Inggris akan memasuki masa transisi persiapan keluar sepenuhnya dari Uni Eropa. Perdana Menteri Boris Johnson meyakinkan warganya bahwa pilihan Inggris itu sudah tepat.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
LONDON, KAMIS — Inggris akan memasuki babak baru ketika menjadi negara pertama yang keluar dari Uni Eropa, Jumat (31/1/2020) tengah malam waktu Brussels, Belgia. Meskipun—dalam masa transisi selama 11 bulan—akan tetap di bawah sebagian besar aturan UE, London mungkin bakal kehilangan akses istimewa ke pasar tunggal UE, pasar perdagangan terbesar dan terpenting di dunia bagi Inggris.
Perdana Menteri Boris Johnson menegaskan, dirinya akan menegosiasikan perjanjian perdagangan bebas yang ambisius dengan 27 mantan mitranya di UE. Pada saat yang sama, London juga optimistis mencapai kesepakatan perdagangan yang menguntungkan dengan Amerika Serikat.
Johnson sekali lagi meyakinkan seluruh warga Inggris bahwa pilihan negara itu sudah tepat. ”Ini adalah momen yang hebat bagi negara kita, sebuah momen harapan dan peluang,” katanya pada Rabu lalu.
Johnson dijadwalkan memberikan pidato yang ditujukan bagi seluruh warga Inggris pada Jumat pukul 22.00 waktu setempat. Itu hanya beberapa saat sebelum Inggris keluar dari UE.
Pada Kamis, Johnson mengadakan pembicaraan tentang perdagangan pasca-Brexit dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Ia berupaya untuk membahas ketidaksepakatan kedua negara baru-baru ini yang berujung pada sebuah ketegangan dalam hubungan khusus AS-Inggris.
Pompeo mengatakan, adalah hal fantastis Inggris akan berada di sisi lain dan memiliki aturan yang berbeda dengan UE setelah Brexit. Ia yakin Brexit akan membawa manfaat besar bagi Inggris dan AS.
”Ada hal-hal yang harus dilakukan Inggris saat sebagai bagian dari anggota UE dan Inggris akan dapat melakukannya dengan cara yang berbeda sekarang,” kata Pompeo di London sebelum bertemu Johnson. Ia didampingi Menlu Inggris Dominic Raab.
Pompeo mengungkapkan sejumlah hal, antara lain akan dikerjakan melalui perjanjian perdagangan bebas, sedangkan beberapa lainnya cukup menjadi bagian perjanjian para pelaku bisnis kedua pihak. ”Kalian akan melihat manfaat luar biasa yang diperoleh kedua bangsa kita sebagai konsekuensi dari semua ini,” ucapnya.
Ia pun menjamin hubungan erat AS-Inggris bakal berlanjut sekalipun belakangan diwarnai sejumlah dinamika yang kurang dikehendaki Washington. Namun, harapan Johnson atas kesepakatan perdagangan AS diperumit oleh ketidakpopuleran Donald Trump di Inggris dan tekanan domestik untuk melawan Washington.
”Hubungan (kedua negara) itu dalam. Sebuah hubungan yang kuat dan akan tetap demikian halnya, ” ujar Pompeo berupaya meyakinkan. ”Saya yakin bahwa ketika kita bekerja bersama untuk mencari tahu bagaimana menerapkan keputusan ini, kita akan bekerja untuk memperbaikinya.”
Pertumbuhan menurun
Terkait proyeksi ekonomi Inggris pasca-Brexit, Bank Sentral Inggris (Bank of England/BoE) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris tahun ini dan tahun depan. Ekonomi Inggris diproyeksikan hanya bakal tumbuh 0,8 persen tahun ini, turun tajam dari perkiraan 1,2 persen. Pada 2021, ekonomi Inggris bakal tumbuh 1,4 persen, juga turun dibandingkan proyeksi November tahun lalu, sebesar 1,7 persen.
Dalam pertemuan terakhir menjelang Brexit yang dipimpin oleh Gubernur BoE Mark Carney, lembaga itu memilih untuk mempertahankan suku bunga utamanya di level 0,75 persen. Beberapa analis sebelumnya memperkirakan Carney bakal sepakat dengan jajaran mereka yang menuntut penurunan suku bunga, yaitu seperempat poin menjadi 0,50 persen.
Risalah pertemuan terakhir bank sentral itu menunjukkan penyebutan faktor risiko bagi perekonomian Inggris. Dua faktor yang ada adalah ketidakpastian pasca-Brexit dan perekonomian global yang tidak menentu. Meskipun tidak menyetujui penurunan suku bunga untuk membantu menopang perekonomian Inggris, BoE memprediksi ada aneka potensi masalah perekonomian. (AFP/AP/REUTERS)