Juventus menikmati berkah dari kian tajamnya Cristiano Ronaldo. Striker 34 tahun itu memborong dua gol sekaligus meraih status “legendaris” saat Juve melumat Fiorentina 3-0 di Liga Italia,
Oleh
YULVIANUS HARJONO
·3 menit baca
TURIN, MINGGU – Juventus merespon kekalahan dari Napoli 1-2 di Liga Italia pekan lalu dengan melumat Fiorentina 3-0 di Turin, Minggu (2/2/2020) malam. Istimewanya, dua gol di laga itu disumbangkan Cristiano Ronaldo, penyerang Juve yang sempat berdarah menjelang laga itu.
Sejumlah pendukung Juve di Stadion Allianz Turin menunjukkan wajah cemas ketika menyaksikan Ronaldo melakukan pemanasan menjelang duel kontra rival bebuyutan tim itu, Fiorentina, kemarin. Kaus kaki kanan Ronaldo—yang berwarna putih—terlihat sedikit gelap akibat rembesan darah. Namun, pemain berjuluk “CR7” itu tetap tampil, bahkan sejak menit pertama.
Ronaldo bahkan tetap berlari lincah dan memborong dua gol yang dicetak dari penalti di laga itu. Berkat tambahan dua gol itu, Ronaldo tercatat sebagai penyerang Juve terkonsisten di Liga Italia dalam 15 tahun terakhir ini. Ia tidak pernah absen mencetak gol di sembilan laga liga secara beruntun. Sepanjang 2020, Ronaldo telah mengemas sepuluh gol di enam laga.
Berkat torehannya itu, Ronaldo kini bisa disebut sebagai salah satu legenda di Juve. David Trezeguet, mantan striker Juve, tercatat sebagai satu-satunya pemain lainnya di klub itu yang pernah mengukir gol di sembilan laga Liga Italia beruntun, yaitu pada 2005 silam. Bedanya, raihan itu diukir Trezeguet pada musim kelimanya di Juve dan usia produktif, yaitu 28 tahun.
Adapun Ronaldo mengukirnya di musim keduanya dan usia 34 tahun di klub berjuluk “Si Nyonya Besar” itu. Meskipun tidak lagi muda, Ronaldo belum menunjukkan tanda-tanda penurunan performa. Total golnya di Liga Italia musim ini kini mencapai 19 gol. Hanya Ciro Immobile, striker Lazio, yang mendulang gol lebih banyak darinya, yaitu 24 gol.
Pada laga itu, Juve tampak lebih bertenaga dan agresif ketimbang duel sebelumnya, yaitu saat dibekap Napoli di Naples, 1-2, pekan lalu. Mereka konsisten menekan hingga akhir laga itu sehingga berbuah gol ketiga yang dicetak bek tengah Matthijs de Ligt di menit injury time 90+1. Selain itu, pertahanan mereka lebih solid. Untuk kali pertama dalam empat laga, gawang mereka tidak kebobolan.
Juve kini kokoh di puncak klasemen Liga Italia dengan keunggulan enam poin dari Inter Milan, rivalnya yang bertamu ke markas Udinese pada Senin dini hari WIB. Meskipun demikian, laga itu diwarnai kontroversi, salah satunya gol kedua Juve. Wasit Fabrizio Pasqua memberikan penalti kedua untuk tim tuan rumah karena menilai bek Fiorentina, Federico Ceccherini, menyikut pemain Juve, Rodrigo Betancur, di dekat gawang.
Keputusan wasit membuat berang Presiden Fiorentina Rocco Commisso. Ia menilai, tindakan Ceccherini bukan sikutan, melainkan kontak tubuh ringan, yang semestinya tidak diganjar penalti. “Saya jijik. Penalti pertama benar, tapi tidak dengan yang kedua. Wasit tidak boleh menentukan laga,” tuturnya dikutip Football-Italia.
Pernyataan Commisso itu ditanggapi dengan tidak kalah sinisnya oleh Wakil Presiden Juventus Pavel Nedved. “Sudah saatnya orang-orang berhenti mencari alibi ketika dikalahkan Juve. Kami memenangi laga karena tampil baik,” ungkapnya kemudian.
Cecherini diketahui tidak hanya sekali ini mengomentari putusan wasit yang dianggap merugikan timnya. Ia sebelumnya juga mengeluhkan keputusan wasit saat Fiorentina ditahan Inter Milan dan Genoa. Fiorentina kini menempati peringkat ke-14, yaitu empat posisi di atas zona degradasi.