Michael Edward Glover menjadi pemain kunci NSH Jakarta saat menundukkan Pacific Caesar Surabaya pada seri ketiga IBL di Jakarta. Performa Big Man asal Amerika Serikat itu menyuntikan kepercayaan diri ke dalam tim NSH.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – NSH Jakarta memanfaatkan keunggulan memiliki Big Man asal Amerika Serikat, Michael Edward Glover, dengan optimal. Glover yang berpostur tinggi besar tampil brilian dan mencetak dobel-dobel pada hari pertama seri ketiga IBL 2020 di Mahaka Square, Jakarta Utara, Jumat (31/1/2020).
Statistik memukau dari pemain bertinggi 196 cm dan berbobot 98 kg itu menjadi faktor kunci NSH Jakarta menaklukkan Pacific Caesar Surabaya dengan skor 90-81. Hasil itu pun membuat NSH Jakarta naik ke papan atas klasemen sementara.
Glover benar-benar menjadi bintang lapangan dari tiga laga yang tersaji pada hari pertama seri ketiga IBL 2020 di Jakarta. Dia menjadi pemain yang paling banyak membuat rebound, yakni 21 kali. Dirinya pun menyumbang poin terbanyak, yakni 30 poin.
Dengan keunggulan postur tubuh, Glover sulit dibendung lawan-lawannya. Setiap ada bola rebound langsung disergapnya dengan buas.Bola -bola rebound tersebut membantunya membuat poin. Poin lahir secara langsung maupun lewat tembakan bebas. Rebound Glover pun membuka celah peluang rekannya membuat poin.
Tak pelak, NSH Jakarta berhasil menguasai pertandingan sejak kuarter pertama. Walaupun sempat mendapatkan perlawanan ketat pada kuarter kedua dan ketiga, mereka akhirnya berhasil menaklukan Pacific dengan skor 90-81.
Hasil itu mendongkrak posisi NSH Jakarta di papan klasemen, yakni dari peringkat kelima dengan enam poin menjadi peringkat ketiga dengan delapan poin. Sedangkan Pacific melorot dari peringkat kedua dengan tujuh poin menjadi peringkat keempat dengan delapan poin.
Pelatih NSH Jakarta Antonius Ferry Rinaldo mengatakan, timnya benar-benar terbantu dengan penampilan apik Glover. Perfoma tersebut menutupi permainan yang menurun dari pemain asing lainnya, yakni pemain asal AS Dashaun Najee Wiggins. ”Ini menjadi modal kepercayaan diri untuk menghadapi Indonesia Patriots (pimpinan klasemen sementara) pada Sabtu ini,” ujarnya.
Hangtuah kian terbenam
Walau diperkuat dua pemain asing baru asal AS, yakni Thurron Steven Mallory Jr dan Emilio Dacre Parks, hal itu tidak memberikan banyak kontribusi untuk Amartha Hangtuah. Terbukti, dalam laga melawan Satria Muda Pertamina, mereka takluk 72-81. Itu adalah kekalahan kelima beruntun mereka dalam tiga seri terakhir.
Pelatih Amartha Hangtuah Ferry Prayogo menuturkan, dari dua pemain asing baru itu, hanya Parks yang sudah menyatu dengan permainan tim. Sementara itu, Mallory Jr belum karena baru dua kali mengikuti sesi latihan rutin.
Di sisi lain, pemain Amartha Hangtuah memang kalah mental. Pemain yang sebagian besar kategori yunior itu nyaris tidak mengeluarkan suara untuk berkomunikasi di kuarter satu, dua, dan tiga. Situasi semakin sulit karena mereka kalah ukuran tubuh. Para pemain itu baru berani tampil lepas pada kuarter keempat karena lawan mulai mengendorkan permainan.
Namun, tetap ada sisi positif dari laga tersebut. Persentasi tembakan bebas pemain Amartha Hangtuah meningkat dari rata-rata di bawah 65 persen pada laga-laga sebelumnya menjadi di atas 70 persen pada laga kali ini. ”Kami percaya tim ini masih bisa berkembang. Pemain muda ini hanya perlu meningkatkan kepercataan diri. Di sisi lain, pemain asing diharapkan segera beradaptasi,” ujar Ferry.
Hasil itu membuat Amartha Hangtuah kian terbenam di peringkat ke-10 atau dasar klasemen dengan enam poin. Sedangkan Satria Muda terdongkrak dari peringkat kelima menjadi peringkat kedua dengan delapan poin.
Pelajaran berarti
Pelatih Satria Muda Milos Pejic menyampaikan, hasil itu memberikan pelajaran bahwa tim harus berjuang total hingga kuarter terakhir. Pasalnya, pada laga tersebut, Christian Gunawan dan kawan-kawan cenderung hanya fokus pada tiga kuarter awal. Terbukti, mereka bisa dominan 21-7 pada kuarter pertama, 43-22 pada kuarter kedua, dan 63-41 pada kuarter ketiga.
Memasuki kuarter keempat, Satria Muda justru nyaris tersusul, meskipun akhirnya bisa menang 81-72. ”Kami belajar banyak dari laga ini. Kami harus terus fokus dan total bermain dari kuarter pertama hingga akhir di setiap laga. Kalau lengah, itu bisa berbahaya seperti yang terjadi pada laga kali ini,” tutur Pejic, pelatih asal Serbia tersebut.
Sementara itu, tim yang diisi semua pemain tim nasional, Indonesia Patriots, berhasil menumbangkan Bank BPD DIY Bima Perkasa dengan skor 93-74. Hasil itu membuat Indonesia Patriots kokoh di puncak klasemen dengan 11 poin, sedangkan Bima Perkasa tetahan di peringkat ketujuh dengan tujuh poin.
”Sejauh ini, persaingan antartim tetap kompetitif. Tidak ada tim yang benar-benar dominan. Semua tim sudah pernah menelan kekalahan. Statistik pun membuktikan skor pertandingan bisa lebih ketat, yakni dari rata-rata berselisih 13,3 poin pada musim lalu menjadi sekitar 9,9 poin hingga seri kedua kemarin,” pungkas Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah.