Rencana pemulangan warga negara Indonesia di sejumlah lokasi karantina penyebaran virus korona jenis baru di Provinsi Hubei, China, semakin matang. Mereka yang pulang terbagi dalam dua kategori.
Oleh
Deonisia Arlinta Graceca Dewi/Erika Kurnia
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah telah menyiapkan skenario evakuasi warga negara Indonesia yang berada di sejumlah lokasi karantina penyebaran virus korona jenis baru di Provinsi Hubei, China. Hal utama yang disiapkan saat ini adalah pemutakhiran data dan kelengkapan dokumen dari WNI sebagai syarat praevakuasi yang diminta oleh otoritas Pemerintah China.
Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, di Jakarta, Kamis (30/1/2020), menuturkan, Pemerintah China telah memfasilitasi rencana evakuasi WNI dari Provinsi Hubei. Setidaknya kini tercatat ada 243 WNI yang berada di tujuh lokasi karantina yang tersebar di wilayah tersebut.
”Fasilitasi sudah didapatkan dari otoritas Pemerintah China. Sekarang proses finalisasi kesiapan di lapangan terus dimatangkan. Terkait pendataan juga mendesak manakala pemulangan (WNI) bisa cepat kita lakukan,” ujarnya.
Sementara ini, salah satu kendala yang dihadapi adalah mekanisme penjemputan WNI untuk bisa dikumpulkan di satu lokasi sebelum dilakukan proses evakuasi selanjutnya. WNI yang berada di Provinsi Hubei tersebar di tujuh lokasi berbeda. Jarak dari satu lokasi menuju lokasi lain bisa mencapai sekitar 500 kilometer.
Teuku menuturkan, pemerintah akan terus melakukan berbagai upaya yang terbaik bagi kesehatan dan keamanan warga Indonesia, baik yang berada di China maupun di dalam negeri. Berbagai persiapan yang dilakukan akan direncanakan secara matang agar hasilnya bisa efektif dan efisien.
Pemerintah setidaknya telah menyiapkan dua skenario evakuasi WNI yang berada di Provinsi Hubei, China. Opsi pertama adalah pemulangan dengan maskapai Batik Air menggunakan pesawat Airbus A330 dengan pendaratan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Opsi kedua adalah pemulangan dengan pendaratan di Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Pada penerbangan tersebut akan disiagakan tim medis yang turut berangkat dari unsur kesehatan TNI.
Dalam skenario itu, kedatangan WNI akan dilakukan pada Minggu, 2 Februari 2020. Adapun tempat karantina yang disiapkan berada di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, atau Wisma Atlet Kemayoran. Bagi WNI yang dicurigai mengalami gejala penyakit, akan disiapkan ruang isolasi di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianto Saroso, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, dan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan.
Berdasarkan pemetaan waktu nyata oleh peneliti dari Johns Hopkins University, Maryland, yang diakses dalam Gisanddata.maps.arcgis.com, jumlah kasus terinfeksi virus korona jenis baru yang pertama kali merebak di kota Wuhan, Hubei, China, tercatat hingga Kamis (30/1/2020) pukul 21.30 ada 7.783 kasus. Sebanyak 7.678 kasus ditemukan di daratan China, sisanya berada di 19 negara lain. Setidaknya dilaporkan ada 170 kasus kematian akibat virus korona jenis baru ini.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono menegaskan, berbagai persiapan yang matang harus dilakukan sebelum keputusan pemulangan WNI dari China dilakukan. Status detail dari setiap WNI yang akan dievakuasi harus dipastikan. Status itu mulai dari data diri, seperti nama, alamat, visa, dan tujuan perjalanan ke China. Hal lain yang penting adalah status kesehatan dari setiap WNI.
Pemantauan akan dilakukan secara ketat, mulai dari sebelum evakuasi dilakukan sampai tiba di Tanah Air. Pemantauan dan penilaian sudah dilakukan sejak WNI berada di China dengan pertimbangan situasi dan kondisi di wilayah tersebut. Apabila sudah tiba di Indonesia, WNI tersebut masih akan diawasi dengan pemantauan ketat.
”Kita akan bagi dua status bagi WNI yang tiba,yakni people under observation atau yang kami terjemahkan sebagai orang dengan pemantauan dan orang dengan pengawasan. Bagi orang dalam pengawasan, tentu kita akan menyiapkan transportasi yang bisa meminimalkan adanya sumber penularan, bisa menggunakan kapsul evakuasi untuk langsung dibawa ke rumah sakit rujukan,” tutur Anung.
Terkait rencana evakuasi WNI dari Wuhan, China, Kepala Subbagian Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Irma Marizka, yang dihubungi malam ini, mengatakan, belum ada informasi mengenai rencana penjemputan WNI.
Demikian juga dengan grup maskapai penerbangan Lion Air yang dikabarkan akan mengirim pesawat untuk menjemput WNI di Wuhan. "Saya belum bisa memberikan keterangan," kata Corporate Communication Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro yang dikonfirmasi terpisah.