Kontribusi Ekspor UMKM Indonesia Lebih Rendah Dibandingkan Vietnam
›
Kontribusi Ekspor UMKM...
Iklan
Kontribusi Ekspor UMKM Indonesia Lebih Rendah Dibandingkan Vietnam
Pemerintah pusat dan daerah harus bekerja sama mencari terobosan-terobosan untuk mendorong ekspor usaha mikro, kecil, dan menengah yang saat ini masih rendah.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS — Pemerintah pusat dan daerah harus bekerja sama mencari terobosan-terobosan untuk mendorong ekspor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Hingga saat ini, kontribusi ekspor UMKM di Indonesia masih rendah, termasuk jika dibandingkan dengan Vietnam. Di sisi lain, produk-produk UMKM juga harus bisa mendominasi pasar dalam negeri di tengah serbuan berbagai produk dari luar negeri.
Hal itu disampaikan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki saat pembukaan bulan diskon Solo Great Sale (SGS) 2020, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (2/2/2020). Teten mengatakan, kontribusi ekspor UMKM di Indonesia terhadap ekspor nasional saat ini masih 14,5 persen.
Porsi ekspor UMKM pada 2024 ditargetkan mencapai 30 persen terhadap ekspor nasional.
Porsi kontribusi itu kalah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia, seperti Malaysia yang sudah di atas 20 persen, Vietnam telah menyentuh 17 persen, China 70 persen, Korea Selatan 60 persen, dan Jepang 55 persen. ”Karena itu, pemerintah pusat dan daerah harus bekerja sama mencari terobosan-terobosan bagaimana mendorong UMKM kita go global,” kata Teten.
Teten mengatakan, porsi ekspor UMKM pada 2024 ditargetkan mencapai 30 persen terhadap ekspor nasional atau naik dua kali lipat dari saat ini. Karena itu, kerja sama pemerintah pusat dan daerah sangat penting untuk mendorong ekspor UMKM.
Berdasarkan data Kemenkop dan UKM (2018), jumlah usaha mikro sebanyak 63.350.222 unit atau 98,68 persen dari total unit usaha di Indonesia. Adapun usaha kecil berjumlah 783.132 unit (1,22 persen), usaha menengah 60.702 unit (0,09 persen), dan usaha besar 5.500 unit (0,01 persen), (Kompas, 17/1/2020).
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor Indonesia Januari-Desember 2019 mencapai 167,53 miliar dollar Amerika Serikat. Teten menambahkan, selain mendorong ekspor UMKM, pasar dalam negeri juga harus dijaga agar produk-produk UMKM dapat mendominasi. Pasar dalam negeri kini juga diserbu produk-produk luar negeri.
”Saat ini, kita menghadapi tantangan dengan e-commerce, kita juga punya perjanjian FTA (free trade agreement/perdagangan bebas) dengan negara Asia dan lainnya sehingga pasar kita juga diserbu oleh produk luar,” tuturnya.
Untuk itu, ujar Teten, permintaan pasar terhadap produk-produk UMKM harus diciptakan. Ini bisa dilakukan antara lain dengan memanfaatkan gedung-gedung pemerintah dan BUMN menjadi tempat pemasaran produk UMKM.
Solo Great Sale ini salah satu cara untuk menaikkan permintaan produk-produk UMKM.
Selain itu, menggelar pasar malam atau car free day (hari bebas kendaraan bermotor) yang bisa menampung UMKM, pameran dan promosi produk UMKM, serta kampanye-kampanye untuk menggerakkan masyarakat menggunakan produk UMKM.
Kementerian Koperasi dan UKM juga diminta Presiden Joko Widodo untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah agar di setiap daerah memiliki sentra produksi dan pemasaran UMKM. ”Solo Great Sale ini salah satu cara untuk menaikkan permintaan produk-produk UMKM,” ujar Teten.
Teten mengatakan, dari sisi regulasi, pemerintah akan menerbitkan omnibus law Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja. Undang-undang ini akan mendorong UMKM tumbuh subur berkembang. ”UMKM akan dikecualikan dari kebijakan upah minimum dan lain-lainnya. Artinya, UMKM akan lebih kompetitif daripada usaha besar. Ini akan mendorong kemitraan atau usaha besar melakukan subkontrak dengan koperasi atau UMKM,” katanya.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo berharap penyelenggaraan Solo Great Sale yang digelar selama bulan Februari dapat menggairahkan perekonomian daerah. Nilai transaksi ekonomi selama penyelenggaraan SGS 2020 ditargetkan mencapai Rp 700 miliar. ”Biasanya, capaian transaksi melebihi target,” katanya.
Ketua Umum Panitia SGS 2020 Farid Sunarto mengatakan, penyelenggaraan SGS 2020 merangkul UMKM di Solo, termasuk di antaranya para pedagang pasar tradisional. Selama SGS, tempat-tempat usaha akan memberikan potongan harga hingga 80 persen, antara lain hotel dan restoran, toko pakaian, travel, kuliner, dan furnitur.
Untuk kian mendorong minat masyarakat berbelanja, panitia akan memberikan sejumlah hadiah, dengan hadiah utama satu unit rumah. Caranya, setiap belanja Rp 50.000 dan kelipatannya akan mendapat satu poin kupon yang nantinya akan diundi untuk memenangkan hadiah itu.