Kesalehan Gus Sholah Tak Pernah Lelah Merajut Kebangsaan
›
Kesalehan Gus Sholah Tak...
Iklan
Kesalehan Gus Sholah Tak Pernah Lelah Merajut Kebangsaan
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah (77) mewariskan semangat dan pesan bagi Indonesia untuk senantiasa bersatu dan menjaga keutuhan bangsa.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
JOMBANG, KOMPAS —Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah (77) mewarisi semangat dan pesan bagi Indonesia untuk senantiasa bersatu dan menjaga keutuhan bangsa. Semasa hidupnya, almarhum tidak pernah letih memperjuangkan semangat itu.
Gus Sholah dimakamkan di kompleks makam Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin (3/2/2020). Prosesi pemakaman berakhir selepas pukul 15.00. Sebelumnya, jenazah dibawa menggunakan pesawat terbang dari rumah duka di Jakarta, dan tiba di Tebuireng pukul 13.05.
Dari pihak keluarganya, hadir mengantar kepergian Gus Sholah adalah istrinya, Farida, dan anak sulungnya, Irfan Asy’ari Sudirman Wahid atau Gus Ipang. Selain itu, ada juga adik-adik Gus Sholah, yakni Umar Wahid dan Lily Chodidjah Wahid.
Kalangan pejabat tinggi negara dan organisasi kemasyarakat turut hadir. Mereka adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Machfud MD, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Selain itu, ada juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang juga mantan Gubernur Jatim Soekarwo, dan mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Mewakili keluarga, wakil pengasuh Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin mengatakan, almarhum Gus Sholah semasa hidup adalah sosok yang ikhlas berjuang untuk keutuhan bangsa. Selain itu, Tebuireng dikembangkan dengan begitu luar biasa.
”Tidak ada capek-capeknya beliau berjuang untuk bangsa dan Tebuireng. Kami memohon segala kesalahan almarhum semasa hidup dimaafkan. Ikhlaskan kepergian almarhum yang selama hidup saleh dan tekun beragama, juga mengembangkan pengetahuan,” kata Gus Kikin.
Haedar mengatakan, Gus Sholah adalah sosok perajut keutuhan yang tak kenal lelah. Gus Sholah, mantan Wakil Ketua Komisi Hak Asasi Manusia, itu selalu silaturahmi dengan tokoh-tokoh agama, politik, dan budaya untuk menjaga persatuan dan kesatuan.
”Gus Sholah selalu mampu memberi solusi untuk segala persoalan bangsanya dan diterima di seluruh kelompok,” kata Haedar. Gus Sholah selalu menekankan keutuhan dalam keragaman, demokrasi, serta sikap egaliter dalam kata dan tindakan.
Gus Mus, mewakili PBNU, bersaksi, Gus Sholah adalah sosok yang saleh dan ikhlas berjuang terus merajut kebangsaan. ”Sampai detik terakhir hidupnya, almarhum selalu mendambakan dan mengupayakan keutuhan bangsa dan negara,” ujar Gus Mus yang kemudian menutup prosesi pemakaman dengan memimpin doa.
Dalam sambutan mewakili sahabat, Mahfud MD mengatakan, Gus Sholah begitu cemas ketika melihat potensi keterbelahan bangsa saat kontestasi pemilu dan Pilpres 2019. Untuk itu, Gus Sholah berjuang amat keras dengan gigih menjalin silaturahmi agar kontestasi politik tak berdampak buruk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sementara itu, Khofifah mengatakan, ada sejumlah harapan dan impian Gus Sholah terhadap perkembangan Tebuireng. Pertama, pesantren ini tetap berkembang meski di Nusantara sudah berdiri cabang-cabangnya. Kedua, rumah sakit yang sedang didirikan Tebuireng didorong agar menjadi modern dan setara dengan penyedia layanan kesehatan unggul lainnya. Ketiga, Gus Sholah sedang memperjuangkan kehadiran Bank Syariah Tebuireng.
”Gus Sholah tak pernah lelah untuk berjuang dan berkembang demi bangsa dan negara,” ujar Khofifah.