Usai Diobservasi, Kondisi Kesehatan Warga dari Wuhan Dipantau Dua Pekan
›
Usai Diobservasi, Kondisi...
Iklan
Usai Diobservasi, Kondisi Kesehatan Warga dari Wuhan Dipantau Dua Pekan
Pemerintah Kota Surabaya akan memantau kondisi kesehatan warga Surabaya yang kembali dari Wuhan, China, selama dua pekan. Dokter dari puskesmas akan mendatangi rumah warga secara berkala.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya akan memantau kondisi kesehatan warga Surabaya yang kembali dari Wuhan, China, selama dua pekan. Dokter dari puskesmas akan mendatangi rumah warga secara berkala.
”Dokter akan berkunjung langsung ke rumah lalu memeriksa keadaannya setiap hari selama dua minggu berturut-turut,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita, di Surabaya, Minggu (2/2/2020).
Menurut dia, pemantauan ini dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan warga Surabaya yang tiba dari Wuhan dalam keadaan baik. Meskipun sudah menjalani masa observasi di Natuna, Kepulauan Riau, pemantauan tetap dilakukan untuk meyakinkan kondisi mereka sehat.
Dokter akan berkunjung langsung ke rumah lalu memeriksa keadaannya setiap hari selama dua minggu berturut-turut.
Terkait kekhawatiran penyebaran virus korona antarmanusia, Febria mengingatkan warga untuk tidak panik. Hingga saat ini belum ada kasus virus korona terkonfirmasi di Indonesia, termasuk di Surabaya.
Dia mengingatkan warga untuk selalu menjaga sistem imun tubuh dengan mengonsumsi makanan gizi seimbang. Jika mengalami panas, batuk, dan pilek diharapkan segera berobat.
Sebelumnya, sebanyak 243 warga negara Indonesia telah dievakuasi dari Wuhan menuju Batam dan langsung menjalani observasi di Natuna, Minggu siang. Mereka akan menjalani masa observasi selama 14 hari sebelum diizinkan kembali ke keluarga. Ada dalam rombongan tersebut di antaranya 10 mahasiswa dari Universitas Negeri Surabaya.
Evakuasi ini dilakukan sehari setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status darurat kesehatan dunia akibat penyebaran virus pernapasan akut 2019-nCoV.
Mengutip data Johns Hopkins University’s Centre for Systems Science and Engineering, hingga Minggu siang terdapat 14.587 kasus infeksi telah terkonfirmasi secara global, sebanyak 14.401 kasus terdapat di China. Korban meninggal dunia mencapai 305 orang.
Di luar China, negara dengan kasus infeksi terbanyak adalah Jepang dengan 20 kasus, Thailand 19 kasus, disusul Singapura 18 kasus, Korea Selatan 15 kasus, dan Hong Kong 14 kasus. Negara yang baru mengonfirmasi kasus baru korona adalah Inggris, Rusia, Perancis, Spanyol, dan Swedia. Perancis mengonfirmasi enam kasus positif, salah satunya adalah dokter yang merawat pasien.
Seperti dilaporkan kantor berita AFP, sejumlah negara kini menutup penerbangan dari dan ke China. Setelah Amerika Serikat, Singapura, Jepang, Italia, Mongolia, Australia, dan Vietnam telah menghentikan semua penerbangan dari China.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Surabaya Muhammad Budi Hidayat mengatakan, pihaknya masih melakukan penapisan terhadap kedatangan warga negara asing di Surabaya melalui Bandar Udara Internasional Juanda dan Pelabuhan Tanjung Perak.
Setiap warga negara asing harus melewati alat pemindai suhu tubuh untuk memeriksa potensi penularan virus korona. Jika suhu tubuh mencapai lebih dari 38 derajat celsius, penumpang harus menjalani pemeriksaan kesehatan.
”Jatim sudah menyiapkan tiga rumah sakit rujukan jika ditemukan pasien terinveksi virus korona, yakni di RSUD Soetomo, RSUD Syaiful Anwar, dan RSUD Soedono,” katanya.