Aktivitas ekonomi warga korban banjir bandang di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, mulai bergerak, meskipun jalan masih terputus, Sabtu (1/2/2020).
Oleh
·2 menit baca
TAPANULI TENGAH, KOMPAS—Aktivitas ekonomi warga korban banjir bandang di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, mulai bergerak, meskipun jalan masih terputus, Sabtu (1/2/2020). Warga berjalan kaki dan mengendarai sepeda motor melalui badan sungai untuk menghindari jalan provinsi yang masih terputus di Desa Sijungkang, Kecamatan Andam Dewi.
Empat dari sembilan titik jalan yang terputus, kemarin, terpantau sudah bisa dilalui secara darurat. Sejumlah alat berat masih terus bekerja untuk membuka jalan yang terputus di lima titik lainnya. Empat titik itu terputus karena timbunan batang pohon dan lumpur hingga setinggi 3 meter. Satu titik lainnya belum bisa dilalui karena badan jalan ambles sepanjang 50 meter.
Warga Desa Sijungkang pun mulai berbelanja di pasar pekan di Kecamatan Barus. Mereka berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor melewati badan sungai untuk menghindari jalan yang ambles atau tertimbun batang pohon dan lumpur. Mereka membeli bahan pokok, seperti beras dan lauk-pauk.
”Persediaan bahan pokok kami sudah habis. Kami harus melintas jalan ini agar bisa berbelanja ke pasar pekan di Barus,” kata Pintauli Manurung (45), warga Sijungkang.
Dua kecamatan yang paling parah adalah Andam Dewi dan Barus.
Banjir bandang sebelumnya menghantam enam kecamatan di Tapanuli Tengah, Selasa (28/1) malam. Dua kecamatan yang paling parah adalah Andam Dewi dan Barus. Enam rumah di Andam Dewi hanyut dan 82 rumah lainnya rusak ringan. Di Barus, lebih dari 700 rumah terendam lumpur banjir bandang. Sembilan orang tewas akibat banjir bandang di dua kecamatan itu.
Di Kecamatan Barus, korban banjir bandang mulai beraktivitas. Dapur umum dan posko pengungsian di Barus pun sudah ditutup. Murid- murid dikerahkan untuk membantu membersihkan sisa lumpur di sekolah.
Korban banjir bandang meminta pemerintah menghentikan pembalakan liar di hulu Sungai Sirahar. Warga sangat resah karena dampak banjir bandang sangat merugikan.
Sementara itu, banjir bandang melanda Kabupaten Jember di Jawa Timur, kemarin. Air bercampur lumpur dan ranting kayu mengalir deras di Sungai Kalijompo, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Jember.
”Saat ini 166 warga yang tinggal di tepi sungai diungsikan ke tempat yang lebih aman untuk mencegah jatuhnya korban jiwa,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo. (NSA/GER)