Proses adaptasi yang dilakukan juara dunia Moto2, Alex Marquez, pada pra-musim debutnya di MotoGP semakin baik. Adik juara dunia Marc Marquez ini memperbaiki catatan waktu di Sirkuit Sepang.
Oleh
Agung Setyahadi
·4 menit baca
SEPANG, SENIN — Pebalap debutan MotoGP, Alex Marquez, memperbaiki catatan waktunya pada hari kedua tes shakedown di Sirkuit Sepang, Malaysia, Senin (3/2/2020). Bahkan, adik juara dunia MotoGP, Marc Marquez, itu sempat berada di daftar teratas catatan waktu dengan 2 menit 00,270 detik. Hasil ini menjadi awal yang bagus bagi Alex untuk beradaptasi dengan mesin Honda RC213V 2020 yang diklaim lebih bertenaga dengan sejumlah pembenahan dari versi 2019 untuk memudahkan manuver di tikungan.
Pada tes shakedown hari pertama, Minggu (2/2/2020), Alex mencatatkan waktu terbaik 2 menit 01,317 detik, tertinggal 0,682 detik dari pebalap penguji KTM Dani Pedrosa yang memuncaki catatan waktu. Pada hari kedua, Alex memperbaiki catatan waktu satu putarannya hingga menjadi yang tercepat pada pukul 11.00 waktu Sepang.
Sejak akhir musim lalu, Alex sudah dua kali menjalani uji coba dengan motor RC213V generasi 2019 di Valencia dan Jerez, Spanyol. Juara dunia Moto2 itu sempat terjatuh di Valencia, yang menurut Marc, karena belum mengenal karakter motor MotoGP yang jauh lebih bertenaga dibandingkan Moto2, serta ban Michelin yang licin saat masih dingin.
Setelah kecelakaan itu, Alex menjalani adaptasi setahap demi setahap dengan motor edisi 2019. Dia menyelesaikan 79 lap pada hari kedua tes di Valencia dan mendapat gambaran lebih baik terkait RC213V yang terkenal sulit dikendalikan.
Pada tes di Jerez, Alex semakin nyaman dengan motornya dan berada di posisi ke-17, dengan selisih 1,404 detik dari kakaknya yang menjadi pebalap tercepat.
Saya perlu terus seperti ini, semakin baik dan mencari limit untuk mengetahui apa yang saya perlukan untuk lebih baik lagi.
Proses adaptasi itu berlanjut di Sepang, pekan ini. Sebagai pebalap rookie, dia boleh mengikuti tes yang awalnya hanya untuk pebalap penguji dan pebalap utama di tim yang mendapat konsesi untuk mengatasi ketertinggalan teknologi dengan tim-tim lain.
Setelah sempat menjadi yang tercepat, posisi Alex Marquez kembali diungguli Pedrosa. Pada pukul 13.17 waktu setempat, Pedrosa kembali mencatatkan waktu tercepat pada hari kedua, dengan catatan di bawah 2 menit, yaitu 1 menit 59,841 detik.
Mantan pebalap Repsol Honda itu mengungguli pebalap utama KTM, Pol Espargaro, yang juga mencatatkan waktu di bawah 2 menit. Espargaro pada hari kedua menggunakan transponder sehingga diketahui waktunya selisih 00,131 detik dari Pedrosa. Adapun Alex di posisi ketiga terpaut 0,429 detik dari Pedrosa. Posisi keempat ditempati pebalap KTM, Miguel Oliveira, yang memacu motor RS16.
Pengujian Ducati
Pebalap penguji Ducati, Michele Pierro, yang menggunakan Desmosedici GP20 berada di urutan kelima dengan waktu 2 menit 00,695 detik. Catatan ini lebih lambat dari hari pertama, dengan waktu terbaiknya 2 menit 00,642 detik. Penampilan Pierro ini dipantau langsung oleh bos Ducati Racing, Luigi ”Gigi” Dall’Igna. Gigi merasa puas dengan kinerja Pierro.
”Pebalap penguji tidak harus mencapai waktu (tercepat), tetapi mereka harus melakukan tugas lain. Dalam hal ini, menurut saya, Michele adalah yang terbaik yang bisa dikompromikan. Dia tahu bagaimana menjaga margin selain tetap cepat, jadi saya puas dengan pekerjaan yang dia lakukan, saya tidak menginginkan pebalap penguji selain dia,” ujarnya dikutip GPOne, Minggu.
Pada tes shakedown di Sepang, 2-4 Februari, Ducati menguji sejumlah pengembangan dan perbaikan dari Desmosedici GP19. Area pembenahan utama adalah perangkat aerodinamika, perubahan sasis, serta kemampuan mesin. Para pakar aerodinamika Ducati menguji sejumlah desain fairing di tengah ketatnya peraturan. ”Kami juga melakukan pengujian aerodinamika, tetapi tidak banyak berbeda dibandingkan yang dipakai pada akhir musim lalu,” kata Gigi.
Tugas utama Pierro pada tes kali ini, lanjut Gigi, adalah mencoba sasis dan aerodinamika sebelum dipakai para pebalap utama. ”Dengan Michele, kami sedang dalam tahap pemilihan, untuk sasis dan aerodinamika, dan kami juga membandingkan mesin,” kata mantan bos Aprilia Racing itu.
Terkait dengan kemampuan mesin, pebalap Ducati Andrea Dovizioso menginginkan motor yang lebih kencang. Itu karena pada 2019 motor Honda yang dipacu Marc Marquez bisa lebih kencang. ”Tahun lalu, Marc menang karena dia lebih cepat. Strategi tidak berpengaruh ketika Anda lebih lambat dalam 19 seri balapan, Anda tidak bisa mengalahkan dia,” kata Dovizioso saat peluncuran tim di Bologna, Italia, seperti dikutip Cycle World.
Musim ini, Dovizioso yang menggunakan moto baru ”Undaunted” menegaskan dirinya belum menyerah untuk mengalahkan Marc Marquez dalam perburuan juara dunia MotoGP. Dia telah mempelajari cara mengalahkan juara dunia enam kali MotoGP itu, tetapi yang paling utama adalah koreksi diri. Dovizioso menegaskan, dirinya kini berlatih lebih keras agar bisa membalap lebih kencang, juga memperbaiki reaksi start dan perburuan posisi start saat kualifikasi. Dia mengaku sering kali gagal meraih posisi start yang bagus, padahal secara teknis dia bisa melakukan itu. Itulah mengapa dia sangat termotivasi musim ini.
”Tidak ada yang tidak bisa dikalahkan, termasuk Marc,” kata Dovizioso yang tiga musim terakhir selalu menjadi runner-up.