Dengan ukuran tubuh yang cenderung kecil dan pendek, tetapi punya kelebihan kecepatan, Indonesia dinilai memiliki potensi besar untuk berprestasi di nomor pertandingan basket 3x3.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Dengan ukuran tubuh yang cenderung kecil dan pendek, tetapi punya kelebihan kecepatan, Indonesia dinilai memiliki potensi besar untuk berprestasi di nomor pertandingan basket 3x3. Untuk mengembangkan hal itu, Indonesia patut memiliki liga basket 3x3 nasional guna menjaga kesinambungan pembinaan.
Tim basket 3x3 Indonesia punya rentetan prestasi cukup menjanjikan ketimbang basket 5x5. Paling tidak, tim putra Indonesia pernah meraih juara pada seri Kejuaraan Dunia 2013 di Jepang dan semifinalis pada seri Kejuaraan Dunia 2014 di Filipina. Mereka pun pernah duduk di peringkat ketujuh pada Grand Final Kejuaraan Dunia 2014 di Jepang. Terakhir, timnas putra berhasil meraih perak SEA Games 2019 Filipina.
Sementara itu, tim putri Indonesia meraih juara pada Kejuaraan Asia 3x3 U-18 2018 di Malaysia. Mereka pun duduk di peringkat keenam Kejuaraan Dunia 3x3 U-18 di Mongolia. Tim putri pun berada di peringkat 20 besar dunia sehingga berhak ikut kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 di India pada Maret ini.
Pemain timnas 3x3 Indonesia pada SEA Games 2019 Oki Wira Sanjaya di Jakarta, Senin (2/2/2020), mengatakan, basket 3x3 ini berbeda dengan 5x5. Basket 3x3 sangat mengutamakan kekompakan, kecepatan, dan kegesitan. Sebab, permainan hanya 10 menit dan waktu menembak hanya 12 detik.
Sedangkan, basket 5x5 sangat mengandalkan fisik, antara lain tinggi badan. ”Karena ukuran tubuh lebih kecil tetapi cenderung gesit, Indonesia sebenarnya punya potensi besar untuk unggul di basket 3x3. Kalau pembinaan lebih fokus, Indonesia bisa berbicara banyak (berprestasi) pada nomor tersebut,” ujar Oki.
Kepala Bidang Pembinaan Basket 3x3 Perbasi 2015-2019 Anthony Gunawan menyampaikan, saat ini, kendala utama perkembangan basket 3x3 nasional adalah belum adanya liga khusus. Sejauh ini, pemain merupakan pinjaman atau berasal dari tim 5x5. Jadi, mereka tidak fokus untuk bermain di 3x3. Bahkan, tidak jarang, timnas rebutan pemain yang bisa bermain untuk 5x5 dan 3x3.
”Menjawab masalah ini, Indonesia harus segera membentuk liga khusus 3x3 yang profesional. Dengan begitu, tim akan melakukan pembinaan secara profesional. Pemain pun akan tertarik fokus bermain di nomor pertandingan tersebut,” kata mantan pelatih timnas 3x3 Indonesia itu.
Segera gulirkan liga
Ketua Umum PB Perbasi Danny Kosasih mengutarakan, dalam waktu dekat, dirinya akan segera membentuk badan khusus basket 3x3. Kehadiran badan itu diharapkan bisa memfasilitasi pembentukan liga basket 3x3 nasional.
Untuk merintis liga 3x3 nasional, Perbasi bekerja sama dengan Liga Basket 3x3 Exe Premier dari Jepang untuk menggelar liga serupa di Indonesia. Kehadiran liga basket 3x3 terbesar di Asia ini diharapkan menjadi perintis jalan untuk penyelenggaraan liga basket 3x3 nasional.
Menurut Danny, jika sudah ada kompetisi berkelanjutan, pihak terkait pasti tidak segan untuk membentuk tim profesional. Kalau ada tim profesional, pemain jadi punya pilihan mau fokus berkarier di basket 5x5 atau 3x3.
Ketua Badan Timnas Basket 3x3 Perbasi Rama Datau menyampaikan, dalam Liga 3x3 Exe Premier ini, mereka akan membuka slot untuk 11 tim profesional dan satu daerah. Tim yang akan mengikuti sebagian tim IBL dan sebagian non-IBL. Sedangkan tim daerah, akan ada kualifikasi di empat daerah antara Juni/Juli ini, antara lain yang sudah konfirmasi adalah Bandung, Jawa Barat. ”Ini juga untuk menumbuhkan geliat daerah dalam pembinaan basket 3x3,” kata Rama.
Rama berharap dalam tiga tahun ini sudah ada liga basket 3x3 nasional. Hal itu penting untuk persiapan Indonesia menuju Olimpiade Paris 2024.
”Secara realistis, Indonesia belum siap untuk lolos dari kualifikasi Olimpiade 2020. Tapi, kalau dipersiapkan lebih matang dan panjang, antara lain dengan ada liga profesional, kami optimistis Indonesia bisa lolos Olimpiade 2024, terutama dari kategori putri,” pungkasnya.
Menurut Rama, pihaknya juga sedang berusaha memantau pemain terbaik dari kejuaraan basket 5x5 putri Piala Srikandi 2020 yang sedang bergulir. Pemain-pemain terbaik akan dipinjam dari tim masing-masing untuk mengikuti pelatnas timnas 3x3 putri selama 1,5 bulan guna menjalani kualifikasi Olimpiade 2020.
”Meminjam pemain itu juga tidak mudah. Sebab, tim juga punya kepentingan sendiri. Di sisi lain, banyak pemain pun hanya fokus pada basket 5x5,” ujarnya.
Secara realitis, kata Rama, dirinya tidak memiliki target besar pada tim sekarang. Berkaca pada SEA Games 2019, timnas putri gagal meraih medali. Selain itu, timnas berada satu grup dengan tim-tim terbaik dunia, yakni Amerika Serikat, Perancis, Jerman, dan Uruguay.
“Lagi pula, kami juga tidak menyangka lolos kualifikasi Olimpiade 2020. Itu karena timnas putri ternyata masuk peringkat 20 besar dunia,” katanya.
Menurut Rama, dirinya yakin timnas putri maupun putra bisa berbicara lebih banyak untuk menuju Olimpiade Paris 2024. Khusus di putri, Indonesia memiliki pemain yunior atau berusia di bawah 18 tahun yang punya rekam prestasi menjanjikan di kelompok usianya. Sekitar tiga tahun ke depan, mereka diyakini bisa lebih berkembang secara mental dan kemampuan serta lebih siap bersaing ke Olimpiade.