.Pencalonan Mohammed Allawi menjadi perdana menteri memunculkan kekhawatiran baru terjadi bentrokan antara demonstran dan pengikut Muqtada al-Sadr.
Oleh
·2 menit baca
Pencalonan Mohammed Allawi menjadi perdana menteri memunculkan kekhawatiran baru terjadi bentrokan antara demonstran dan pengikut Muqtada al-Sadr.
Para demonstran anti-pemerintah yang berdemo di Lapangan Merdeka, Baghdad, menolak penunjukan Allawi yang dipilih oleh penguasa sekarang. Mereka menginginkan perdana menteri dari kelompok independen dan pelaksanaan pemilihan awal serta meminta pertanggungjawaban mereka yang telah membunuh sedikitnya 500 pengunjuk rasa.
Mereka mengusung foto Allawi yang diberi tanda silang dan berteriak, ”Allawi keluar!” ”Allawi dibawa oleh kriminal yang sama, kelas korup yang membawa kita ke tempat kita sekarang,” kata seorang demonstran.
Presiden Irak Barham Salih mengajukan Allawi setelah mengadakan pembicaraan dengan tokoh dari semua kelompok di Irak. Hal itu dilakukan Salih setelah berminggu-minggu parlemen Irak tidak segera menunjuk pengganti Adel Abdul-Mahdi yang sudah mengundurkan diri 30 November 2019. Namun, penunjukan ini masih harus mendapat persetujuan dari parlemen.
Namun, penolakan ini memunculkan kekhawatiran baru, yaitu bentrokan antara demonstran dan pengikut ulama populer Syiah, Muqtada al-Sadr. Para demonstran menyatakan, pengikut Al-Sadr telah menyerang mereka di Lapangan Merdeka. Dalam sebuah kesempatan, Al-Sadr mengatakan, ”Penunjukan Allawi sesuai keinginan rakyat.”
Pembunuhan Mayjen Qassem Soleimani nyaris membawa Irak ke jurang perang.
Selain harus menyelesaikan unjuk rasa yang telah berlangsung sejak Oktober 2019, jika disetujui parlemen, Allawi juga harus mengendalikan persaingan antara Teheran dan Washington. Pembunuhan Mayjen Qassem Soleimani nyaris membawa Irak ke jurang perang.
Allawi (65) menjabat Menteri Komunikasi di bawah pemerintahan mantan Perdana Menteri Nouri al-Maliki pada 2006 dan 2010. Ia mengundurkan diri dengan menuduh Al-Maliki ”campur tangan politik” di kementeriannya. ”Anda memprotes tanah air Anda. Jika saya tidak dapat memenuhi tuntutan Anda, saya tidak layak untuk posisi ini,” tulis Allawi di Twitter menyinggung demonstran.
Perwakilan Khusus PBB untuk Irak Jeanine Hennis-Plasschaert menyambut penunjukan Allawi. ”Irak harus segera bergerak maju. Penunjukan perdana menteri menghadapi tugas yang monumental: pembentukan kabinet yang cepat dan konfirmasi parlemen untuk terus maju dengan reformasi yang berarti untuk memenuhi tuntutan rakyat, memberikan keadilan dan akuntabilitas,” katanya.
Penolakan oleh demonstran dan kekhawatiran bentrokan demonstran dengan pengikut Al-Sadr kian memberatkan kerja Allawi. Membiarkan kosong kursi perdana menteri juga tidak baik buat masa depan Irak. Sudah tepat, Presiden menunjuk calon perdana menteri dari hasil kompromi meskipun tak dapat memuaskan semua pihak. Keinginan Hennis-Plasschaert adalah impian seluruh manusia yang ingin melihat kemajuan di Irak.