Terputus Lima Hari, Jalan Provinsi di Tapanuli Tengah Sudah Bisa Dilalui
›
Terputus Lima Hari, Jalan...
Iklan
Terputus Lima Hari, Jalan Provinsi di Tapanuli Tengah Sudah Bisa Dilalui
Jalan provinsi di Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, sudah bisa dilalui kendaraan secara darurat, Minggu (2/2/2020).
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
TAPANULI TENGAH, KOMPAS — Jalan provinsi di Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, sudah bisa dilalui kendaraan secara darurat, Minggu (2/2/2020). Jalan yang menghubungkan Tapanuli Tengah dengan kabupaten dan kota lainnya itu sempat terputus selama lima hari akibat banjir bandang.
Dari pantauan Kompas, kendaraan pengangkut bahan pokok mulai melintas di jalan itu. Pikap dan sepeda motor dari Tapanuli Tengah, yang berada di pesisir barat tersebut, tampak membawa ikan hasil laut ke Kabupaten Humbang Hasundutan yang berada di dataran tinggi.
Kami sudah bisa membeli bahan pokok ke Barus.
Sementara itu, pikap dari Humbang Hasundutan membawa sayur-sayuran dan hasil pertanian lain. Warga Desa Sijungkat, Kecamatan Andam Dewi, yang sebelumnya terisolasi akibat jalan terputus, kini sudah bisa melintas. ”Kami sudah bisa membeli bahan pokok ke Barus,” kata Suardi Manalu (45), warga Sijungkang.
Banjir bandang menerjang enam kecamatan di Tapanuli Tengah, Selasa (28/1/2020) malam. Dua kecamatan yang paling parah adalah Andam Dewi dan Barus. Ada sekitar 20 titik jalan yang tertimbun longsor, batang kayu, dan jalan ambles di sepanjang 15 kilometer Jalan Barus-Pakkat di Desa Sijungkat. Warga Desa Sijungkat pun sempat terisolasi.
Banjir bandang itu juga membuat enam rumah di Andam Dewi hanyut dan tertimbun longsor serta 82 rusak ringan. Di Barus, lebih dari 700 rumah terendam lumpur banjir bandang. Sembilan orang meninggal akibat banjir bandang di dua kecamatan itu.
Setelah akses jalan sudah bisa dibuka, warga Desa Sijungkang yang sebagian besar adalah petani karet, padi, buah-buahan, dan hasil hutan sudah mulai membeli bahan pokok ke Barus. Sebagian warga masih membersihkan rumah, perabot, dan pakaian yang terendam lumpur. Warga yang rumahnya tertimbun longsor mencari barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
Di Kecamatan Barus, aktivitas masyarakat sudah berjalan normal kembali. Sebagian besar rumah yang sebelumnya terendam lumpur hingga 50 sentimeter sudah dibersihkan.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Agus Haryanto mengatakan, tidak ada lagi warga yang tinggal di posko pengungsian yang sebelumnya sempat dibuat di Barus. Warga sudah tinggal di rumahnya atau kerabatnya. Dapur umum pun sudah ditutup. ”Setelah masa tanggap darurat selesai, kami akan berfokus memulihkan ekonomi masyarakat,” kata Agus.
Agus mengatakan, perekonomian masyarakat di Kecamatan Andam Dewi mayoritas adalah petani. Sebagian besar sawah mereka rusak dihantam banjir bandang. Namun, kebun karet dan buah-buahan tidak banyak yang rusak.
Penghasilan dari karet diharapkan bisa menggerakkan kembali ekonomi masyarakat. ”Pemerintah pun akan memberikan bantuan untuk memperbaiki rumah dan sawah yang rusak,” katanya.
Sementara itu, korban banjir bandang di Barus sebagian besar adalah pedagang, pegawai pemerintahan, dan nelayan. Pemerintah pun akan membantu memulihkan perekonomian mereka. Nurmala Friska Sianturi (65), pedagang pakaian di Barus, mengatakan, semua pakaian dagangannya rusak terendam lumpur. Ia pun berharap pemerintah membantu mereka bangkit kembali.