Posko Waspada di Bandara Adisutjipto DIY Libatkan Dinas Pariwisata
›
Posko Waspada di Bandara...
Iklan
Posko Waspada di Bandara Adisutjipto DIY Libatkan Dinas Pariwisata
Pendirian Posko Waspada Virus Korona di Bandara Internasional Adisutjipto, Daerah Istimewa Yogyakarta melibatkan dinas pariwisata setempat. Hal ini sebagai upaya meyakinkan para wisatawan bahwa DIY aman dikunjungi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pendirian Posko Waspada Virus Korona di Bandara Internasional Adisutjipto, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (31/1/2020), melibatkan dinas pariwisata setempat. Hal ini sebagai upaya meyakinkan wisatawan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta aman dikunjungi.
Posko itu akan dibuka selama ada penerbangan internasional di bandara tersebut. Sedikitnya ada dua penerbangan internasional langsung dengan rute Malaysia dan Singapura. Beberapa warga dari kedua negara itu diberitakan sudah terjangkit virus korona.
”Ini bentuk dari komitmen kami bahwa Yogyakarta memang harus aman dari penyebaran virus korona. Apalagi, kami di Bandara Adisutjipto menerima penerbangan langsung dari Singapura dan Malaysia,” kata Manajer Bandara Internasiona Adisutjipto Agus Pandu Purnama seusai pembukaan posko.
Pandu menambahkan, bandara itu sudah dilengkapi peralatan berupa pemindai suhu tubuh manusia dan termometer inframerah. Alat itu digunakan untuk mengawasi suhu tubuh penumpang yang turun dari maskapai penerbangan internasional. Apabila ada penumpang yang suhu tubuhnya lebih dari 38 derajat celsius akan ditindaklanjuti oleh petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Yogyakarta (KKP Yogyakarta).
Posko itu didirikan bersama sejumlah instansi. Selain Dinas Pariwisata, instansi lain yang terlibat, yakni Dinas Perhubungan DIY dan KKP Yogyakarta. Pihak yang bertugas di posko itu adalah perwakilan dari setiap instansi tersebut.
”Kami mendirikan posko kewaspadaan. Pesannya supaya masyarakat tidak mudah menerima informasi yang tidak jelas sumbernya. Kami ingin masyarakat menerima informasi tentang penyebaran virus ini dengan sumber yang jelas. Salah satunya ada KKP Yogyakarta,” ujar Pandu.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo menyampaikan, keterlibatan dinas tersebut dalam posko itu untuk meyakinkan wisatawan yang hendak berkunjung ke DIY agar tetap merasa aman. Sektor pariwisata turut mewaspadai penyebaran virus itu dengan berkoordinasi bersama instansi yang berwenang.
”Ini langkah konkret untuk memberikan rasa aman dan nyaman sekaligus bentuk kewaspadaan kami. Ini, kan, juga sudah masuk darurat global,” kata Singgih.
Singgih menyampaikan, tahun 2018, terdapat sekitar 19.000 wisatawan asal China yang berkunjung ke DIY. Ia menilai, angka tersebut tidak banyak. Wisatawan asal China hanya menduduki peringkat ke-6 yang berkunjung ke daerah itu. Wisatawan asing yang paling banyak berkunjung, yakni asal Malaysia. Persentasenya hampir mencapai 60 persen.
”Kebetulan ini juga sedang low season. Jadi belum begitu dirasakan dampaknya. Saya berharap Indonesia tidak terlalu terdampak. Tapi, kami tetap mewaspadai bahaya ini,” kata Singgih.
Sementara itu, Meristika, dokter dari KKP Yogyakarta, menyampaikan, sejauh ini belum ada penumpang yang diduga terjangkit virus korona turun di Bandara Internasional Adisutjipto. Petugas dari KKP Yogyakarta selalu waspada dan menjalankan prosedur untuk mencegah tersebarnya virus itu di DIY.
Meristika menambahkan, pihak KKP Yogyakarta akan memberikan kartu bernama ”Health Alert Card” bagi penumpang yang diduga terpapar virus tersebut. Penumpang itu selanjutnya akan dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lanjutan. Petugas juga akan memeriksa dan menginvestigasi kondisi penumpang lain yang duduk di sekitar penumpang yang terpapar virus.