus korona jenis baru.
Oleh
TIM KOMPAS
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia telah menyiapkan rencana evakuasi terhadap warga negara Indonesia dari sejumlah kota di Provinsi Hubei, China, yang menjadi pusat penyebaran virus korona jenis baru. Teknis penjemputan, tim penjemput, dan prosedur penanganan ketika WNI sudah berada di Indonesia masih terus dimatangkan.
Bersamaan dengan itu, Pemerintah Indonesia masih menunggu rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan izin Pemerintah China untuk melakukan evakuasi. Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (29/1/2020), mengungkapkan, evakuasi belum dilakukan karena Provinsi Hubei, khususnya kota Wuhan, masih diisolasi. Otoritas China tidak memperbolehkan pergerakan orang keluar-masuk Hubei.
”Sebenarnya kami, pemerintah, sudah menyiapkan untuk melakukan evakuasi, tetapi sekarang ini Wuhan menjadi daerah yang diisolasi sehingga tidak boleh ada orang masuk dan tidak boleh ada orang keluar,” kata Wapres. Provinsi Hubei merupakan pusat penyebaran virus korona jenis baru. Dari 6.057 orang di China yang terinfeksi sampai Rabu sore, sebanyak 3.554 orang berada di Hubei.
Di antara 132 korban tewas akibat virus itu, 125 orang ada di Hubei. Di beberapa provinsi di China juga ada laporan orang tertular dan tewas karena virus korona baru. Perkembangan kondisi 243 WNI yang saat ini masih tinggal di daerah yang dikarantina terus dipantau pemerintah. Selain di Wuhan, WNI yang mayoritas merupakan mahasiswa itu tersebar di Xianing, Huangshi, Jingzhou, Xianyang, Enshi, dan Shiyan. Pemerintah Indonesia juga memasok logistik untuk WNI di Hubei.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan pesawat TNI AU dan, jika diperlukan, juga bisa mencarter pesawat komersial. ”Saya sudah instruksikan ke Pusat Kesehatan TNI untuk menyiapkan dokter, perawat, peralatan medis, dan obat-obatan untuk melakukan evakuasi. Kami siap,” ujarnya.
Selain Indonesia, sejumlah negara juga dilaporkan masih menunggu izin China untuk proses evakuasi. Negara itu, antara lain, India, Thailand, Australia, dan Spanyol. Australia disebut berkomunikasi dengan sejumlah negara tetangganya untuk kemungkinan evakuasi bersama.
Sementara itu, Jepang telah memulai proses evakuasi. Pesawat pertama dari Wuhan tiba di Tokyo pada Rabu pagi dengan 206 penumpang. Di antara mereka, ada lima orang yang dirujuk ke rumah sakit karena batuk. Dua dari lima orang itu menunjukkan gejala pneumonia. Konfirmasi laboratorium diperlukan untuk memastikan mereka tertular virus korona tipe baru atau tidak.
Pesawat kedua terbang dari Tokyo pada Rabu malam dan pesawat ketiga direncanakan berangkat Kamis. Sementara Korsel mengumumkan dua penerbangan evakuasi pada Kamis dan Jumat.
Teknis penanganan
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan, ada tiga hal yang harus diperhatikan sebelum evakuasi dilakukan. Tiga hal itu adalah status kesehatan setiap orang yang akan dievakuasi, status kekarantinaan yang sedang dilakukan, yaitu pada masa inkubasi atau tidak, dan transportasi evakuasi yang akan dilakukan.
Apabila tiga hal itu sudah dipastikan, Anung mengatakan, respons lebih lanjut ketika WNI tersebut yang tiba di Indonesia tetap harus dijalankan. Hal itu, antara lain, keperluan adanya karantina, isolasi khusus bagi WNI, serta skenario pengawasan melalui kartu kewaspadaan kesehatan (HAC) dan kontrol kesehatan lanjutan.
Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, Kedutaan Besar RI di Beijing terus berkomunikasi dengan pemerintah setempat. ”Ibu Menlu (Retno) secara khusus meminta Duta Besar RI di Beijing untuk berkomunikasi dengan China agar mau memberikan fasilitas bagi proses evakuasi dari Provinsi Hubei,” ujarnya.
Menurut Faizasyah, WNI tersebar di radius hampir ratusan kilometer. Di tengah pembatasan transportasi, tidak mudah mengumpulkan mereka. ”Kesiapan teknis untuk mengumpulkan mereka sedang dimatangkan sehingga jika nanti pesawat datang, langsung diangkut,” ujarnya.
Tantangan lain, katanya, ialah mengupayakan sesedikit mungkin tim penjemput. Belum ada kejelasan apakah China sudah mengizinkan tim evakuasi Indonesia masuk ke wilayah karantina atau belum. Karena itu, Faizasyah belum bisa menyampaikan waktu pasti evakuasi WNI dari Hubei.
Kepala tim ahli nasional China untuk mengendalikan dan mencegah pneumonia yang disebabkan oleh virus korona dan akademisi dari Chinese Academy of Engineering, Zhong Nanshan, kepada Kantor Berita Xinhua mengatakan, sangat sulit memperkirakan kapan wabah mencapai puncaknya. ”Namun, saya pikir dalam satu minggu atau sekitar 10 hari, itu akan mencapai klimaks dan kemudian tidak akan ada peningkatan skala besar,” kata Zhong.
Sementara itu, sejumlah pasien yang sempat diduga terpapar virus korona sudah ditangani di sejumlah rumah sakit di Indonesia, tetapi hingga kemarin belum ada yang terkonfirmasi positif virus korona jenis baru.