Cuaca buruk akibat hujan yang mengguyur seluruh wilayah Kota Manado sejak Senin (3/2/2020) pagi menyebabkan delapan jadwal pendaratan dan enam jadwal keberangkatan pesawat di Bandara Sam Ratulangi terganggu.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Cuaca buruk akibat hujan yang mengguyur seluruh wilayah Kota Manado, Sulawesi Utara, sejak Senin (3/2/2020) pagi menyebabkan delapan jadwal pendaratan dan enam jadwal keberangkatan pesawat di Bandara Sam Ratulangi terganggu. Hujan diperkirakan masih berlangsung hingga Selasa (4/2/2020) tetapi dengan intensitas yang lebih rendah.
Delapan penerbangan tujuan Manado yang terdampak cuaca buruk itu membawa penumpang dari Jakarta, Makassar, Tobelo, Surabaya, Balikpapan, Denpasar, dan Davao (Filipina). Semuanya dijadwalkan mendarat antara pukul 13.48 dan pukul 15.35 Wita.
Dua penerbangan dari Jakarta dan Denpasar kemudian dialihkan ke Makassar, sementara pesawat lainnya mendarat di Ambon, Ternate, dan Gorontalo. Empat maskapai yang jadwalnya terdampak adalah Lion Air, Batik Air, Wings Air, dan Garuda Indonesia.
Dari Manado, enam penerbangan yang dijadwalkan lepas landas antara pukul 12.50 dan pukul 16.15 juga ditunda. Sedianya keenam pesawat itu akan membawa penumpang ke Ternate, Jakarta, Makassar, dan Balikpapan.
Anggota Staf Komunikasi Bandara Sam Ratulangi, Chyntia Eliza, mengonfirmasi, cuaca buruk mengganggu 14 dari total 68 penerbangan dari dan ke Manado. Beberapa penundaan disebabkan pesawat yang akan mengangkut penumpang dari Manado belum dialihkan ke kota lain. Namun, belum ada penerbangan terjadwal yang dibatalkan.
Chyntia menambahkan, semua penundaan merupakan keputusan pilot setiap maskapai, bukan instruksi AirNav Indonesia dalam bentuk notice to airmen. Pesawat dapat melanjutkan penerbangan ke Manado ketika cuaca sudah dipastikan membaik.
Kepala Seksi Informasi dan Observasi Stasiun Meteorologi Manado Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Charizh Kainama mengatakan, hujan lebat disebabkan awan yang meliputi seluruh wilayah Sulut. Menurut dia, Januari dan Februari semestinya menjadi puncak musim hujan.
”Namun, ketiadaan hujan sepanjang Januari menyebabkan penumpukan energi. Hujan sehari penuh ini adalah bentuk pelepasan energi itu,” kata Charizh.
Cuaca Manado diperkirakan masih berawan diiringi hujan dan petir. Namun, kata Charizh, hujan diperkirakan tidak akan bertahan sampai sehari penuh. Cuaca ini diperkirakan akan berlangsug melampaui pukul 19.10.
Sementara itu, General Manager AirNav Indonesia di Bandara Sam Ratulangi Danan Suseno mengatakan, hujan yang turun seharian, sekalipun tidak deras, membuat jarak pandang jadi terbatas. Untuk mendarat, dibutuhkan jarak pandang minimal 2.400 meter. ”Saat ini jarak pandang hanya 1.500 meter,” katanya.
Setidaknya, 30 menit sebelum mendarat, pilot telah dapat mengambil keputusan terkait pendaratan.
Danan mengatakan, Bandara Sam Ratulangi telah memiliki instrument landing system (ILS), yaitu sinyal radio akurat yang memandu pilot untuk mendarat dari ketinggian tertentu. Namun, risiko menjadi lebih besar jika pilot tidak bisa melihat landasan.
”Pilot bisa saja holding (berputar di atas area pendaratan) sampai cuaca dinyatakan bagus untuk mendarat. Namun, bahan bakar pesawat terbatas sehingga pilot bisa mengambil keputusan untuk divert (mengalihkan pendaratan ke bandara lain) saja,” kata Danan.
Informasi cuaca dan jarak pandang dari BMKG biasanya telah diterima pilot lewat sistem automatic terminal information system (Altis). Setidaknya, 30 menit sebelum mendarat, pilot telah dapat mengambil keputusan terkait pendaratan.