Partai-partai di AS secara rutin menggelar konvensi atau penetapan calon presiden yang akan diusung di pemilu.
Oleh
Kris Mada
·5 menit baca
Dimulai dari Iowa, berakhir di Kepulauan Virgin, para pengurus dan kader partai mulai menentukan bakal calon yang akan didukung dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020. Para bakal calon presiden telah membelanjakan lebih dari 700 juta dollar AS demi dukungan itu.
Partai-partai di AS secara rutin menggelar konvensi atau penetapan calon presiden yang akan diusung di pemilu. Pilihan para pemilik suara atau delegasi di konvensi ditentukan lewat rangkaian kaukus dan pemilihan internal partai ditingkat negara bagian yang dimulai dari Iowa, 3 Februari 2020. Di AS, kaukus partai mirip seperti musyarawah daerah yang dimulai dari wilayah setingkat kecamatan hingga ke negara bagian. Sementara pemilu internal atau primary dilaksanakan sebagaimana lazimnya pemungutan suara dalam pemilu.
Kaukus di Iowa penting karena menjadi yang pertama. Hasil belanja kampanye—setara hampir Rp 10 triliun dari Januari 2017 sampai Desember 2019—diuji di Iowa. Para pemilih AS akan melihat siapa yang didukung dari negara bagian yang hanya punya 41 dari total 4.765 delegasi Demokrat atau 40 dari total 2.472 delegasi Republikan itu.
Kegagalan di Iowa akan menyulitkan perebutan dukungan delegasi dari negara bagian lain. Untuk bisa meraih rekomendasi, bakal calon presiden harus diusung sekurangnya 1.991 delegasi di konvensi Demokrat dan 1.237 delegasi di konvensi Republikan Jimmy Carter, George W Bush, dan Barack Obama adalah para Presiden AS yang memulai kemenangan mereka dengan keunggulan di Iowa. Bahkan, Carter membuat Iowa penting bagi jagat politik AS. Kemenangan di Iowa membuat Carter berubah dari calon tidak dikenal dengan kas kampanye yang tipis menjadi pemenang pilpres AS 1976.
Begitu pentingnya Iowa para bakal capres Demokrat, seperti diberitakan Washington Post, menghabiskan total 70 juta dollar AS untuk berkampanye di sana. Tim sukses biasa sampai senator dan anggota DPR AS menemui kader partai masingmasing di Iowa. Hasilnya, berdasarkan jajak pendapat Monmouth University, 23 persen kader Demokrat Iowa condong mendukung Joe Biden.
Sementara Bernie Sanders, yang menghabiskan 96 juta dollar AS pada 2017-2019, didukung 21 persen kader Demokrat Iowa. Pemilih senior dan moderat menyokong Biden, sedangkan pemilih muda dan liberal mendukung Sanders.
Penyokong Biden di Iowa, Alladin Dafalla, menyebut banyak rekan di kampusnya mendukung Sanders. Sebab, senator dari Vermont itu menawarkan program belanja pendidikan yang lebih menarik ketimbang Biden. Walakin, Biden berpeluang disokong pemilih mengambang. ”Saya tidak yakin Sanders dan Warren (senator Elizabeth Warren) bisa mendapat dukungan seperti itu,” ujarnya kepada CNN.
Bersama Pete Buttigieg, tiga politisi itu merajai jajak pendapat sekaligus penggalangan dan belanja dana kampanye. Mereka mengumpulkan sumbangan hampir 281 juta dollar AS dan membelanjakan 221 juta dollar AS pada 2017-2019.
Belanja mereka hanya kalah dari Donald Trump, Michael Bloomberg, dan Tom Steyer. Para konglomerat itu menghabiskan 478,7 juta dollar AS. Bahkan, Bloomberg membelanjakan hampir 200 juta dollar AS hanya dalam November-Desember 2019. Sebab, ia baru mengumumkan akan mencalonkan diri sebagai bakal capres Demokrat pada November 2019.
Dukungan
Dengan belanja ratusan juta dollar AS, sejauh ini Biden stabil paling unggul. Sejumlah jajak pendapat menempatkan dia di peringkat pertama di antara para bakal capres Demokrat. Mantan Wakil Presiden AS ini juga sudah mengamankan potensi dukungan dari 65 delegasi yang terdiri dari gubernur, senator, anggota DPR, dan pengurus Demokrat. Sementara Sanders baru mendapat potensi dukungan dari 21 delegasi.
Fakta itu pernah dipakai Biden berseloroh soal skandal Ukraina. Skandal itu terjadi kala Presiden AS Donald Trump meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyelidiki Joe Biden dan anaknya, Hunter Biden. Zelenksy juga diminta mengumumkan penyelidikan itu. Untuk mendorong Zelensky memenuhi permintaan itu, Trump diduga menahan pencairan bantuan militer senilai 391 juta dollar AS dari Washington untuk Kiev.
Hal itu memicu penyelidikan yang berujung dakwaan pemakzulan terhadap Trump. Pekan ini, Senat AS akan menggelar pemungutan suara untuk menentukan Trump dibebaskan atau tidak berdasarkan dakwaan yang diajukan DPR AS itu. Sekurangnya 67 dari seluruh 100 senator AS harus mendukung apa pun keputusan yang akan diambil untuk Trump.
Pembebasan oleh Senat akan menjadi senjata penting bagi Trump dan Demokrat pada tahun pemilu ini. Trump bisa memanfaatkan pembebasan untuk memperkuat dukungan. Sementara Demokrat bisa memanfaatkannya untuk menyatakan Republikan menutupi kesalahan Trump walau buktinya melimpah. Apalagi, sejumlah jajak pendapat menunjukkan sekurangnya 52 persen pemilih ingin Trump diberhentikan setelah skandal Ukraina ini.
Sebelum memengaruhi pemilih di pemilu, pemakzulan akan terlebih dulu memengaruhi penentuan capres di partai. Pemungutan suara di Senat digelar di tengah proses kaukus Iowa. Proses di Senat itu juga digelar hampir sebulan sebelum Super Tuesday, yakni kaukus atau primary yang diselenggarakan serentak di sejumlah negara bagian.
Pada 2020, ada 14 negara bagian dengan total 1.345 suara di Demokrat dan 862 suara di Republikan menyelenggarakan Super Tuesday. Negara bagian dengan delegasi besar, seperti California, Texas, dan Carolina Utara, menyelenggarakan penentuan dukungan delegasi pada 3 Maret 2020. Negara bagian kecil, seperti Vermont dan Maine, juga memilih tanggal itu.
Perubahan jadwal di negara bagian pemilik 417 delegasi Demokrat dan 172 delegasi Republikan itu amat berdampak. Biasanya, penentuan delegasi di negara bagian yang membawahkan Hollywood, San Francisco, hingga Los Angeles itu diselenggarakan mendekati akhir masa kaukus dan pemungutan suara internal partai.
”Biasanya kami sangat terlambat di jadwal pemungutan suara internal sehingga bakal calon sudah bisa ditentukan saat orang California baru akan memberi suara. Dengan memajukan (jadwal), kami berharap benar-benar ikut terlibat dalam penentuan bakal calon,” kata Sekretaris Daerah California, Alex Padilla.