Jaminan Investasi Asing, Bebas dari Risiko Politik
›
Jaminan Investasi Asing, Bebas...
Iklan
Jaminan Investasi Asing, Bebas dari Risiko Politik
Pemerintah Indonesia dan Denmark menandatangani persetujuan jaminan penanaman modal.
Oleh
·2 menit baca
Indonesia dan Denmark menandatangani persetujuan jaminan penanaman modal (JPM) pada 30 Januari 1968. Investor Denmark berharap kepada pemerintahnya agar ketika masuk Indonesia, mereka dilindungi dari risiko politik. Terkait hal itu, jaminan yang diberikan harus disetujui Indonesia (Kompas, 31/1/1968).
Berita tersebut tidak mengulas secara detail bentuk jaminan penanaman modal yang diteken Indonesia dan Denmark. Hanya disebutkan, garis besar persetujuan kedua negara itu tidak berbeda dengan kesepakatan serupa lainnya, seperti yang telah diadakan Indonesia sebelumnya dengan negara-negara lain.
Ketika Indonesia-Denmark meneken persetujuan JPM, Indonesia telah lebih dulu menyetujui investasi modal Denmark sebesar 1 juta dollar AS dalam bentuk pabrik farmasi di Jakarta. Meski tak dijelaskan secara detail, kita menduga, nota persetujuan JPM di antara kedua negara itu tampaknya terkait dengan investasi modal tersebut.
Investor Denmark mengharapkan garantee against political risks atau jaminan terhadap risiko politik. Sejumlah literatur menyebutkan, risiko politik adalah kerugian yang diderita suatu negara, industri, perusahaan, atau investor yang disebabkan perubahan situasi politik dan keputusan strategis suatu negara terkait dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam.
Wajar apabila ada negara dan perusahaan asing, seperti Denmark, meminta jaminan terhadap risiko politik atas investasinya.
Denmark tentu saja menghitung betul bahwa Indonesia baru saja melewati gejolak politik yang terjadi pada 1965-1966. Hingga tahun 1968, kondisi belum dapat dikatakan sepenuhnya telah normal. Dalam kondisi ini, wajar apabila ada negara dan perusahaan asing, seperti Denmark, meminta jaminan terhadap risiko politik atas investasinya.
Di sisi lain, Indonesia yang sedang giat membangun dan membutuhkan investasi asing tentu saja khawatir jika negara kaya dari Skandinavia itu sampai menunda kerja sama bidang ekonomi, seperti investasi atau penanaman modalnya. Adalah bijak untuk kita belajar dari pengalaman sejarah seperti ini bagi kemajuan perekonomian bangsa. (CAL)