Dalam empat hari terakhir, tujuh mahasiswa asal Aceh yang menempuh kuliah di beberapa kota di China telah kembali ke Tanah Air. Hasil pemeriksaan menyatakan, mereka bebas dari paparan virus korona.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Dalam empat hari terakhir, tujuh mahasiswa asal Aceh yang menempuh kuliah di beberapa kota di China telah kembali ke Tanah Air. Hasil pemeriksaan menyatakan, mereka bebas dari paparan virus baru korona yang sedang mewabah di China.
Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri di Banda Aceh, Jumat (31/1/2020), menuturkan, tujuh mahasiswa yang telah kembali berkuliah di kota Jiangxi, Changchun, Beijing, Nanjing, Henan, dan Shanghai. Mereka kembali dengan penerbangan dari Malaysia dan Jakarta dan tiba pada 28 -31 Januari 2020.
”Saat ini, dua orang dalam perjalanan pulang ke Aceh. Mereka dari Jinhua dan Zhejiang,” kata Alhudri.
Dengan demikian, ada 21 mahasiswa Aceh yang kini masih berada di China. Sebanyak 13 orang di antaranya berada di Wuhan, kota tempat virus korona pertama kali ditemukan. Namun, akses ke Wuhan masih dibatasi oleh Pemerintah China.
Pemprov Aceh memantau keadaan mahasiswa di Wuhan melalui telepon. Pemerintah membantu biaya makan dan akan membantu biaya tiket bagi mahasiswa yang hendak kembali ke Aceh.
”Kami mendengar Kemlu akan menjemput WNI di Wuhan. Kami usahakan memulangkan mahasiswa Aceh yang berada di luar Wuhan,” kata Alhudri.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif mengatakan, mahasiswa yang kembali dari China telah diperiksa dan semuanya dinyatakan bebas dari paparan virus baru korona. Petugas mencatat biodata dan riwayat perjalanan mahasiswa tersebut.
”Yang masuk dari China wajib diperiksa. Mahasiswa Aceh semuanya negatif. Namun, mereka berada dalam pengawasan petugas kesehatan,” kata Hanif.
Muhammad Sahuddin, salah seorang mahasiswa asal Aceh yang kuliah di Nanjing, China, tiba di Aceh pada Selasa (28/1/2020) siang. Setelah menjalani pemeriksaan, Sahuddin diizinkan pulang.
Sahuddin mengatakan, dia berusaha cepat keluar dari Nanjing sebelum situasi semakin memburuk. ”Saya lega tiba di tanah kelahiran dalam kondisi sehat, tetapi saya sedih karena masih ada teman-teman yang tertahan di Wuhan,” katanya.
Jarak kota Nanjing dengan Wuhan sejauh 500 kilometer. Namun, ujarnya, kota itu juga tidak luput dari paparan virus baru korona.
Ita Kurniawati, mahasiswa Aceh yang kini berada di Wuhan, dihubungi melalui aplikasi percakapan Whatsapp menuturkan, sejak kota itu memberlakukan karantina, dia dan mahasiswa Indonesia bertahan diri di kamar asrama. Ia berharap dapat segera keluar dari Wuhan.