Pelabuhan Udara Kemayoran dekat dengan pusat pemerintahan Jakarta di Silang Monas, tak jauh dari pusat perdagangan di wilayah Jakarta Kota.
Oleh
·2 menit baca
Pelabuhan Udara Kemayoran merupakan salah satu dari sejumlah bandar udara yang diperhatikan saat itu. Sasarannya, dalam lima tahun pelabuhan-pelabuhan udara itu akan menjalani perbaikan, seperti perbaikan landasan, terminal, telekomunikasi penerbangan, lampu penerang, dan alat bantu pendaratan.
Saat itu Kemayoran merupakan bandar udara yang andal. Kemayoran memiliki dua landas pacu 2.000-an meter, panjang yang relatif bagus untuk standar masa itu. Lokasinya pun strategis.
Pelabuhan Udara Kemayoran dekat dengan pusat pemerintahan Jakarta di Silang Monas, tak jauh dari pusat perdagangan di wilayah Jakarta Kota. Selain itu, Kemayoran ada di sudut Jakarta yang berbatasan dengan kawasan rawa dan persawahan di utara dan timurnya. Namun, kemewahan itu tidak lama.
Pada 1967, Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Ali Sadikin meresmikan proyek Ancol di utara Kemayoran. Proyek itu mengubah rawa dan empang menjadi kawasan wisata yang diberi nama tempat rekreasi Bina Ria Ancol. Itu baru awal (Kompas, 26 Juni 1967). Proyek Ancol mencakup wilayah seluas 552 hektar dan tahun itu pula dimulai pembangunan kawasan permukiman yang ditargetkan mampu menampung 75.000 keluarga (Kompas, 17 Juni 1967).
Pada 1974, daerah rawa-rawa dan persawahan Sunter di timur Kemayoran mulai diproyeksikan sebagai daerah perumahan.
Pada 1974, daerah rawa-rawa dan persawahan Sunter di timur Kemayoran mulai diproyeksikan sebagai daerah perumahan. Kawasan permukiman baru itu menggunakan lahan seluas 320 hektar (Kompas, 25 Mei 1974).
Masih tahun itu pula, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan memutuskan pemerintah membangun kawasan pusat pergudangan di Sunter Timur, menggunakan 100 hektar lahan (Kompas, 8 Oktober 1974). Pada 1985, Pelabuhan Udara Kemayoran pun tutup usia dengan mulai beroperasinya bandara internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten. (YNS)