Australia Karantina Warganya yang Dievakuasi dari Wuhan di Pulau Terpencil
›
Australia Karantina Warganya...
Iklan
Australia Karantina Warganya yang Dievakuasi dari Wuhan di Pulau Terpencil
Australia mengarantina warganya yang dievakuasi dari kota Wuhan, China, di pusat detensi di pulau terpencil, Pulau Christmas. Pulau ini berjarak sekitar 1.500 kilometer dari daratan Australia.
Oleh
HARRY BHASKARA (DARI BRISBANE, AUSTRALIA) & MH SAMSUL HADI
·3 menit baca
BRISBANE, KOMPAS — Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengungkapkan, 243 warga Australia, termasuk yang menjadi pemukim tetap, dievakuasi dari Wuhan, Senin (3/2/2020), dengan pesawat carter. Mereka akan dikarantina di pusat detensi di pulau terpencil, Pulau Christmas.
”Kami memprioritaskan warga Australia yang rentan dan bertempat tinggal terpisah, terlihat dari kenyataan bahwa 89 warga Australia dalam penerbangan (evakuasi) itu berusia di bawah usia 16 tahun dan 5 orang berusia di bawah 2 tahun,” kata Payne kepada wartawan di Canberra.
Pulau Christmas, tempat karantina, berlokasi di tengah Samudra Hindia, berjarak sekitar 1.500 kilometer dari daratan Australia. Pulau itu sebelumnya menjadi tempat detensi para pencari suaka.
Seluruh penumpang dan awak penerbangan evakuasi itu mengenakan masker dan cairan pembersih tangan. Selama penerbangan, para awak pesawat diminta tetap berada di dek atas. CEO Qantas Alan Joyce mengatakan, pesawat itu dilengkapi fasilitas penyaring udara kesehatan, yang menghilangkan 99 partikel-partikel, termasuk virus.
”(Dengan alat) ini, jauh lebih bersih daripada di restoran, di kantor,” ujar Joyce.
Qantas Airways semula dijadwalkan bertolak dari Wuhan, Minggu malam, tetapi tertunda karena otoritas China memeriksa suhu tubuh warga yang akan dievakuasi. Menurut rencana, pesawat tersebut akan mendarat di sebuah pangkalan udara di Australia Barat. Dari tempat ini, warga akan dipindahkan dengan pesawat militer ke Pulau Christmas untuk menjalani karantina.
Pekan lalu, terdata 600 warga Australia di wilayah Hubei, pusat penyebaran virus korona baru di China. Payne mengatakan, Pemerintah Australia akan mempertimbangkan evakuasi berikutnya jika diperlukan.
Larangan imigrasi
Mulai Sabtu (1/2/2020), Australia mengumumkan larangan selama dua minggu bagi orang asing yang datang ataupun transit di China mulai Sabtu (1/2/2020). Warga negara Australia, pemegang visa izin tinggal menetap, dan anggota keluarga inti dikecualikan dari larangan tersebut. Namun, mereka diminta mengisolasi diri selama 14 hari sejak tanggal keberangkatan mereka dari China.
Departemen Luar Negeri Australia sudah meningkatkan nasihat perjalanan menjadi ”jangan pergi” ke China.
Sejak virus korona tipe baru merebak di Wuhan, China, Desember lalu, sudah lebih dari 17.200 orang terjangkiti di seluruh dunia. Departemen Luar Negeri Australia sudah meningkatkan nasihat perjalanan menjadi ”jangan pergi” ke China.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, warga negara Australia dan pemegang visa izin tinggal menetap yang masih berada di Wuhan dan sudah meminta kepada pemerintah untuk dievakuasi akan dipulangkan dengan pesawat Qantas Senin ini. Namun, mereka yang suhu badannya mencapai 37,3 derajat celsius akan diminta mencari pelayanan kesehatan di Wuhan.
Sudah 12 orang teridentifikasi terjangkit virus korona di Australia, termasuk kasus keempat di Negara Bagian Victoria dan dua kasus di Negara Bagian South Australia yang dikonfirmasi, Sabtu (1/2/2020).
Sudah 12 orang teridentifikasi terjangkit virus korona di Australia.
Morrison mengatakan, komisioner perbatasan (border force) sudah diberi wewenang untuk mengambil keputusan, khusus bagi orang yang tiba pada Minggu pagi (2/2/2020), apakah diizinkan masuk atau tidak. ”Mereka (border force) berpendapat ancaman langsung masih pada tingkat yang rendah, tetapi kita perlu mengatur segalanya secepat mungkin,” kata Morrison, seperti dikutip Sydney Morning Herald.
Pemerintah Australia sudah menyiapkan 500.000 masker dan termometer di bandara-bandara. Qantas mengumumkan bahwa semua penerbangan dari China akan dihentikan mulai 9 Februari sampai 29 Maret.
Amerika Serikat juga telah menyatakan tertutup bagi orang asing yang tiba dari China mulai Minggu (2/2/2020). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan status darurat kesehatan global terkait penyebaran virus korona baru. Namun, WHO tidak merekomendasikan pembatasan perdagangan ataupun pergerakan manusia karena akan berdampak buruk bagi pertukaran informasi, suplai obat-obatan, dan ekonomi.
Menjawab kritikan tentang keputusannya mengirim warga negara Australia ke Pulau Christmas yang dievakuasi dari Wuhan untuk diisolasi selama dua minggu, Morrison mengatakan, rakyat Australia juga ingin agar pemerintah mengambil sikap yang sangat berhati-hati. (REUTERS)